Liga Inggris: Lawan Liverpool, Manchester United dalam misi jaga harga diri

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Liga Inggris: Lawan Liverpool, Manchester United dalam misi jaga harga diri
Sementara Liverpool belakangan selalu perkasa saat berhadapan dengan klub besar. Akankah kali ini juga demikian?

JAKARTA, Indonesia — Kegembiraan itu belum lama berlalu. Baru tiga bulan yang lalu, seisi Old Trafford, markas Manchester United, larut dalam suka cita.

Fans United tidak hanya bergembira karena kemenangan atas rival klasiknya, Liverpool, dengan skor telak 3-1. Tapi juga kehadiran pangeran baru: Anthony Martial.

Striker Perancis yang masih 20 tahun itu menjalani debut impian setiap pemain. Mencetak gol tepat di penampilan pertamanya. Debutnya semakin sempurna karena gol itu diceploskan ke gawang musuh abadi Setan Merah.

Fans jawara 20 kali Liga Primer itu pun semakin percaya diri. Mereka yakin Martial adalah pengganti yang tepat untuk striker Wayne Rooney. Kepercayaan kepada manajer Louis van Gaal dan tim pun semakin meningkat. Musim baru ini bakal berbeda bagi United.

Tapi, waktu mengubah banyak hal. Liverpool yang saat itu masih ditangani Brendan Rodgers berganti manajer. Penggantinya adalah juru taktik asal Jerman, Juergen Klopp.

Liverpool memang tidak langsung melompat ke papan atas. Rata-rata raihan poin mereka per pertandingan juga masih lebih baik di era Rodgers (1,5 poin di era Rodgers dan 1,46 poin di era Klopp). Namun, fans dan tim yakin bahwa mereka berada di jalur yang tepat. Mereka percaya kepada Klopp.

Sebaliknya, waktu juga yang membuat kepercayaan para fans United terus menurun. Van Gaal dikecam karena permainan tim jadi membosankan. Hanya mengendalikan permainan tapi jarang mencetak gol dan bahkan jarang menang.

Mereka belum bisa kembali ke posisi empat besar sejak lima pekan yang lalu. Jumlah gol mereka pun kalah dengan tim-tim di bawahnya seperti Chelsea, Everton, bahkan Southampton. Puncaknya, United mencatatkan rekor terburuk sepanjang masa. Meraih poin terendah dalam sejarah klub dengan hanya 34 angka sepanjang 21 laga.

Sebaliknya, Liverpool sudah menjelma menjadi pembunuh raksasa. Tidak ada satu pun tim di empat besar klasemen sementara Liga Primer yang berhasil mengalahkan mereka.

Klub berjuluk The Reds itu mengalahkan Leicester City 1-0, Manchester City 4-1, imbang tanpa gol melawan Tottenham Hotspur, dan kembali meraih hasil seri dalam laga epik melawan Arsenal yang berakhir 3-3, pada 14 Januari lalu.

Pertandingan melawan Arsenal juga menjadi bukti bahwa Liverpool selalu lebih perkasa setiap kali melawan tim-tim besar. Mereka tinggal menyempurnakannya dengan mengalahkan United pada Minggu, 17 Januari, pukul 21:05 WIB, di Anfield Stadium.

Badai cedera di kedua kubu

Hambatan bagi tim tuan rumah adalah daftar cedera yang masih panjang. Nama-nama yang absen di laga melawan Arsenal belum berkurang. Duo bek Dejan Lovren dan Martin Skrtel belum bisa diturunkan. Begitu juga Daniel Sturridge dan Philippe Coutinho.

Namun, seharusnya situasi itu tidak jadi masalah bagi Klopp. Dengan komposisi pemain seadanya, mereka sempat membuat Arsenal ketar-ketir dengan unggul 1-0 dan 2-1 sebelum akhirnya pertandingan berakhir 3-3.

