SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Lebih dari 40 kepala negara dan pemerintahan, termasuk dari negara-negara G-20, juga sekitar 2.500 pemimpin dunia bisnis, akan bergabung dalam pertemuan tahunan World Economic Forum (WEF) 2016 di Davos, Swiss, pada 20-23 Januari mendatang.
Tema yang diangkat untuk Forum Ekonomi Dunia tahun ini adalah “Mastering the Fourth Industrial Revolution” atau “Menguasai Revolusi Industri Keempat”.
Apa yang dimaksud dengan revolusi industri keempat ini? Kami mendiskusikannya dengan ekonom Universitas Indonesia, Fithra Faisal.
“Sebelumnya sudah pernah terjadi revolusi industri pertama hingga ketiga kalau kita lihat sejarah,” kata Fithra kepada Rappler, Selasa, 19 Januari.
“Yang pertama ditandai dengan penemuan mesin uap. Lalu yang kedua ditandai penemuan listrik oleh Thomas Alfa Edison. Sedangkan yang ketiga adalah yang melibatkan ICT (Teknologi Informasi dan Komunikasi),” ujarnya.
Sedangkan yang keempat, yang menjadi topik utama dalam WEF tahun ini, “ditandai dengan pengembangan dari ICT untuk memudahkan orang dalam beraktivitas.
“Pakar menyebut revolusi keempat ini mengarah ke disruptive innovation yang merusak tatanan lama yang sudah ada dan melahirkan berbagai model bisnis baru,” ungkap Fithra.
Secara khusus di Tanah Air, ia menyebut lahirnya bisnis seperti Go-Jek sebagai representasi mulai munculnya gelombang revolusi industri keempat.
Forum WEF 2016 akan mengangkat diskusi tentang bagaimana proses tersebut memengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat dunia hari ini mulai pendidikan, kesehatan, mobilitas, hingga layanan finansial. — Rappler.com
BACA JUGA:
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.