Daerah-daerah yang melarang perayaan Valentine’s Day

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Daerah-daerah yang melarang perayaan Valentine’s Day
Cianjur masih bingung memutuskan, sedangkan Aceh setiap tahun konsisten melarang Hari Valentine

 

JAKARTA, Indonesia — Pelarangan perayaan Hari Valentine terjadi di beberapa daerah di Indonesia tiap tahunnya.

Salah satu alasan mengapa perayaan hari kasih sayang ini dilarang karena dianggap tidak sesuai dengan syariat Islam dan dianggap menyimpang dari norma. 

Berikut beberapa daerah yang sudah melarang perayaan Valentine:

Kediri

Dinas Pendidikan Kota Kediri, Jawa Timur, mengirimkan surat larangan yang ditujukan ke sekolah-sekolah agar tidak menggelar perayaan Hari Valentine.

“Kami sudah kumpulkan kepala sekolah dan sudah mengirimkan surat secara resmi, agar sekolah tidak mengadakan acara yang bertepatan pada perayaan Valentine dalam bentuk apapun,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Siswanto.

Menurut Siswanto, perayaan Valentine tidak sesuai dengan moral religius dan kultur budaya Indonesia.  

Ia mengatakan surat larangan itu sudah dikirimkan ke sekolah-sekolah baik tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), hingga sekolah menengah atas (SMA).

Pekanbaru

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pekanbaru, Riau, menerbitkan maklumat melarang kaum muda dan pelajar di wilayah setempat merayakan Valentine’s Day karena dianggap bertentangan dengan budaya ketimuran.

“Kepada seluruh masyarakat Muslim terutama di Kota Pekanbaru agar tidak ikut merayakan budaya yang dapat menyesatkan akidah,” ujar Ketua MUI Pekanbaru, Ilyas Husti.

Ilyas menilai Valentine’s Day adalah budaya Barat yang bertentangan dengan ajaran Islam dan dianggap sebagai ajang kaum muda-mudi untuk berbuat hal-hal negatif dan juga bertentangan dengan kebudayaan Melayu di Pekanbaru dan Provinsi Riau.

Surabaya

Pemerintah Kota Surabaya, melalui Dinas Pendidikan, mengeluarkan imbauan antisipasi kepada pihak sekolah tentang perayaan Hari Valentine.

Surat itu menilai Hari Valentine tidak sesuai dengan moral, sifat religius, dan budaya bangsa Indonesia.

“Surat ini sebagai antisipasi terhadap Hari Valentine,” kata Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya Sudarminto.

Lumajang

Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang mengirimkan surat edaran ke sekolah-sekolah yang berisi larangan untuk menggelar acara terkait Hari Valentine. 

“Dinas Pendidikan sudah membuat surat edaran atas seizin saya. Edaran isinya tidak boleh merayakan Valentine. Sekolah jangan sampai mempunyai program berkaitan dengan Valentine,” kata Bupati Lumajang, As’at. 

As’at menceritakan Valentine itu sebenarnya peristiwa protesnya orang yang dicegah rasa cintanya. “Sehingga kemudian dia berkorban, untuk melakukan apapun saja untuk menunjukkan bahwa cintanya itu tulus. Sampai dikatakan oleh orang-orang hari itu adalah hari kasih sayang,” kata As’at. 

Masyarakat, kata bupati yang juga seorang ulama ini, tidak boleh serta merta memaknai kalau tidak merayakan Valentine, berarti itu tidak punya kasih sayang. 

“Itu ekspresi kasih sayang yang salah menurut saya, sehingga terjadi seperti itu (Valentine’s Day),” katanya.

Banda Aceh

Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal mengatakan perayaan Valentine’s Day dilarang terutama untuk generasi muda. 

“Sebagai masyarakat dan generasi muda Muslim tentu tidak boleh merayakan yang bukan budaya Islam. Haram hukumnya jika merayakan. Pemerintah kota berkewajiban melindungi masyarakat dan generasi muda dari perbuatan yang haram,” kata Illiza. 

Ia menyatakan larangan tersebut merupakan keputusan bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kota Banda Aceh yang telah menggelar rapat sebelumnya.

Malang

Dinas Pendidikan Kota Malang melarang para pelajar dari tingkat SD hingga SMA di kotanya untuk merayakan hari Valentine di dalam ataupun di luar sekolah.

Larangan tersebut tertuang dalam surat yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Kota Malang per 1 Februari 2016.

Cianjur

Soal pelarangan ini, masyarakat Cianjur masih terbelah. Di satu sisi, ada yang ingin merayakan Hari Valentine, tapi di sisi lain ada yang melarang. 

Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Soleh mengatakan dirinya tidak melarang perayaan Valentine’s Day di kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Barat itu.

“Kalau mau merayakan silakan, tidak akan ada larangan khusus seperti di kotamadya atau kabupaten lain, kata Tjetjep.

“Namun sebagai warga di Kota Santri harus bisa memilih ikut merayakan atau tidak, apalagi jika sifatnya bertentangan dengan norma agama,” kata Tjetjep kepada media.

Meski Bupati Tjetjep memberi pilihan bagi warganya, tidak demikian dengan Dinas Pendidikan Cianjur.

Sekretaris Dinas Pendidikan Cianjur Jumati mengatakan pihaknya telah memberikan imbauan ke masing-masing sekolah untuk melarang perayaan Hari Valentine.

“Sudah kami sosialisasikan, tentu kami larang siswa merayakannya sebab banyak hal dalam perayaannya yang menyimpang dari norma. Bahkan di antaranya banyak perilaku seks bebas saat Valentine,” kata Jumati. 

Mataram 

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, melarang perayaan Valentine’s Day.

“Perayaan Valentine’s Day kita larang karena hal itu mengikuti cara-cara orang luar yang tidak sesuai dengan syariat dan akidah Islam serta tradisi Nusantara,” kata Ketua MUI Kota Mataram TGH Mukhtar.

Sesungguhnya dalam Islam, kata Mukhtar, kasih sayang itu dilakukan setiap saat seperti yang disebutkan dalam sebuah ayat dari kitab suci Al-Qur’an yang artinya, “Semua orang Islam bersaudara dan saling kasih sayang”.

“Karena itu, sebagai umat Islam kita harus memberikan kasih sayang setiap saat, dan tidak mengkuti peringatan hari kasih sayang pada hari-hari khusus yang diciptakan oleh orang-orang luar dengan niat yang tidak benar,” katanya.

Mukhtar menilai, perayaan Valentine’s Day yang dilakukan sebagian masyarakat dengan bertukar cokelat dan lainnya merupakan ajaran yang dibuat-buat untuk kepentingan bisnis dan bisa berdampak negatif.

“Kasih sayang sebaiknya diberikan setiap saat dengan cara-cara yang sesuai dengan akidah Islam yang salah satunya dengan berbagi suka dan duka dengan sesama. Ibaratnya kalau kaki sakit, kepala juga ikut sakit,” katanya.

Bagaimana dengan daerahmu? —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!