SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan bahwa komunikasi di era digital sangat penting.
“Terutama untuk generasi masa depan. Mereka harus tahu bagaimana dunia perdagangan dan produksi yang praktis. Misalnya, bagaimana sepatu dibuat,” kata Tom dalam sesi diskui bertajuk “The Future of Global Trade” di acara Forum Ekonomi Dunia (WEF) akhir pekan lalu di Davos, Swiss.
Tom menjadi panelis utama bersama dengan Komisioner Perdagangan Uni Eropa Cecillia Malmstrom, Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Robert Azevedo, CEO UPS, dan CEO Moller-Maerks. Sesi ini membahas perubahan arus rantai pasokan (supply chain) perdagangan dunia dan dampak perkembangan teknologi digital pada perdagangan global.
Tom memanfaatkan kesempatan berbicara dalam forum ini untuk menjelaskan bahwa secara kebijakan ekonomi Indonesia beralih dari retorika proteksionisme ke ekonomi yang lebih terkait dengan dunia.
Dalam wawancara dengan Rappler setelah diangkat menjadi Menteri Perdagangan, Tom menyebut istilah KITE, kemudahan impor untuk tujuan ekspor.
Ini menjawab tudingan Indonesia mengarah ke proteksionisme.
Sebagai mantan bankir investasi, dalam forum tahunan pembuat keputusan ekonomi itu, Tom juga menggarisbawahi apa yang terjadi di Tiongkok saat ini, pelambatan ekonomi dan beberapa kali anjlok-nya indeks saham.
“Dunia saat ini bereaksi berlebihan terhadap apa yang terjadi di Tiongkok. Mereka (Tiongkok) tengah mengalami transisi, tetapi ini transisi yang sehat. Baik bagi Tiongkok, baik pula untuk dunia,” ujar Tom menjawab pertanyaan moderator diskusi, Deputi Editor Wall Street Journal Rebecca Blumenstein.
Menurut Tom, internasionalisasi mata uang Tiongkok, renminbi, penting untuk mendorong sehatnya ekonomi Tiongkok.
Dana Moneter Internasional (IMF) tahun lalu sepakat memasukan mata uang renminbi dalam kumpulan mata uang yang digunakan dalam special drawing rights, mata uang cadangan IMF. Saat ini hanya dolar Amerika Serikat, euro, yen Jepang, dan poundsterling Inggris yang menjadi bagian dari kelompok ini.
Tiongkok adalah ekonomi terbesar kedua di dunia, setelah AS.
Tema WEF ke-46 tahun ini adalah “Mastering the Fourth Industrial Revolution”. Dibahas juga isu krusial seperti perubahan iklim, isu keamanan, serta situasi pertumbuhan ekonomi dan harga komoditi saat ini.
5 juta lapangan kerja akan hilang, digantikan teknologi digital
WEF membahas beragam konsekuensi dari revolusi industri keempat, siapa yang memetik manfaat, dan siapa yang dirugikan.
Dokumen awal tahun ini, misalnya, mencantumkan pada 2020, sekitar 5 juta lapangan pekerjaan akan hilang, akibat revolusi teknologi digital.
Efek dari revolusi digital juga dibahas, terutama dalam skala global. Dengan segala manfaatnya, media sosial misalnya, juga memudahkan bagi organisasi teroris seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) untuk menyebarkan pesan penuh kebencian, juga merekrut pengikut gerakan radikal.
“Perusahaan teknologi seperti kami melakukan upaya mencegah hal ini. Tetapi setiap kali Anda menutup suatu komunikasi, akan muncul lainnya,” kata COO Facebook Sheryl Sandberg.
Pesan utama dari WEF Davos yang berlangsung selama empat hari itu disampaikan oleh Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau.
“Kita menginginkan teknologi, bukan karena kilaunya. Kita menginginkan teknologi, menciptakannya, dan mendukungnya, karena perannya dalam memperbaiki kehidupan manusia,” kata Trudeau.
Benarkah demikian? —Rappler.com
BACA JUGA:
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.