Tarif Tol Suramadu turun, nasib operator kapal tambang buntung

Amir Tedjo

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Tarif Tol Suramadu turun, nasib operator kapal tambang buntung

ANTARA FOTO

Pemprov Jawa Timur menurunkan tarif tol Suramadu hingga 50 persen menjadi Rp15.000

SURABAYA, Indonesia – Jembatan Surabaya-Madura atau yang lebih dikenal dengan nama Suramadu, mengalami penurunan tarif  50 persen sejak dua hari lalu. Jika sebelumnya tarif awal untuk mobil sebesar Rp 30.000, maka kini tarifnya menjadi Rp 15.000

PT. Jasa Marga sebagai operator, awalnya akan mulai menurunkan tarif mulai tanggal 2 Maret ini. Namun ternyata, ada salah persepsi. Berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang ditandangani 25 Februari lalu, penurunan tarif ternyata harus diberlakukan seminggu setelah keputusan ini dikeluarkan.

“Makanya penurunan tarif kita percepat sejak tanggal 1 Maret kemarin mulai pukul 00.00 WIB,” kata Kepala Pengelola Tol Suramadu, Suharyono.

Dia mengatakan, penurunan tarif tol ini tidak berdampak langsung kepada pendapatan PT Jasa Marga selaku pengelola tol. Pasalnya, PT. Jasa Marga memperoleh pendapatan dari nilai tender pemerintah saat Jembatan Suramadu akan dioperasikan. Sedangkan rata-rata pendapatan dari Jembatan Suramadu sekitar Rp 500.000. “Dari pendapatan yang masuk itu, setiap hari langsung kami setorkan ke kas negara. Kami tidak mengutip dari pendapatan itu. Karena hanya sebagai operator saja,” ujar Haryono menjelaskan.

Meski sudah mengalami penurunan tarif yang signifikan, namun berdasarkan pantauan PT. Jasa Marga, dalam dua hari ini, tidak ada peningkatan yang signifikan jumlah kendaraan yang melintas di Jembatan Suramadu.

“Madura belum punya daya tarik yang kuat. Sehingga arus kendaraan masih biasa meski tarif turun,” kata Suharyono.

Dalam sehari diperkirakan antara 5-16 ribu kendaraan yang melintas di Jembatan Suramadu. 

Operator kapal merugi

Penurunan tarif jembatan Suramadu ini,  diperkirakan akan semakin menambah beban operator kapal penyeberangan Surabaya-Madura.  Hal ini karena konsumen diperkirakan lebih memilih Jembatan Suramadu karena lebih murah.

Sebagai perbandingan jika mobil menyeberang lewat Jembatan Suramadu tarifnya hanya Rp 15.000 sedangkan jika menggunakan kapal feri sekitar Rp 46.500

Salah satu operator kapal penyeberangan Surabaya-Madura, PT. Dharma Lautan Utama berharap kepada pemerintah agar memperhatikan nasib operator kapal.

“Dampaknya, kemungkinan besar akan mengurangi jumlah penumpang karena beralih ke Suramadu,’” kata Rakhmatika Ardianto, Direktur Direktur Operasi dan Usaha PT Dharma Lautan Utama. 

Kata dia sebelum Jembatan Suramadu menurunkan tarif saja, perusahaannya sudah merugi. Setiap bulannya perusahaan merugi Rp 200 juta. Jika ini terus terjadi maka, bukan tidak mungkin kapal penyeberangan akan berhenti beroperasi. Oleh karena itu, mereka berharap pemerintah bisa memberikan bantuan subsidi melalui public service obligation (PSO). 

Untuk menghindari kerugian yang dialami operator kapal feri, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, Kementerian Perhubungan akan memindahkan kapal feri tersebut ke penyeberangan Ketapang-Gilimanuk Bali. Menurut Soekarwo, jumlah kapal feri yang beroperasi di penyeberangan Surabaya-Madura dianggap terlalu banyak. Apalagi pemerintah tak bisa menyediakan subsidi.

“Solusinya, mereka dipindah ke Ketapang Gilimanuk agar tak rugi,” kata Soekarwo. 

Kebijakan pemerintah pusat untuk menurunkan tarif Jembatan Suramadu ini  berawal dari usulan Soekarwo. Awalnya dia menginginkan Jembatan Suramadu bisa digratiskan. Tujuannya agar wilayah Madura bisa semakin berkembang. Karena selama ini beban transportasi menuju Madura dianggap masih terlalu mahal.

Namun usulan tidak sepenuhnya disetujui pemerintah pusat. Mereka hanya bisa meloloskan penurunan tarif sebesar 50 persen. – Rappler.com

BACA JUGA: 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!