KJRI Johor Bahru: Ada indikasi jenazah terduga WNI yang belum ditemukan

Santi Dewi

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

KJRI Johor Bahru: Ada indikasi jenazah terduga WNI yang belum ditemukan
Di sekitar jenazah ditemukan 16 identitas, sedangkan jumlah jenazah yang dievakuasi 13 orang. KJRI masih mencocokan identitas itu dengan jenazah.

JAKARTA, Indonesia – Konsul Jenderal Indonesia di Johor Bahru, Taufiqur Rijal, mengatakan adanya indikasi jenazah yang belum ditemukan usai tenggelam di perairan Malaysia pada Selasa pagi, 26 Januari 2016. Indikasi itu diperoleh dari adanya 16 identitas yang ditemukan di sekitar jenazah. Sedangkan, jenazah yang ditemukan polisi air Malaysia berjumlah 13.

“Jika dilihat dari daftar dokumen yang ada, memang ada indikasi korban yang belum ditemukan. Oleh sebab itu, perwakilan polri telah bekerja sama dengan polisi Malaysia untuk melakukan pencarian,” ujar Taufiqur yang dihubungi Rappler melalui telepon pada Rabu, 27 Januari 2016.

16 identitas yang ditemukan di sekitar jenazah antara lain terdiri dari 10 paspor, 3 KTP, 1 SIM Indonesia, 1 SIM Malaysia dan 1 kartu pramuka. Data mengenai dokumen itu telah dipublikasikan dengan tujuan mendorong keluarga korban agar menghubungi pihak KJRI.

“Sampai pagi tadi, sudah ada empat keluarga yang menghubungi kami. Satu di antaranya bermukim di Johor Bahru dan telah berada di kantor KJRI. Keluarga ini nantinya akan dibawa ke Rumah Sakit Sultan Ismail untuk mengenali jenazah,” papar Taufiqur.

Berikut daftar identitas yang ditemukan di sekitar jenazah

Daftar berisi identitas yang ditemukan di sekitar jenazah yang tenggelam di perairan Johor Bahru, Malaysia pada Selasa, 26 Januari 2016. Foto: KJRI Johor Bahru

Sementara, tiga keluarga lainnya masih terus diverifikasi untuk memastikan mereka merupakan keluarga korban. Proses visum terhadap 13 jenazah, kata Taufiqur sudah rampung semalam. Tim forensik saat ini masih terus bekerja untuk melakukan penyelidikan apakah ke-16 dokumen itu menunjukkan identitas ke-13 jenazah.

“Jadi, masih akan ada perkembangannya terus. Tim kami masih terus mencocokkan identitas jenazah,” kata dia.

Taufiqur pun mengimbau bagi keluarga yang merasa mengetahu identitas di dalam daftar agar menghubungi no kontak posko yang tertera dalam daftar dokumen tersebut.

Dia membenarkan bahwa kejadian tenggelamnya kapal yang membawa WNI dari atau ke Malaysia bukan kali pertama terjadi. Taufiqur menyebut ini merupakan kejadian pertama di wilayah kerja Johor Bahru.

“Alhamdulilah, di tahun 2015 tidak terjadi. Namun, di tahun 2014, sempat terjadi satu peristiwa serupa dengan jumlah korban tewas yang banyak yakni antara 25-30 orang,” papar Taufiqur.

Saat itu, kapal membawa warga Indonesia untuk keluar dari Malaysia. Jumlah penumpang yang diangkut tidak diketahui dengan jelas, karena kapal tersebut berhenti di beberapa titik tepi pantai.

Taufiqur memastikan cara yang ditempuh WNI dengan naik kapal lalu berlabuh di pantai tertentu merupakan cara tak resmi. Sebab, mereka datang berkelompok dan tidak berlabuh di titik jalur masuk resmi di pelabuhan. Mereka khawatir akan ditangkap petugas imigrasi Malaysia.

Sebagian besar WNI yang bekerja di Malaysia diketahui tidak dilengkapi dengan surat ijin bekerja yang resmi. Sehingga, mereka terdorong untuk masuk atau meninggalkan Malaysia secara ilegal.

“Oleh sebab itu, kami di KJRI tidak pernah bosan melakukan sosialisasi ke para pekerja, jika ingin masuk atau pulang dari Malaysia supaya menghindari jalur ilegal. Tujuannya, agar peristiwa yang sama tak kembali terulang,” ujar Taufiqur. -Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!