Petenis Maria Sharapova diskors, positif gunakan obat terlarang

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Petenis Maria Sharapova diskors, positif gunakan obat terlarang

EPA

Maria Sharapova mengakui menggunakan meldonium selama 10 tahun

JAKARTA, Indonesia — Petenis asal Rusia, Maria Sharapova, mengaku gagal melewati tes doping pada Australia Terbuka karena zat kesehatan yang dia konsumsi selama 10 tahun.

Salah satu atlet termahal di dunia ini akan dikenai hukuman larangan bermain mulai 12 Maret, berdasarkan peraturan Federasi Tenis Internasional (ITF).

Petenis berusia 28 tahun yang lima kali menjuarai Grand Slam ini  dinyatakan positif mengonsumsi mildronate yang digunakan untuk melawan diabetes dan kurang magnesium. Jenis obat yang juga disebut meldonium ini dinyatakan terlarang oleh Badan Antidoping Dunia (WADA) sejak 1 Januari 2016.

“Saya melakukan kesalahan besar. Saya membuat pendukung saya terpukul dan juga olahraga ini,” kata Sharapova, bekas anak ajaib tenis yang menjadi juara Wimbledon termuda ketiga. 

“Saya memikul tanggung jawab sepenuhnya untuk soal ini.”

Sharapova mengatakan dokter keluarganya reguler memberi dia meldonium selama 10 tahun karena ia kerap mengeluh sakit kekurangan magnesium dan memiliki panyakit diabetes.

“Sangat penting untuk Anda pahami bahwa selama 10 tahun obat ini tidak termasuk daftar yang dilarang WADA dan saya dibenarkan secara hukum untuk mengonsumsi obat ini. Namun pada 1 Januari lalu, aturan itu diubah dan meldonium pun menjadi zat terlarang,” ujar Sharapova.

“Saya tahu bahwa saya harus menghadapi konsekuensi ini dan saya tak ingin mengakhiri karir dengan cara seperti ini. Saya sungguh berharap saya akan mendapatkan kesempatan lainnya untuk memainkan olahraga ini,” kata petenis yang berpenghasilan 29,5 juta dolar AS pada 2015 ini.

WADA sendiri menolak mengomentari soal kasus ini sampai ITF mengeluarkan keputusan final mengenai hal ini.

Meldonium digunakan untuk mengobati sakit pada dada dan serangan jantung, namun beberapa peneliti mengaitkan obat ini dengan upaya meningkatkan daya tahan dan stamina atlet.

Obat ini dilarang di AS, namun dibolehkan di Rusia, Latvia dan beberapa negara Eropa timur.

Sharapova, yang beberapa tahun belakangan mesti berjuang melawan rangkaian cedera, tidak tampil lagi sejak kalah dari Serena Williams pada perempatfinal Australia Terbuka Januari lalu.

Terkenal gigih dan pantang menyerah serta tangguh di baseline, Sharapova pada usia 17 tahun  menjadi petenis putri Rusia pertama yang menjuarai Wimbledon ketika mengalahkan Serena Williams 6-1, 6-4 pada final edisi 2004.

Kemenangan ini membuatnya menjadi juara Wimbledon termuda ketiga setelah Lottie Dod dan Martina Hingis, dan petenis termuda keempat yang menjuarai Grand Slam di Era Terbuka setelah Hingis, Monica Seles, dan Tracy Austin. —Laporan AFP/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!