Bisakah Indonesia damaikan Iran dan Arab Saudi?

Santi Dewi

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Bisakah Indonesia damaikan Iran dan Arab Saudi?

EPA

Indonesia dianggap tidak memiliki pengaruh kuat di Timur Tengah. Tetapi, jika sukses membuat Iran-Saudi berunding, kredibilitas Indonesia akan naik.

JAKARTA, Indonesia – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada sore kemarin akhirnya berangkat ke Tehran, Iran untuk membawa satu misi yakni mencoba menjadi penengah bagi konflik dua negara besar di kawasan Timur Tengah. Kepastian jadwal berangkatnya Retno ke Timur Tengah terungkap usai surat yang ditulis oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo rampung pada Selasa, 12 Januari.

Langkah ini merupakan tindak lanjut pernyataan Jokowi yang menyebut akan mengirim utusan khusus ke Iran dan Arab Saudi. Menurut Jokowi, dengan mengirim utusan khusus sudah menunjukkan Indonesia serius berniat untuk menjadi penengah kedua negara tersebut.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu memang tidak secara gamblang menyebut tugas Retno ke Timur Tengah untuk menjadi mediator. Demikian juga dengan Retno. Berulang kali ditanya, mantan Duta Besar Indonesia di Belanda itu menjawab niatnya ke Timur Tengah untuk membantu.

“Kami hanya membantu, itu istilah saya,” ujar Retno yang ditemui di Taman Ismail Marzuki akhir pekan lalu.

Retno juga menjelaskan negara mana pun yang dikunjungi lebih dulu, tidak mencerminkan keberpihakan Indonesia terhadap negara tersebut. Hal itu hanya karena masalah kecocokan waktu.

“Semuanya terkait dengan waktu untuk diterima Raja Saudi atau Presiden Iran. Sekali lagi Indonesia adalah negara yang netral dan kami bersahabat dengan dua negara itu. Siapa pun yang akan kami kunjungi itu karena kecocokan waktu dan tidak ada pretensi apa pun,” kata Retno sebelum dia berangkat ke Timur Tengah di kantor Kementerian Luar Negeri, pada Selasa, 12 Januari.

Sebagai utusan khusus, Retno memiliki dua tugas. Pertama, menyerahkan surat yang ditulis Jokowi kepada Presiden Iran dan Raja Saudi dan kedua, berkomunikasi dengan Menlu kedua negara agar mereka mau diajak berdialog.

Indonesia tak berpengaruh di Timur Tengah

Namun, kini yang jadi pertanyaan apakah kedua negara siap untuk diajak duduk bersama dan menurunkan ketegangan?

Menurut pengajar kajian wilayah Timur Tengah dan Islam dari Universitas Indonesia, Mohammad Riza Widyarsa, kedua negara tidak akan duduk bersama dalam waktu dekat. Dari pantauannya, ketegangan di antara Iran dan Arab Saudi belum menurun.

“Malah kini negara-negara yang tergabung dalam Liga Negara Arab ikut-ikutan menyudutkan Iran. Belum lagi Saudi secara resmi telah memutus rute penerbangan mereka ke Iran,” ujar Riza yang dihubungi Rappler pada Jumat, 8 Januari.

Riza menjelaskan situasi ini cukup gawat, karena biasanya negara yang memutuskan hubungan diplomatik, tidak akan mengurangi hubungan di bidang ekonomi.

Warga Iran di Tehran berdemonstrasi dan memprotes Pemerintah Arab Saudi yang mengeksekusi Ulama Syiah, Nimr al-Nimr. Foto oleh Abedin Taherkenareh/EPA

Dia mengatakan jika Indonesia ingin menjadi mediator, maka Retno harus menawarkan alasan yang tepat bagi kedua negara untuk rujuk. Jika perlu, Riza menjelaskan, Indonesia bisa menggandeng negara-negara lain yang juga memiliki pengaruh bagi kedua negara tersebut.

“Indonesia bisa mengajak Amerika Serikat dan Rusia untuk berkonsolidasi. Sebab, perundingan seperti ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Pemerintah juga bisa mengajak negara lain yang dianggap memiliki hubungan baik dengan kedua negara itu seperti Prancis,” papar Riza.

Riza menjelaskan Prancis memiliki hubungan ekonomi yang kuat dengan Iran. Prancis membeli minyak dari Iran, namun di sisi lain, mereka juga bergabung dengan koalisi militer bentukan Saudi untuk menggempur Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Kendati begitu, Riza tidak terlalu yakin Indonesia bisa mengajak Iran dan Saudi untuk duduk bersama. Sebab, Indonesia tidak memiliki pengaruh yang cukup kuat di kawasan Timur Tengah walaupun mempunyai penduduk muslim terbanyak di dunia.

“Indonesia tidak memiliki investasi besar di Timur Tengah yang bisa dijadikan daya tawar,” ujar pria yang juga bekerja di Koperasi Riset Purusha.

Namun, Riza juga tidak menutup kemungkinan bisa saja Indonesia berhasil, walaupun tantangan yang dihadapi tidak mudah.

Nothing to lose

Misi yang diemban Retno sebagai utusan khusus Presiden memang tidak mudah. Tetapi, menurut Riza, tidak ada ruginya bagi Indonesia untuk mencoba. Sebab, jika berhasil, malah bisa menaikan kredibilitas Indonesia di kawasan Timur Tengah.

“Kalau Indonesia ingin dilihat sebagai negara Muslim paling besar di dunia, maka ini saatnya untuk menunjukkan solidaritas. Di saat ada dua negara Muslim yang tengah bertikai, maka kita wajib untuk mendamaikan. Belum lagi jika ini berhasil, maka pengaruh Indonesia akan naik. Tetapi, kalau pun gagal, it’s nothing to lose,” papar Riza.

Pendapat serupa juga diutarakan pengamat Timur Tengah dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hamdan Basyar. Menurutnya, dari sisi politik, jika Indonesia tidak memanfaatkan kesempatan menjadi mediator malah mubazir.

“Baik Iran dan Arab Saudi memiliki hubungan yang baik dengan Indonesia. Indonesia bisa berperan dengan mengatur pertemuan-pertemuan yang lebih konkrit untuk memulihkan hubungan diplomatik,” ujar Hamdan ketika dihubungi Rappler pada Senin, 12 Januari.

Hamdan mengaku tak khawatir ketegangan dua negara bisa menyebabkan perang. Sebab, Menteri Luar Negeri Saudi, Adel al-Jubeir, telah memastikan tak akan melakukan perang terbuka dengan Iran.

Di sisi lain, Hamdan khawatir ketegangan dua negara bisa meluas ke bidang lain jika tak segera didamaikan. Iran dan Saudi sama-sama produsen minyak besar dengan cadangan ratusan miliar barel.

“Jika ketegangan tidak berakhir sekarang, maka bisa memunculkan spekulasi harga minyak. Oleh sebab itu, Indonesia harus menyebarkan pesan untuk menahan diri dalam rangka solidaritas Islam,” kata dia. – Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!