MUI Jawa Tengah sayangkan penyelenggaraan festival makan daging babi

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

MUI Jawa Tengah sayangkan penyelenggaraan festival makan daging babi
MUI keberatan ada festival makan daging babi mengingat mayoritas warga Semarang adalah Muslim.

SEMARANG, Indonesia – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, Ahmad Daroji menyayangkan ulah penyelenggara “Pork Festival” yang digelar di sebuah pusat perbelanjaan di Semarang. Ahmad menilai panitia nekad padahal telah mengetahui daging babi diharamkan oleh umat Islam.

“Tidak seharusnya acaranya itu diadakan di Semarang, sebab mayoritas warganya beragama Islam. Saya lihat baru ini kali pertama (diselenggarakan) di Jawa Tengah,” kata Daroji.

Komentar senada dilontarkan Ketua Pemuda Muhammadiyah kota Semarang, AM Jumai. Dia beranggapan “Pork Festival” tidak etis digelar di Semarang karena berdekatan dengan lokasi Kampung Arab Kauman.

“Tentu sudah diketahui kawasan tersebut terdiri dari banyak santri dan untuk menjaga kondusivitas juga. Sayangnya, saat saya menghubungi pihak Mal Sri, malah tidak ditanggapi serius,” kata Jumai.

Mereka mengaku telah melaporkan panitia “Pork Festival” ke Polsek Semarang Tengah. Jumai menyebut “Pork Festival” sangat meresahkan umat Islam.

“Kan sudah tahu penggunaan daging babi itu haram. Seharusnya, panitia kalau ingin menggelar acara seperti itu tidak di tempat umum, namun di kawasan tertentu dan bukan di pasar swalayan,” kata dia.

Pendiri Komunitas Kuliner Semarang, Firdaus Adi Negoro, mengakui acara yang mereka gelar telah mengundang kontroversi. Namun, apa yang mereka lakukan hanya ingin memunculkan nuansa baru jelang perayaan Imlek 2016.

Maka, panitia memang sengaja memajang tulisan “Pork Festival” cukup besar lengkap dengan gambar kepala babi. Firdaus juga menyebut telah mendapat restu dari polisi untuk menggelar “Pork Festival” di Semarang.

Untuk mencegah agar festival dan makanan yang ada di sana dikonsumsi warga Muslim, Firdaus mengaku telah melarang warga Muslim untuk datang.

“Orang Muslim sudah kami minta tidak datang,” kata dia.

Di festival itu, Firdaus menyediakan 20 stand dan semuanya menjual menu daging babi. Menu unggulan yang disajikan antara lain babi cabai garam, kaki babi asam manis, babi geprak, bubur babi, babi gongso, nasi goreng buntel babi, babi cha pete dan nyuk piang.

Firdaus mengatakan “Pork Festival” ini merupakan acara pertama yang diselenggarakan di Jawa Tengah, bahkan satu-satunya di Indonesia. Hasilnya, jumlah pengunjung di luar ekspektasi.

“Saat resmi dibuka pada Kamis kemarin, sudah dipadati oleh 2.500 pengunjung dan pada hari Jumat bertambah menjadi 3.000 orang. Ini benar-benar di luar harapan kami, sebab kami kira pembelinya hanya sekitar 1.000 orang,” kata Firdaus.

Salah satu pengunjung yang tampak antusias mendatangi festival itu adalah Cosmas Kurniadi. Ditemui hari Jumat lalu, wajah Cosmas terlihat sumringah karena akhirnya bisa menyantap daging babi favoritnya.

“Ini nasi campur babi. Harganya hanya Rp30 ribu. Saya senang sekali karena di Semarang jarang ada yang menjual menu itu,” ujar Cosmas sambil menunjukkan wadah tempat makannya berisi nasi dan irisan daging babi.

Pria yang tinggal di kawasan Tlogosari, Semarang itu, mengaku sudah sejak awal penasaran dengan rasa nasi campur babi di Pork Festival. Saat dibuka Kamis kemarin, Cosmas tak kebagian untuk mencicipi nasi campur karena sudah terjual habis.

“Maka, sekarang saya bawa istri dan anak biar bisa makan nasi campur bersama-sama,” kata dia.

Lain lagi dengan Hartono Sutomo. Dia mengaku sengaja mengunjungi “Pork Festival” karena ingin berburu menu unik dari olahan daging tersebut seperti babi gongso dan sayur asem babi.

“Ibu saya suka babi gongso, istri makan babi tim sayur asin (nyuk piang) dan saya makan sayur asem babi,” ungkap Hartono.

Sementara, bagi salah seorang penjual makanan, Nita, “Pork Festival” menjadi cara alternatif untuk meraup penghasilan tambahan. Galantin babi buatan yang dijual dengan harga Rp20 ribu selalu ludes terjual.

“Biasanya saya jual galantin babi di dunia maya. Dan saya cukup beruntung karena bisa ikut berjualan di festival ini,” tutur Nita.

“Pork Festival” akan digelar hingga hari Senin, 8 Februari dimulai dari pukul 10.00 WIB-21.00 WIB. – Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!