Pertandingan tersebut juga menunjukkan kesuksesan penerapan sistem gegenpressing. Dua dari tiga gol Liverpool datang dari pressing yang ketat di daerah lawan. Selain itu, lini tengah Arsenal tidak berkutik dengan agresivitas Jordan Henderson dan kawan-kawan dalam merebut bola.

Arsenal yang biasanya dominan dalam penguasaan bola pun terpaksa harus lebih banyak bertahan dan mengandalkan serangan balik. Klopp memuji setinggi langit para pemainnya. Meski pertandingan berakhir seri, penampilan tim sangat luar biasa. Mereka bertarung hingga menit terakhir.

“Yang saya sukai adalah permainan yang penuh pertarungan. Saya tidak suka sepak bola yang terlalu tenang. Di Jerman, kami menyebutnya bermain seperti ‘Inggris’: tampil di bawah hujan, lapangan tergenang air, skor berakhir 5-5, semua wajah pemain penuh lumpur,” kata Klopp seperti dikutip Guardian

Klopp bisa kembali memainkan formasi melawan Arsenal. Roberto Firmino mengisi posisi penyerang utama diapit duo winger Adam Lallana di kiri dan James Milner di kanan. Joe Allen bisa dipasang sejak menit pertama bersama kapten Jordan Henderson dan Emre Can.

Duet bek tengah Mamadou Sakho dan Kolo Toure bisa kembali dipasang. Alberto Moreno tetap menjadi pilihan terbaik di posisi bek kiri—meski saat melawan Arsenal pemain Spanyol itu kerap membuang peluang.

Situasi yang sama juga dihadapi United. Dua gelandang bertahan mereka, Michael Carrick dan Bastian Schweinsteiger, masih cedera. Pilihan terbaik Van Gaal adalah kembali memasang Morgan Schneiderlin dan Marouane Fellaini meskipun kombinasi keduanya kerap tidak meyakinkan.

Tak banyak perubahan untuk paket lini depan United. Rooney kemungkinan bakal kembali menjadi striker setelah dalam tiga laga berturut-turut dia mencetak gol.

Bomber Inggris itu akan ditopang Ander Herrera di belakangnya dengan Juan Mata sebagai winger kanan dan Anthony Martial sebagai winger kiri.

Liverpool ingin dekati empat besar

Dengan situasi di internal Liverpool lebih baik dibanding United, ini adalah yang tepat bagi mereka untuk meraih mendekat ke empat besar. Apalagi, selisih angka kedua tim tidak terpaut jauh. Hanya berselisih 3 poin dengan United mengoleksi 34 angka.

Selain itu, pertandingan juga digelar di kandang Liverpool. Bersama Klopp, klub berjuluk The Kop itu hanya sekali kalah di kandang, yakni dari Crystal Palace dengan skor 1-2.

Sebaliknya, United konsisten tak pernah menang dalam empat laga tandangnya di Liga Primer. Kemenangan terakhir mereka di luar Old Trafford adalah saat bertandang ke Vicarage Road Stadium, kandang Watford, dengan skor 2-1 pada November lalu.

Karena itu, Van Gaal meminta anak asuhnya untuk menjaga satu-satunya yang bisa diharapkan dari mereka saat ini: kebanggaan mereka sebagai pemain United. Jangan sampai mereka kalah melawan seteru lamanya.

“Gairah untuk bermain di laga ini sangat besar,” katanya seperti dikutip BBC

Jika United kalah, posisi Van Gaal bakal semakin dalam bahaya. Bahkan, sejumlah fans mulai melihat ini adalah pertandingan terbesar bagi United musim ini. Selain sebagai ajang bentrok dengan rival lama, laga ini juga untuk membuktikan apakah Van Gaal masih pantas duduk sebagai manajer.

Namun Van Gaal rupanya punya pemikiran yang berbeda.

“Ah, itu kan menurut fans. Saya tidak melihatnya demikian,” jawab Van Gaal. —Rappler.com 

BACA: 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!