Philippine basketball

5 Upaya efisiensi Pertamina pasca Petral dibubarkan

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 Upaya efisiensi Pertamina pasca Petral dibubarkan

ANTARA FOTO

Pertamina target efisiensi US$100 Juta dari pengadaan minyak dan produk minyak tahun 2016.

JAKARTA, Indonesia – Perlombaan untuk mengejar efisiensi pengelolaan di kalangan perusahaan pelat merah menjadi tema pengembangan Badan Usaha Milik Negara.  Akhir Februari tahun ini Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengingatkan agar BUMN meningkatkan efisiensi dan bisa bersaing tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di kawasan.  Salah satu upaya mendorong efisiensi adalah dengan membentuk holding yaitu induk usaha yang mengelola BUMN dalam bidang yang sama. 

Efisiensi juga dikejar lewat pengelolaan bisnis. PT Pertamina (Persero), misalnya menargetkan efisiensi dari proses pengadaan minyak dan produk minyak melalui Integrated Supply Chain (ISC) tahun 2016 sebesar US$100 juta. 

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan sepanjang 2016 Pertamina akan melanjutkan penataan sistem ISC yang diharapkan dapat mendatangkan efisiensi bagi perusahaan. Perubahan pengadaan minyak dan produk minyak oleh ISC tetap menjadi salah satu bagian penting dalam Breakthrough Project , alias terobosan Pertamina.

Peran ISC menggantikan perusahaan pemasaran Pertamina, Petral, yang kontroversial dan akhirnya dibubarkan pada Mei 2015.  Setelah Petral dibubarkan, Pertamina mengaku meraup untung Rp 250 miliar per hari.

“Penataan sistem ISC telah dilakukan dan terbukti tahun lalu sukses menciptakan efisiensi bagi Pertamina sebesar US$208,1 juta atau jauh melampaui target sebesar US$91,7 juta dari proses pengadaan minyak mentah (crude) dan produk. Tahun ini kami akan melanjutkan penataan sistem tersebut. Kami targetkan efisiensi dari pengadaan minyak dan produk minyak sebesar US$100 juta,” kata Wianda, dalam keterangan kepada media.

Nilai efisiensi tersebut diharapkan diraih dari beberapa inisiatif strategis, meliputi maksimalisasi pembelian minyak mentah domestik, efisiensi dalam kegiatan pengadaan minyak mentah, Bahan Bakar Minyak, dan Liquid Petrolium Gas, pemrosesan minyak mentah di kilang luar negeri, termasuk juga pengadaan kondensat, BBM, dan LPG dari beberapa negara dalam kerangka kerjasama antar pemerintah atau  G to G. 

Tahun 2015, Pertamina menambah investasi hilir dan hulu senilai US$  5,31 miliar, termasuk meneken kerjasama dengan Aramco, raksasa minyak dari Arab Saudi.  Kerjasama ini terwujud setelah pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdul Azis

Kenaikan permintaan di tahun 2016

Menurut catatan Pertamina, pada 2016, permintaan gasoline diperkirakan mencapai 164,6 juta barel, adapun gasoil sebesar 171,1 juta barel dalam setahun.  Permintaan LPG diperkirakan bisa mencapai 7,45 juta Metrik Ton (MT).  Gasoline adalah minyak dengan oktan 88, 90, 92 dan 95 yang digunakan sebagai BBM.  Sedangkan gasoil adalah solar yang sekarang menjadi biosolar karena kewajiban dicampur bahan bakar nabati 20 persen.

Sepanjang 2015 nilai minyak mentah dan produk minyak yang dikelola oleh ISC Pertamina mencapai US$ 27,41 miliar, di mana US$14,85 miliar merupakan minyak mentah dan US$12,56 miliar berupa produk. Pada tahun lalu, ISC melakukan transformasi pada fase 1.0 melalui lima program strategis, yaitu:

  • memotong perantara dari rantai suplai, 
  • peningkatan pemanfaatan dan fleksibilitas dari armada laut Pertamina, 
  • pemberian kesempatan yang sama dan adil untuk semua peserta pengadaan, 
  • penerapan proses evaluasi penawaran yang transparan dan 
  • mengurangi biaya dengan menerapkan pembayaran telegraphic transfer (TT). 

“ISC juga telah mengurangi porsi pembelian secara spot, terutama untuk produk Premium yang seluruhnya melalui kontrak term, solar dan LPG masing-masing 96% kontrak term, Avtur 86%. Adapun, untuk minyak mentah volume pengadaan melalui kontrak term meningkat menjadi 70% dari sebelumnya 60%. Pada intinya, apapun upaya yang bisa dilakukan dan sesuai dengan kaidah-kaidah dan best practices yang ada akan kami lakukan untuk mencapai efisiensi berapa sen dolar pun yang bisa diperoleh,” ungkap Wianda.    

Transformasi ISC adalah bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan memperkuat transparansi pengadaan minyak mentah dan produk minyak yang selalu menjadi perhatian publik. Pertamina, menurut Wianda, mengundang daftar mitra usaha terseleksi (DMUT) untuk terlibat dalam pengadaan minyak mentah dan produk BBM. 

Penetapan DMUT juga cukup ketat karena harus memenuhi sejumlah kualifikasi tertentu seperti detil bisnis perusahaan, detil laporan keuangan, detil bank, dan lain-lain.

“Informasi tender kami buka melalui website Pertamina yang semua orang dapat mengaksesnya dan itu merupakan terobosan penting di mana seluruh proses pengadaan maupun penjualan minyak dan produk minyak oleh ISC dilakukan secara terbuka dan transparan,” kata Wianda.

Terkait dengan pembentukan “holding”, Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno mengatakan bahwa Pertamina berpotensi besar menjadi holding BUMN energi.

“Proses pembentukan holding energi antara PT Perusahaan Gas Negara dan anak usaha Pertamina, Pertamina Gas (Pertagas) masih berlanjut.  Arahnya memang efisiensi, sebagaimana penugasan Bapak Presiden kepada BUMN,” kata Rini, kepada Rappler – Rappler.com

 

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!