Fisikawan konfirmasi kehadiran gelombang gravitasi

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Fisikawan konfirmasi kehadiran gelombang gravitasi

AFP

Kata ahli tentang alasan mengapa kehadiran gelombang gravitasi menjadi penting

PARIS, Perancis — Para fisikawan dunia dihebohkan dengan temuan yang diumumkan pada Kamis, 11 Februari kemarin: gelombang gravitasi telah ditemukan. Tapi apa yang dimaksud dengan gelombang gravitasi?

Berikut percakapan AFP dengan para ahli.

Tanya (T): Apa yang dimaksud dengan gelombang gravitasi?

Jawab (J): Albert Einstein telah memprediksi kehadiran gelombang gravitasi dalam teori relativitasnya satu abad yang lalu. Mereka adalah riak dalam ruang dan waktu, bagian paling inti dari alam semesta.

Teori game-changing menyatakan bahwa massa membengkokkan ruang dan waktu, sama seperti menaruh bola bowling di atas trampolin. Objek lainnya akan “jatuh” ke bagian tengah — metafora dari gravitasi, dan trampolin adalah ruang dan waktu.

Saat sebuah objek berakselerasi, mereka mengirimkan riak lewat ruang dan waktu dalam kecepatan cahaya — semakin besar objeknya semakin besar pula gelombang yang ditimbulkan, sehingga lebih mudah terdeteksi oleh para ilmuwan.

Gelombang gravitasi tidak berinteraksi dengan materi dan mengarungi alam semesta dengan amat leluasa.

Gelombang paling besar disebabkan oleh bencana terbesar di alam semesta — bertemunya dua lubang hitam, meledaknya bintang-bintang yang besar, sekaligus kelahiran alam semesta sekitar 13,8 juta tahun lalu.

T: Mengapa keberhasilan mendeteksi gelombang gravitasi menjadi hal yang penting?

J: Menemukan bukti adanya gelombang gravitasi menjadi akhir dari pencarian kunci prediksi dalam teori Einstein, yang mengubah cara manusia melihat konsep-konsep esensial seperti ruang dan waktu.

Jika gelombang gravitasi dapat terdeteksi, maka akan membuka gerbang pengetahuan baru di bidang astronomi — para ilmuwan dapat mengukur bintang-bintang, galaksi, bahkan lubang hitam yang berada jauh di luar sana, dengan mendeteksi gelombang yang dibuat.

Gelombang gravitasi primordial, yang paling sulit terdeteksi, akan mendorong teori kosmologi lainnya, tentang “inflasi” atau pengembangan eksponensial dari bayi alam semesta.

Berdasarkan teori yang beredar, gelombang primordial dipercaya masih beresonansi hingga kini, meskipun lebih lemah.

Jika gelombang tersebut ditemukan, maka kita dapat mengetahui skala energi yang dimiliki “inflasi” tersebut, sehingga memberikan penjelasan dari teori Big Bang.

T: Mengapa sangat sulit menemukannya?

J: Einsten sendiri meragukan bahwa gelombang gravitasi akan dapat terdeteksi, karena mereka sangat kecil.

Riak yang dipancarkan melalui sepasang lubang hitam, misalnya, akan meregang menjadi satu juta kilometer dengan ukuran lebih kecil dari satu atom.

Gelombang yang datang dari puluhan juta tahun cahaya lalu akan meregang menjadi sinar sepanjang empat juta kilometer, seperti yang digunakan di Advanced Laser Interferometer Gravitational Wave Observatory (LIGO), dengan lebar yang sama dengan satu proton.

T: Bagaimana upaya untuk menemukannya selama ini?

J: Sejauh ini, gelombang gravitasi baru dapat dideteksi secara tidak langsung.

Pada 1974, para ilmuwan menemukan orbit dari sepasang bintang neutron di galaksi kita, yang mengitari sebuah pusat massa, menjadi semakin kecil dalam skala energi yang konsisten, melalui gelombang gravitasi.

Penemuan tersebut mendapatkan penghargaan Nobel pada 1993. Para ahli mengatakan bahwa deteksi pertama dari gelombang gravitasi juga akan diberikan penghargaan serupa.

Setelah fisikawan Amerika Joseph Weber membangun detektor dari silinder alumunium pertama pada 1960-an, bertahun-tahun dihabiskan untuk melanjutkan usaha tersebut, menggunakan teleskop, satelit, dan pemancar sinar.

Teleskop bumi dan angkasa telah dibuat sedemikian rupa untuk memberikan latar belakang gelombang mikro kosmik, secercah cahaya yang tersisa dari Big Bang, sebagai bukti terjadinya fenomena tersebut yang disebabkan oleh gelombang gravitasi.

Dua tahun lalu, seorang astro-fisikawan mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mengidentifikasi adanya gelombang gravitasi menggunakan teleskop BICEP2 yang mengudara di atas Kutub Selatan. Namun tak lama kemudian, mereka menyatakan temuan tersebut keliru. Mariëtte Le Roux, AFP / Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!