Kronologi jatuhnya pesawat Super Tucano di Malang

Dyah Ayu Pitaloka

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kronologi jatuhnya pesawat Super Tucano di Malang

EPA

Pilot dan kru pesawat ditemukan tewas, serta 2 warga tertimpa runtuhan bangunan

MALANG, Indonesia – Pesawat Super Tucano 3108 milik TNI AU jatuh saat melakukan test flight, pada Rabu, 10 Februari.

“Pesawat itu sedang melakukan test flight, cek performance rutin,” kata Kepala Staf TNI AU Marsekal Agus Supriatna di Malang, Rabu.

Pesawat tersebut jatuh di pemukiman padat penduduk di Gang 12, Jalan LA Sucipto, Kota Malang, setelah lepas landas dari Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh pada pukul 09:25 WIB dan hilang kontak pada 09:59 WIB. 

Pesawat kemudian dilaporkan terjatuh pada pukul 10:09 saat melakukan uji terbang.

Test flight dimulai setelah pilot mencapai ketinggian 25 ribu kaki dan mencari kecepatan maksimal sebelum kemudian turun pada ketinggian 15 ribu kaki untuk menyelesaikan profil pertama. Saat di posisi itu, pilot melapor bahwa profil pertama tuntas.

Pada ketinggian 15 ribu kaki, pilot melakukan berbagai uji kelayakan pesawat dengan melakukan berbagai kemampuan seperti uji aerobatic pesawat. Setiap tes selesai, pilot selalu melapor.

Berikutnya, dari ketinggian 15 ribu kaki, pilot harus turun ke 8.000 kaki dengan menukik 30 derajat untuk mencari kecepatan 320 knot.

“Melaksakan profil berikutnya, yaitu dengan dive angle 30 degree untuk mencari kecepatan 320 knot. Jadi pada saat penerbang calling, ketika meninggalkan 15 ribu untuk melaksanakan profil berikutnya, ternyata tidak calling lagi. Sampai terjadi musibah itu mengakibatkan penerbang Ivy meninggal,” kata Agus.

Pesawat kemudian ditemukan terjatuh dalam kondisi menghujam ke tanah dan menyisakan bagian ekor, menimpa rumah kos-kosan milik warga bernama Mujianto. Dua penghuni rumah, Nur Cholis (27 tahun) dan Erna Wahyuningtyas (47), meninggal akibat peristiwa itu. 

Sementara, jasad pilot Mayor Penerbang Ivy Safatillah ditemukan di lahan persawahan, sekitar 8 km dari lokasi pesawat terjatuh dan parasutnya ditemukan jarak 2 km dari lokasi jasad.

Kru pesawat lain, yaitu Juru Mudi Udara Sersan Mayot Syaiful Arief Rakhman, ditemukan meninggal dengan jasadnya berada di dalam kokpit pesawat.

Agus mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim khusus untuk mencari tahu penyebab jatuhnya pesawat yang didatangkan dari Brasil pada 2012 itu. Tim akan mengevakuasi pesawat dan mempelajari baling-baling,mesin, fuel control unit (FCU), serta memeriksa video recorder-nya.

Upaya awal adalah mendatangkan alat berat ke lokasi untuk mengangkat serpihan dan badan pesawat yang saat ini menancap di dalam tanah di rumah milik Mujianto. 

“Kondisi pesawat tertancap dalam tanah dan menyisakan ekornya, itu menandakan mesin masih menyala saat jatuh,” katanya.

Pilot Ivy sendiri memiliki 3.000 jam terbang dan sempat menerima pendidikan di pabrikan Super Tucano di Brasil serta melakukan test flight di negara asal pesawat. Sementara pesawat Super Tucano yang terjatuh telah menyelesaikan sekitar 700 jam terbang sejak tiba di Malang. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!