MUI dorong perjuangan bagi Palestina tidak sebatas konferensi

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

MUI dorong perjuangan bagi Palestina tidak sebatas konferensi

EPA

MUI menilai cita-cita untuk membuat Palestina merdeka baru terwujud jika dunia Islam bersatu dan memulai langkah nyata.

JAKARTA, Indonesia – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Hubungan Luar Negeri, Muhyiddin Junaidi berharap upaya Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dalam memperjuangkan Palestina tidak berhenti di tingkat konferensi saja. Rasa pesimistis dia ungkapkan, karena ada kecenderungan kegiatan negara-negara Islam lewat OKI tidak mengeluarkan hasil konkrit dalam memerdekakan Palestina.

Kegiatan OKI dalam memperjuangkan Palestina selesai bersamaan dengan berakhirnya pertemuan tingkat tinggi.

“OKI itu cuma terlihat saat ada pertemuan saja, tetapi setelah itu tidak ada apa-apa,” kata Muhyiddin di Jakarta pada Sabtu, 5 Maret.

Atas dasar itu, Muhyiddin mengaku tak yakin dengan hasil dari KTT Luar Biasa OKI 2016 yang akan digelar pada tanggal 6-7 Maret. Sebab, sejak OKI berdiri dan memiliki cita-cita untuk memiliki membuat Palestina merdeka, hal tersebut belum terwujud.

Menurut Muhyidin, cita-cita baru akan terwujud jika dunia Islam bersatu dan memulai langkah nyata di dunia.

“Sampai sekarang, Palestina belum juga merdeka dan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan,” ujar dia.

Senada dengan pernyataan Muhyidin, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ali Munhanif mengatakan KTT OKI harus menghasilkan langkah nyata untuk membuat Palestina menjadi negara berdaulat.

“Jangan hasilnya nanti cuma deklarasi saja. Deklarasi terlalu sering dibuat, tetapi keberlanjutan dan diplomasinya tidak terjadi. Dari OKI harus lahir sebuah strategi terukur untuk membebaskan Al Aqsha,” ujar Ali.

Dia mengatakan isu pencaplokan wilayah Palestina yang dilakukan oleh Israel justru masalah sesungguhnya di kawasan Timur Tengah. Sayangnya, isu Palestina cenderung tertutup masalah lain sehingga perhatian publik teralihkan. Mereka lebih fokus terhadap permasalahan sektarian dan gejolak Arab Spring.

“Saya pikir dunia Islam itu seolah permasalahn konflik sektarian. Pada dasarnya, ada sebuah negara di Timur Tengah, Israel yang sejauh ini menjadi akar masalah berbagai konflik tersebut,” tutur dia.

Do something

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memahami betul harapan publik yang ingin ada dampak nyata dari konferensi mengenai Palestina. Namun, dia menegaskan KTT Luar Biasa OKI ini bukan sebuah pertiwa tetapi proses. Di mana, Indonesia dan negara anggota OKI berinvestasi sedikit demi sedikit demi perdamaian Palestina dan Israel.

“Pilihannya kan do something and be contribute. Kami berharap kontribusi Indonesia akan membuat perbedaan, walaupun sedikit. Kalau diakumulasikan apa yang telah kami lakukan selama ini sudah cukup besar,” ujar Retno dalam sebuah dialog di Kemlu pada Jumat, 4 Maret.

Salah satu alasan mengapa KTT Luar Biasa ini digelar, kata Retno mengingat situasi di kota Yerusalem yang semakin genting. Jika dilihat dari peta, maka kondisi geografis Palestina semakin mengecil karena dicaplok oleh Israel.

Sementara, jika ditunggu hingga KTT OKI reguler yang akan dihelat di Istanbul, Turki, di khawatir negara anggota tidak akan fokus membahas isu Palestina.

Hal senada juga disampaikan Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri, Hasan Kleib. Agar pertemuan tingkat tinggi itu tidak sekedar KTT biasa, maka Indonesia mengusulkan untuk mengundang negara anggota Dewan Keamanan PBB dan empat pihak yang terlibat dalam pembicaraan damai Israel dengan Palestina.

“Dengan mengundang berbagai pihak itu, kami bergarap negara anggota DK PBB bisa langsung mendengar harapan dari negara anggota OKI terkait status Yerusalem. Sehingga, ke depannya bisa ada desakan untuk mengembalikan isu Palestina ke meja perundingan,” papar Hasan. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!