SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
MALANG, Indonesia – Empat pesawat Super Tucano buatan Embraer asal Brasil tiba di Pangkalan Udara TNI AU Abdulrachman Saleh Malang pada Senin, 29 Februari.
Empat pesawat tersebut melengkapi perjanjian jual beli yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan Embraer di tahun 2011 dengan jumlah pembelian total 16 pesawat yang datang bertahap.
Namun pesawat tersebut belum boleh terbang seperti 11 pesawat Super Tucano lain yang sudah ada di hangar skadron 21 Abdulrachman Saleh Malang.
“Masih belum boleh terbang, empat pesawat hanya boleh terbang sekedar cek acceptance saja,” kata Komandan Pangkalan Udara TNI AU Abdulrachman Saleh Marsma TNI H.RM Djoko Senoputra Senin 29 Februari 2016.
Empat pesawat dengan nomor TT-3110, TT-3114, TT-3115 dan TT-3116 itu bisa terbang setelah ada perintah dari Kepala Staf Angkatan Udara TNI AU mengikuti selesainya hasil investigasi yang dilakukan terhadap pesawat Super Tucano TT 3108 yang jatuh pada 12 Februari 2016 lalu.
“11 pesawat lain juga belum boleh terbang, nanti menunggu instruksi dari Kasau dulu,’ katanya.
Empat pesawat tiba di Malang setelah terbang dari Brasil pada 15 Februari 2016 melewati beberapa negara antara lain Maroko, Malta, Mesir, Uni Emirat Arab, India, Thailand, Malaysia dan Indonesia di Malang.
Delapan pilot pesawat asal Brasil membawa pesawat tempur taktis itu langsung dari pabrikan ke Malang. Pesawat itu memiliki spesifikasi sama dengan 12 pesawat lain yang sebelumnya telah tiba di Malang.
Setelah empat pesawat terkirim, pihak Lanud tidak memilki rencana untuk menambah pesawat serupa baru untuk menggantikan pesawat Super Tucano TT-3108 yang telah jatuh. “ Tidak ada penambahan pesawat, ini yang terakhir dari 16 unit itu,” katanya.
Nantinya pilot dan teknisi Super Tucano akan tinggal beberapa saat di Malang untuk melakukan perawatan dan sejumlah prosedur penerimaan pesawat lain. Saat itu, tim lain dari Dinas Keselamatan Terbang dan Keselamatan Kerja (Dislambangja) Angkatan Udara juga akan tiba di Malang pada Selasa esok untuk menuntaskan penyelidikan mencari penyebab jatuhnya pesawat Super Tucano TT 3108.
“Saat ini hasil pendahulu sudah keluar sebagai bekal tim investigasi berikutnya bekerja. Yang tahu hasilnya pimpinan, kami pun belum boleh tahu hasil penyelidikan awal itu,” katanya.
Pihaknya belum bisa memperkirakan kapan hasil investigasi awal bsia keluar dan pesawat Super Tucano mendapat ijin untuk terbang. Namun jika terlalu lama tak terbang, pilot pesawat akan menjalani currency kembali sesuai dengan prosedur penerbangan dari Siper Tucano. ” Jika terlalu lama nanti Pikot akan menjalani currency lagi, sesuai denagn prosedur untuk pesawat Super Tucano,” jelasnya.
Super Tucano dikenal sebagai pesawat tempur ringan bermesin Turboprop memiliki kemampuan menempuh operasi jarak jauh dengan kemampuan melesat hingga 590 km/jam. Pesawat ini juga menggunakan sistem avionik MIL-STD-1553 seperti yang digunakan jet tempur AS modern lainnya. Seperti F-16 falcon, F-18 Hornet, AH-64 Apache, P-3C Orion, F-15 Eagle dan F-20 Tigershark. Selain Indonesia, sejumlah negara juga membeli pesawat Super Tucano diantaranya Angkatan Udara Kolombia, Chili, Republik Dominika dan Ekuador. – Rappler.com
BACA JUGA:
- Pesawat latih TNI jatuh di Malang
- Ivy Safatillah, korban Super Tucano yang kaya prestasi
- FOTO: Serpihan pesawat latih TNI yang jatuh di Malang
- Pasca kecelakaan, AU larang 11 Super Tucano terbang
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.