Penyelenggaraan Belok Kiri Festival terancam batal

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Penyelenggaraan Belok Kiri Festival terancam batal
Panitia harus mendatangi Polsek Menteng, Polres Jakarta Pusat, hingga Polda Metro Jaya untuk mendapatkan surat balasan pemberitahuan.

JAKARTA, Indonesia—Panitia Belok Kiri Festival, sebuah ajang pameran kritik terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia dan kekerasan, terancam batal karena tekanan kelompok intoleran. Kelompok tersebut mengancam akan membubarkan acara Belok Kiri Festival karena dinilai berbau komunisme.

Indraswari Agnes, salah satu panitia Belok Kiri menuturkan sebenarnya pihaknya telah mendapat izin dari Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki pada 18 Februari lalu. Yakni berupa cap pemberitahuan dari Kepolisian Sektor Menteng. 

“Lalu pada 22 Februari, PKJ tiba-tiba meminta kepada Ibu Dolorosa Sinaga (panitia) untuk meminta surat balasan dari Polsek Menteng, bukan sekedar pemberitahuan,” ujar Agnes pada Rappler, Sabtu, 27 Februari. PKJ pun memberikan contoh surat balasan yang dimaksud. 

Agnes menambahkan sebelum PKJ meminta surat balasan dari Polsek, spanduk Belok Kiri yang telah dipasang sejak 22 Februari tersebut, diturunkan pada 23 Februari. 

Dolorosa kemudian datang ke Polsek Menteng hari itu juga. Di Polsek, polisi bingung, karena biasa pemberitahuan saja sudah cukup. Selama tiga hari, 22-23 hingga 25 Februari, panitia berkonsultasi dengan Polsek. 

Akhirnya pada 25 Februari, polisi yang bertugas di Menteng pun meminta Dolorosa dan panitia lainnya untuk melapor ke Polres Metro Jakarta Pusat. 

Keesokan harinya, pada 26 Februari, Dolorosa bersama panitia lainnya mendatangi Polres Metro Jakarta Pusat untuk meminta surat balasan yang dimaksud. “Tapi karena acara kami dianggap besar dan pengunjungnya juga di luar Menteng, maka kami dianjurkan melapor ke Kesbangpol Polda Metro Jaya,” ujar Agnes. 

Di Polda, alih-alih mendapat surat balasa, panitia malah disodori selebaran dari kelompok tertentu yang menolak acara mereka. 

Siapa saja mereka? 

DIPROTES. Penyelenggaraan Belok Kiri Festival diprotes kelompok intoleran karena dianggap berbau paham komunisme. Benarkah? Foto oleh panitia

Mereka adalah sejumlah organisasi masyarakat seperti Pemuda Cinta Tanah Air (PECAT), Gerakan Pemuda Islam Indonesia (PW GPII Jakarta Raya), Kordinator Pusat Brigade Pelajar Islam Indonesia (Korpus Brigade PII), Korps Mahasiswa Gerakan Pemuda Islam Indonesia Lembaga Bantuan Hukum (LBH) DUTA, (KOPMA), Front Aktivis Jakarta (FROAJA), Himpunan Mahasiswa Lombok (HIMALO). 

Kelompok tersebut menggelar jumpa pers pada 26 Februari kemarin. Mereka mengungkap alasan penolakan penyelenggaraan festival.  

“Atas keinsyafan dan kesadaran tanggung jawab sebagai pemuda Indonesia terhadap mahkamah sejarah perjuangan rakyat, kami  meminta pemerintah untuk membubarkan pelaksanaan Festival Belok Kiri serta menegakkan TAP MPR No. 26 Tahun 1966,” kata Koordinator Presedium Ujang Rizwansyah. 

Ujang menuturkan, NKRI dengan Pancasila dan UUD 1945 merupakan jalan lurus bagi Indonesia. Saat ini sekelompok masyarakat mengelu-elukan ideologi kiri sedang melaksanakan festival belok kiri. Padahal hingga saat ini TAP MPR No. 26 tahun 1966 tentang larangan paham komunisme di Indonesia. Ketentuan hukum ini masih berlaku sampai saat ini sehingga penyebaran ajaran komunisme adalah bentuk perlawanan terhadap hukum.

Benarkah acara ini berbau paham komunisme?

Dari selebaran yang diterima Rappler, judul yang diangkat festival ini adalah ‘Menolak Propaganda Orde Baru’. Festival ini diselenggarakan oleh sejumlah lembaga dan individu yang terlibat dan percaya pada gerakan kiri, lembaga pro demokrasi, individu pro demokrasi, aktivis demokrasi serta aktivis gerakan sosial. 

Kegiatan ini dilakukan dengan kesadaran bahwa meski pun Orde Baru sudah runtuh sejak 1998 yang lalu, namun praktik-praktik yang berbuah Orde Baru masih terus subur di Indonesia. Praktik-praktik itu yakni pelanggaran HAM, kekerasan negara terhadap masyarakat, ketidak-adilan sosial, diskriminasi, pembelokkan sejarah, dan lainnya.

Tujuan festival ini adalah membuka mata masyarakat akan betapa salahnya propaganda anti sejarah dari Orde Baru yang menempatkan gerakan kiri, komunisme dan sosialisme dalam arti tertentu sebagai momok yang menakutkan. 

“Padahal sesungguhnya, jika kita mempelajari sejarah dengan jujur maka tampaklah komunisme, kiri, sosialisme adalah nafas utama perjuangan kemerdekaan Indonesia. Hampir semua bapak bangsa Indonesia adalah orang-orang yang mempelajari dan percaya pada cita-cita sama rata sama rasa dari komunisme,” ujar panitia. 

Siapa saja yang akan tampil? 

Belok Kiri disiapkan selama setahun terakhir. Kegiatan utamanya meliputi penulisan dan pembuatan illustrasi untuk buku Sejarah Gerakan Kiri di Indonesia untuk Pemula. Tak kurang dari 32 seniman visual dan grup seniman serta 27 lembaga terlibat dalam pembuatan buku ini. 

Buku ini sendiri berisikan sejarah gerakan kiri di Indonesia yang selama ini oleh rezim Orde Baru dihapuskan dari sejarah resmi Indonesia. Peluncuran buku ini serta pameran illustrasinya menjadi salah satu mata acara utama di Belok kiri.

Diskusi dalam berbagai format, pemutaran film, workshop menggambar serta festival musik adalah kegiatan yang akan diadakan di dalam festival ini. 

Tetap diselenggarakan

Sementara itu, meski belum mendapat balasan dari Polda Metro Jaya, panitia tetap menggelar festival ini. Menurut Agnes, festival akan digelar di pelataran TIM. “Kalau berkumpul kan kami boleh,” katanya. 

Festival ini akan dibuka hari ini, Sabtu, 27 Februari, sejak pukul 14:00 siang hingga pukul 21:00 malam nanti. Pembukaannya akan dimeriahkan oleh paduan suara penyintas tragedi 1965 Dialita, Sanggar Ciliwung, serta beberapa senimal lainnya. Festival akan berlangsung sepekan hingga Sabtu 5 Maret mendatang.

Hingga berita ini diturunkan, Humas Polda Metro Jaya dan PKJ Taman Ismail Marzuki belum berhasil dihubungi.—Rappler.com

BACA JUGA

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!