#PHVote

6 hal dari Mark Zuckerberg yang dapat dicontoh

Ricky Setiawan

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

6 hal dari Mark Zuckerberg yang dapat dicontoh

EPA

'Jangan cintai uang, tapi cintai apa yang dilakukan'

Siapa tidak kenal Mark Zuckerberg? Pendiri Facebook dan salah satu miliuner termuda di dunia ini memang seorang yang sangat inspiratif. Langkah-langkah dan keputusannya sering kali tak terduga. Meski banyak mendapat tantangan besar, ia tetap maju, bahkan melaju lebih cepat dari sebelumnya.

Kisah hidupnya pernah dibahas dalam film The Social Network yang tayang pada 2010 lalu. Namun ternyata ada banyak kisah lain dari Mark Zuckerberg yang dapat menjadi inspirasi untuk kita. Yuk, disimak.

Buatlah sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang

Facebook bukan hanya situs yang menarik buat dikunjungi. Situs ini yang berguna untuk menghubungkan kita dengan orang-orang terkasih yang jaraknya jauh, bahkan menjadi tempat mendapatkan jodoh.

Memang sejak awal Mark menciptakan Facebook untuk menjadi sebuah situs yang berguna untuk semua orang, bukan sebagai tempat mencari uang.

“Kita membuat jasa layanan bukan untuk mencari uang, tapi kita menghasilkan uang untuk menyediakan jasa layanan yang berguna,” kata Zuckerberg.

Untuk bisa sukses seperti Mark, buatlah sesuatu yang bermanfaat dan dipakai orang banyak setiap hari, kemudian buatlah itu menjadi unik. Dari sana uang akan mengikuti.

Mulai dari hal-hal kecil dan mudah dilakukan

Sebelum adanya Facebook, Zuckerberg menciptakan sebuah situs bernama CourseMatch. Aplikasi ini digunakan mahasiswa untuk mencari teman berdasarkan kelas (course) yang ia ambil. Profil mahasiswa tersebut ditampilkan sehingga mahasiswa dapat dengan mudah saling mengenal. CourseMatch ternyata sangat digemari dan dengan cepat menjadi populer.

Dari CourseMatch, ia terinspirasi menciptakan Facemash. Berbeda dengan CourseMatch, Facemash menampilkan foto dua orang mahasiswi Harvard. Penggunanya kemudian membandingkan mana di antara dua mahasiswi tersebut yang lebih cantik dengan memberikan vote. Hasil voting kemudian dijumlahkan dan ditampilkan. Pengguna juga bisa mengakses profil mahasiswi yang namanya tertulis di sana.

Dalam waktu beberapa hari, Facemash menjadi populer. Namun kala itu, Zuckerberg mendapatkan profil para mahasiswi dengan cara yang tidak legal, yaitu dengan meretas basis data Harvard. Akibatnya Harvard menutup paksa situs tersebut.

Dari CourseMatch dan Facemash, Zuckerberg belajar bahwa sebuah website yang memuat informasi pribadi dibutuhkan oleh banyak orang. Ia pun segera menciptakan situs yang merupakan gabungan CourseMatch dan Facemash, dengan beberapa fitur tambahan, yang kemudian ia beri nama The Facebook.

Jangan cintai uang, tapi cintai apa yang dilakukan

Sebelum seperti sekarang, Facebook sudah banyak diminati perusahaan-perusahaan besar yang berniat mengakuisisinya. Pada 2007, misalnya, Zuckerberg pernah diberikan penawaran miliaran dolar AS dari Terry Semel, CEO Yahoo!, agar mau menjadi bagian dari perusahaan itu.

Meski hampir seluruh pemimpin Facebook menyatakan kesetujuan, Zuckerberg menolaknya.

“Ini bukan masalah uang,” begitu kata Zuckerberg.

Ia memilih untuk mengejar visi dan mimpinya, dibanding menjual mimpi tersebut ke pihak lain. Untuk mengejar mimpi itu, ia rela menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer untuk menulis kode dan membuat fitur baru.

“Rahasia kesuksesan Facebook adalah karena kami bekerja dengan sangat keras. Kedengarannya membosankan, ya? Karena memang yang kami lakukan hanyalah duduk selama 6 tahun dan menulis kode,” ujarnya.

Terbuka pada perubahan tanpa melupakan tujuan awal

Facebook bisa tumbuh karena sifat Zuckerberg yang fleksibel dan terbuka terhadap perubahan. Ia menerima masukan serta permintaan dari penggunanya dan terkadang menambahkan fitur baru untuk menangkap sebuah peluang bisnis.

Namun, Zuckerberg tidak melupakan tujuan awalnya. Sejak menciptakan Facebook di kamar asramanya, ia menetapkan bahwa Facebook bisa diakses semua orang tanpa perlu membayar. Serta, fokus pada misi menghubungkan seseorang ke orang lain yang dicintainya. Meski dalam prosesnya terjadi banyak perubahan, Facebook akan selalu gratis dan akan tetap berfungsi sebagai media sosial.

Jangan kehilangan fokus saat berhadapan dengan rintangan

Dalam perjalanannya, Facebook menghadapi tantangan berat. Seperti misalnya tiga kali tuntutan hukum yang dihadapi Zuckerberg, termasuk dari Winklevoss bersaudara yang menuduh Zuckerberg mencontek ide Facebook dari mereka. Namun, itu tidak membuat Zuckerberg mundur dan kehilangan fokus. Ia tetap bertahan melanjutkan misinya untuk menjadikan Facebook media sosial terbesar di dunia.

Zuckerberg pernah mem-posting kata mantra di Facebooknya: “stay focused and keep shipping”. Dibanding berkutat pada hal-hal yang dapat membebani pikiran, Zuckerberg memilih untuk terus berjalan dan fokus pada penciptaan fitur-fitur baru.

Bergerak cepat dan hilangkan rasa takut

Zuckerberg percaya kegagalan adalah suatu hal yang lumrah. Menurutnya, kegagalan terbesar adalah ketika kita memutuskan untuk tidak memulai sesuatu. Dengan kata lain, lebih baik memulai sesuatu dan gagal, dibandingkan berdiam diri tidak melakukan apa-apa.

Facebook pun mengalami banyak kegagalan dalam perjalanannya. Misalnya fitur Facebook Beacon yang mencatat daftar belanjaan yang dibeli secara online oleh penggunanya, kemudian meneruskannya ke pengiklan. Meski terlihat bagus di atas kertas, fitur ini menuai kecaman dari pengguna yang tidak setuju catatan belanjanya disebarkan ke pihak ketiga.

Namun, sama seperti kasus CourseMatch dan Facemash, Zuckerberg dan Facebook tidak mundur dari kegagalan ini. Kode yang menjadi dasar Facebook Beacon kemudian dimodifikasi dan diubah menjadi Facebook Connect yang populer dan kita kenal sampai hari ini. —Rappler.com

Tulisan ini sebelumnya diterbitkan di Tech in Asia

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!