Perancis lirik kerjasama dengan Pelabuhan Tanjung Emas

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Perancis lirik kerjasama dengan Pelabuhan Tanjung Emas
Perancis ingin menjalin kerjasama di sektor kelautan dengan Indonesia dan Semarang dipilih karena pertumbuhan industri sangat tinggi

SEMARANG, Indonesia – Duta Besar Perancis untuk Indonesia Corinne Breuzé mengunjungi Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang, Jawa Tengah pada Kamis, 10 Maret. 

Corinne tiba di Semarang pukul 14:00 WIB ditemani beberapa Pejabat Kementerian Lingkungan Hidup Energi dan Kelautan Perancis.

Ia bersama rombongannya berkesempatan memantau aktivitas Terminal Peti Kemas di  Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.

“Saya melihat perkembangan yang ada di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sangat tinggi,” ujar Corinne kepada wartawan.

Untuk saat ini, menurut Corinne, Perancis menawarkan kerjasama pengolahan limbah air kotor. Sebab, menurutnya, adanya penerapan teknologi limbah air kotor nantinya dapat dimanfaatkan kembali oleh warga Semarang.

“Kami ingin menjalin kerjasama pengolahan limbah air kotor karena negara kami selama ini sangat memperhatikan perkembangan kondisi lingkungan yang terjadi saat ini, termasuk sampah,” kata Corinne.

Ia lantas menjelaskan penjajakan kerjasama kemaritiman dengan pihak Pelabuhan Tanjung Emas merupakan kedua kalinya di Indonesia setelah pihaknya bekerjasama dengan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur di bidang otomatisasi terminal peti kemas.

Semarang perluas dermaga pelabuhan

Sementara itu, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia III Djarwo Surjanto menyampaikan selain Perancis, banyak negara lain yang tengah menjalin komunikasi dengan pihaknya untuk bekerjasama di sektor kelautan.

Ia menyebut sejumlah negara Asia yang telah bekerjasama di Jawa Tengah seperti Cina dan Korea Selatan.

Ia beranggapan TPKS Tanjung Emas saat ini memiliki sejumlah fasilitas memadai untuk mendukung bongkar muat barang.

“Kami sudah memperluas dermaga serta menambah crane. Sehingga jumlah crane yang kami miliki saat ini ada 20 buah,” bebernya.

“Penjajakan yang dilakukan ini adalah kerjasama hubungan dagang antar negara Eropa dengan Asia Tenggara,” ujarnya.

Djarwo melihat peluang ini cukup menguntungkan apalagi grafik pertumbuhan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Emas meningkat setiap tahun.

“Dalam diskusi yang terjalin tadi, mereka mau berinvestasi di pelabuhan,” tandasnya. – Rappler.com 

 BACA JUGA:

 

 

 

 

 

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!