Kesempatan kedua Evan Dimas tampil di Eropa

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kesempatan kedua Evan Dimas tampil di Eropa
Evan Dimas mendapatkan kesempatan kedua untuk merumput di kompetisi Liga Spanyol. Jika sebelumnya dia trial bersama klub UE Llagostera, kini Evan mendapatkan kesempatan berlatih bersama tim RCD Espanyol B.

JAKARTA, Indonesia – Suasana kantor Kemenpora mendadak ramai, Selasa 2 Februari. Puluhan awak media memenuhi ruang jumpa pers. Momen yang ditunggu selama ini akhirnya datang juga. Pemain Indonesia berkesempatan memperkuat klub Eropa.

Suasana semakin riuh ketika Evan Dimas Darmono keluar dari lift bersama Menpora Imam Nahrawi. Pemain asal Surabaya itu memang sengaja menemui Menpora. Tujuannya, mendapatkan restu karena dia segera berangkat ke Spanyol.

Pemain produk akademi sepak bola Mitra Surabaya itu mendapat kesempatan untuk berlatih dengan RCD Espanyol B. Jika klub Spanyol tersebut puas dengan performa Evan, dia akan merumput di negeri Matador tersebut.

Dalam acara pamitan tersebut, pemain 20 tahun itu diberi “titipan” khusus oleh Menpora. Bukan uang, bukan pula titipan doa. Tapi, sebuah sarung berwarna hijau tua.

“Saya tidak kasih Evan uang saku, saya kasih dia sarung. Itu untuk membuat dia selalu ingat dan suatu saat kalau kembali ke Indonesia menjadi semakin baik,” kata Menpora.

Evan mengaku tersanjung dengan dukungan Menpora. Dia juga optimistis pada kesempatan keduanya berlatih di Spanyol kali ini bakal berbuah positif. “Sebelumnya saya gagal, mudah-mudahan kali ini bisa terus di sana,” kata mantan kapten Timnas U-19 tersebut.

Keyakinan pemain asal Surabaya tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dia sudah mendapatkan banyak pengalaman sebelumnya. Dia pernah mengikuti sesi latihan di FC Barcelona, kemudian mengikuti trial alias uji coba kemampuan di UE Llagostera.

Dengan pengalaman itu, dia yakin ada perbaikan dalam latihan yang akan dijalaninya bersama Espanyol B. Apalagi, secara ciri permainan, metode latihan, dan juga disiplin, dia mulai paham betul. “Dulu saya belum banyak tahu,” katanya.

Apalagi, latihan di Spanyol kali ini bukan seminggu atau dua minggu, tapi empat bulan. Lamanya waktu tersebut menunjukkan keseriusan tim yang mengundangnya. Selain itu, lamanya waktu membuat Evan bakal mendapat latihan intensif agar maksimal dalam beradaptasi.

Apa yang membedakan metode kepelatihan di sana dan Indonesia? Evan menyebut disiplin dan strategi dasar untuk menjalankan taktik yang banyak berbeda dengan di Indonesia.

“Di sana cukup disiplin. Saya harus melipatgandakan apa yang sudah saya jalani selama ini. Main di sini bagus, di sana belum tentu,” katanya.

Jurus hadapi beban mental

Latihan keras bukan hal yang paling dikhawatirkan oleh Evan. Justru faktor psikis dan mental adalah dua hal yang harus dia taklukkan. “Kalau dibilang lawan saya bukan cuma pemain lain, metode latihan pelatih, tapi juga diri saya sendiri,” tutur Evan.

Sebagai pemain belia, Evan tentu bakal kangen dengan keluarga dan kekasihnya yang berada di Indonesia. Karena itu, Evan harus bisa mempertahankan mood-nya agar tak drop dan tetap ada di puncak performa.

Namun, Evan memiliki cara tersendiri untuk menangani hambatan tersebut. Dia akan mengajak teman mainnya, Puguh, untuk menemaninya selama empat bulan di Spanyol.

“Saya nanti ada teman untuk ngobrol. Jadi tidak bosan. Dia teman dari kecil, sebelah rumah saya. Jadi kalau mau kemana-mana bisa ditemani nanti,” tuturnya.—Rappler.com

BACA JUGA: 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!