Pelajar di Malang dilarang rayakan Valentine

Dyah Ayu Pitaloka

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pelajar di Malang dilarang rayakan Valentine
Siswa dilarang rayakan Valentine's Day di dalam atau luar sekolah

MALANG, Indonesia – Dinas Pendidikan Kota Malang melarang para pelajar dari tingkat SD hingga SMA di kotanya untuk merayakan hari Valentine di dalam ataupun di luar sekolah.

Larangan tersebut tertuang dalam surat yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Kota Malang per 1 Februari 2016. Saat ini surat telah disebar ke setiap kepala sekolah, baik melalui kurir atau disebar dalam aplikasi sosial media.

“Imbauan ini sifatnya umum, semua sekolah kami kirim surat dan kami posting di grup WhatsApp kepala sekolah sesuai jenjang pendidikan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Zubaidah kepada wartawan, Selasa, 9 Februari.

Surat tertanggal 1 Februari 2016 itu berjudul “Antisipasi terhadap perayaan Valentine’s Day/Hari Kasih Sayang. Dalam kepala surat menyebut surat itu digunakan sebagai upaya menjaga agar pelajar Kota Malang tak melakukan kegiatan yang bertentangan dengan norma sosial, kearifan lokal, dan budaya Indonesia. 

Sedangkan tubuh surat memuat tiga imbauan.

  1. Melarang kegiatan siswa untuk merayakan hari kasih sayang baik di dalam maupun di luar sekolah.
  2. Permintaan membuat surat edaran pada orang tua atau wali murid untuk melakukan pengawasan pada putra-putrinya agar tidak melakukan hal negatif.
  3. Memberikan penguatan moral pada siswa bahwa kasih sayang lebih bermakna jika diberikan pada orang tua dan keluarga atau orang yang berjasa di sekitar kita seperti petugas kebersihan, pemadam kebakaran, petugas keamanan, petugas makam, penjaga palang pintu kereta api dan yang lain.

“Surat ini hasil koordinasi dengan Pak Wali Kota. Jika ada sekolah yang masih melanggar nanti kami lihat dulu untuk menjatuhkan sanksinya,” kata Zubaidah. 

Kepala Sekolah SMK PGRI 3 Kota Malang Lukman Hakim mengatakan telah menerima surat imbauan itu. Menurutnya, surat itu penting untuk mengembalikan konotasi positif tentang perayaan hari kasih sayang.

“Selama ini asumsi anak-anak Valentine adalah hari kasih sayang yang sebebas-bebasnya. Sesuatu yang mendekati negatif selalu kami hindari,” kata Lukman.

Menurutnya, pihak sekolah juga telah mengimbau wali murid untuk mengawasi putra-putri mereka ketika di rumah. Imbauan dilakukan terutama pada wali murid dari siswa kelas 12 yang akan segera lulus.

“Untuk kelas 12 harus fokus karena sebentar lagi lulus, untuk di bawahnya juga sama harus fokus sekolah. Jangan sampai karena perayaan ini saja kemudian masa depannya hancur,” katanya. 

Lukman mengakui selama ini tak pernah ada kegiatan khusus yang dilakukan siswa di dalam sekolah untuk merayakan Valentine’s Day. Surat imbauan diakuinya adalah kali pertama dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan.

“Kami baru kali ini menerima surat imbauan itu,” ujarnya.

Menurutnya, jika ada siswa yang ketahuan merayakan hari Valentine, pihaknya akan memberikan sanksi sekaligus menegur wali murid jika perayaan dilakukan dengan berlebihan.

“Kalau sekedar memberikan coklat itu tak masalah, tapi kalau sampai memberikan pada waktu tengah malam misalnya, itu yang tak boleh,” ujarnya.

Sementara pelajar di Kota Malang mengatakan tak pernah merayakan hari Valentine atau hari kasih sayang.

Intan Putri, pelajar kelas 1 salah satu SMK Negeri di Malang mengatakan Valentine bukanlah budaya setempat sehingga tak pernah merayakannya.  

“Itu hari kasih sayang untuk umat agama lain, saya tidak pernah merayakannya,” katanya.– Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!