Seorang bapak di Bandung ciptakan hijab mengandung ekstrak minyak alpukat

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Seorang bapak di Bandung ciptakan hijab mengandung ekstrak minyak alpukat
Hijab biasa diklaim gunakan bahan kimia berbahaya. Hijab dari ekstrak minyak alpukat ia akui sebagai anti-bakteri dan anti-jamur

BANDUNG, Indonesia — Inovasi baru di industri fesyen hijab muncul di Bandung. Sebuah hijab diproduksi dengan memakai bahan alami yang mengandung ekstrak minyak alpukat. Produk dengan brand Dejilbab ini diklaim pemiliknya sebagai satu-satunya dan pertama di dunia.

Sang owner yang juga menciptakan Dejilbab, Khoirul Anwar, mengatakan produk tersebut diciptakan untuk memberikan pilihan jilbab yang aman dan sehat bagi para hijabers. Ide itu bermula ketika ia mendengar berbagai keluhan isterinya yang berhijab.

“Isteri saya itu mengalami kerontokan rambut. Terus, kalau habis berpergian, panas-panasan, keringatan, baunya tak sedap. Walaupun pakai minyak wangi, tetap bau apek,” kata Khoirul saat berbincang dengan Rappler di kediamannya di Ciwastra, Kota Bandung, pada Sabtu, akhir pekan lalu.

Dari situlah, Khoirul melakukan riset mengenai berbagai kendala yang dialami perempuan berhijab. Ternyata, tidak hanya rambut rontok dan bau apek, tapi juga banyak masalah lainnya, seperti rambut berketombe, iritasi kulit, dan penyakit jamur.  

Masalah pengguna jilbab meliputi rambut rontok, bau apek, ketombe, iritasi kulit, dan jamuran

Dengan berbekal pengalaman di bidang retail busana Muslim selama puluhan tahun, pria berusia 43 tahun itu pun menemukan penyebab berbagai masalah berhijab itu ada di bahan tekstil yang digunakan. Ia kemudian melakukan riset di sebuah pabrik tekstil selama 6 bulan. 

Khoirul juga berkonsultasi dengan ahli penyakit kulit di sebuah klinik kecantikan ternama di Bandung.

“Ternyata hijab itu tidak bersih dalam proses pencucian. Saya konsul dengan pihak pabrik tekstil, ada bahan chemical berbahaya yang digunakan. Ada yang pakai bahan berbahaya, seperti merkuri dan senyawa halogen, kaya iodium, klor, dan brom. Bahan-bahan itu, bahkan ekstrimnya, bisa menyebabkan kanker,” kata Khoirul.

Berbekal hasil riset, Khoirul kemudian menciptakan sebuah bahan tekstil yang diberi nama MFICool. Bahan kain yang sudah dipatenkan itu dipintal dari serat benang microfiber yang sangat baik dalam menyerap keringat sekaligus melepaskan panas.

“Pada proses finishing-nya kami gunakan bahan kimia ramah lingkungan dengan standar Eropa. Kami impor dari Jerman,” ungkapnya.

Alpukat dipilih karena memiliki manfaat melembabkan dan melembutkan. Foto oleh Yuli Saputra/Rappler

Dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan, Khoirul mengklaim produk Dejilbab aman dan sehat bagi kaum Muslimah. Apalagi, produknya merupakan hijab anti-bakteri dan anti-jamur.

Hal itu dibuktikan dengan sertifikasi dari Rudolf Group, perusahaan Jerman yang memproduksi bahan tekstil ramah lingkungan. Ia menyakini produknya itu bisa menghilangkan keluhan yang biasa dialami para hijabers.

“Karena bahan tekstil yang kami gunakan bisa menyerap keringat dan sirkulasi udaranya bagus, sehingga rambut bisa bernafas. Kerontokan pada rambut terjadi karena asupan oksigen kurang pada rambut. Kulit juga tidak akan bersentuhan dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya,” ujar Khoirul.

Hijab dengan ekstrak minyak alpukat merupakan salah satu inovasi dari hijab anti-bakteri dan anti-jamur yang dikembangkan Khoirul. Alpukat dipilih karena memiliki manfaat melembabkan dan melembutkan. 

“Hijab yang menggunakan ekstrak minyak alpukat ini, bahannya halus dan nyaman dipakai. Kalau kena sinar matahari, tidak kering dan panas, tapi lembut dan melembabkan, terasa adem. Rencananya mau bikin inovasi dari buah-buahan lain. Jadi kami back to nature, tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya tapi yang alami,” kata Khoirul.

Pada Januari 2015, Khoirul mulai memasarkan produknya. Respons pasar, menurutnya, cukup positif ditandai dengan omzet penjualan yang terus meningkat. Dalam sebulan, produk Dejilbab bisa terjual hingga 10 ribu buah. 

Produk Dejilbab terdiri dari bergo, kerudung, ciput, legging, dan pashmina. Perusahaannya pun mulai berkembang dengan dibukanya toko dan kemitraan di sejumlah daerah di Indonesia.

Namun, Khoirul merasa puncak dari keberhasilannya itu ketika keluhan yang dialami isterinya tidak muncul lagi. Ia juga mendapat pengakuan dari sejumlah konsumen yang merasa nyaman menggunakan produk Dejilbab.

“Ada konsumen dari Bali yang mengaku migrennya hilang setelah memakai ciput Dejilbab. Ibu itu sampai datang ke Bandung untuk beli sebanyak 3 kodi ciput,” tutur Khoirul.

Ada pula konsumen yang mengaku hijabnya tidak bau, padahal dipakai terus menerus selama satu minggu tanpa dicuci. Untuk itu, Khoirul juga memberi garansi selama sebulan pada produk hijab Dejilbab.

“Kalau dalam sebulan hijabnya bau apek, uang kembali,” ujarnya.

Dalam menjalankan bisnisnya ini, Khoirul mengaku tidak hanya mengejar keuntungan semata. Tapi ia memiliki visi misi mengedukasi konsumen akan produk tekstil yang aman dan sehat.

“Berusaha mengedukasi konsumen, terutama hijabers harus hati-hati menggunakan hijabnya. Jangan asal murah dan modis, tapi juga perhatikan kesehatannya. Karena bisa saja hijabnya tidak sehat, bisa merusak rambut, wajah, dan bahayanya, kanker,” katanya. 

“Muslimah itu pakai hijab bisa seharian, kalau hijabnya enggak sehat, betapa sakitnya Muslimah.”

Jadi hijabers, sudah sehatkah hijab Anda? —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!