SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia – Kementerian Luar Negeri memastikan tidak ada warga Indonesia yang menjadi korban aksi bom bunuh diri di Lapangan Sultanahmet di Istanbul, Turki. Menurut keterangan resmi Pemerintah Turki, 10 korban tewas akibat ledakan bom berasal dari Jerman.
Sementara, 15 korban luka berasal dari beberapa negara seperti Jerman, Norwegia dan Peru.
“Tidak terdapat WNI yang menjadi korban pada kejadian tersebut,” ujar Kemlu dalam pernyataan tertulis yang diterima pada Rabu malam, 13 Januari.
Pemerintah Indonesia turut mengutuk peristiwa peledakan yang terjadi pada Selasa, 12 Januari dan menewaskan puluhan warga sipil. Wilayah Sultanahmet yang dijadikan lokasi bom bunuh diri merupakan wilayah wisata dan terletak di pusat kota Istanbul.
“Sekali lagi Pemerintah Indonesia mengimbau agar seluruh WNI yang berada di Turki untuk berhati-hati dan menghindari pusat keramaian serta bagi yang akan bepergian untuk memperhatikan perkembangan situasi,” ujar Kemlu.
Menyamar sebagai pengungsi
Pelaku bom bunuh diri diketahui bernama Nabil Fadli. Sidik jari Fadli terekam dalam data Departemen Imigrasi Turki.
Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu mengatakan pria berusia 27 tahun itu masuk ke Turki dari Suriah dan mengaku sebagai pengungsi. Oleh sebab itu, namanya tidak masuk ke dalam daftar pemantauan intelijen yang dimiliki Turki. Setelah ditelusuri, Fadli juga merupakan anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan masuk ke Turki pada 5 Januari.
“Orang ini bukan termasuk ke dalam individu yang masuk dalam pemantauan kami. Dia masuk ke Turki dengan cara legal sebagai seorang pengungsi, layaknya seseorang yang membutuhkan tempat untuk mengungsi,” ujar Davutoglu saat menggelar jumpa pers dan dikutip kantor berita Reuters.
Dia juga memuji seorang pemandu wisata Turki yang tengah mendampingi sekelompok turis asal Jerman. Menurut laporan harian Hurriyet, pemandu wisata itu berteriak “lari” usai melihat pelaku berdiri di antara turis dan menarik detonator. Mendengar teriakan itu, beberapa turis berhasil menyelamatkan diri.
Menteri Dalam Negeri Jerman, Thomas de Maiziere yang berkunjung ke Istanbul mengatakan tidak ada indikasi warganya sengaja dijadikan sasaran aksi terorisme. Dia juga tidak melihat adanya alasan bagi warganya membatalkan rencana berkunjung ke Turki.
“Jika para teroris bertujuan untuk menganggu, menghancurkan atau membahayakan kerjasama antara mitra, maka mereka justru tidak mencapai itu. Hubungan Jerman dengan Turki justru bertambah erat,” ujar de Maiziere yang mengatakan tidak ada kaitannya dengan peran Jerman dalam peperangan melawan terorisme. – Rappler.com
BACA JUGA:
- Turki tangkap WNI diduga bergabung ISIS
- Jenazah imigran balita di pantai Turki kejutkan Eropa
- Polisi Thailand: Pelaku bom Bangkok warga negara Turki
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.