Pendeta Agung Semarang meninggal dunia karena serangan jantung

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pendeta Agung Semarang meninggal dunia karena serangan jantung
Beliau mempunyai kepedulian tinggi terhadap masyarakat sekitar

SEMARANG, Indonesia – Salah satu tokoh Kristen terkemuka Indonesia, Pendeta Agung Semarang Petrus Agung Purnomo, meninggal dunia pukul 23:30 WIB, Minggu, 13 Maret.

Menurut anggota keluarga dan sahabatnya, beliau meninggal dunia karena serangan jantung dalam usia 56 tahun.

Saat ini, jenazah almarhum disemayamkan di Gereja JKI Injil Kerajaan Holly Stadium di Jalan Arteri Soekarno-Hatta Semarang.

Sejumlah tokoh politik lokal kelihatan datang melayat. Gubernur Ganjar Pranowo, misalnya, datang melayat Senin malam. Dia menyatakan turut berduka atas meninggalnya pedeta agung yang selama ini dia anggap sebagai sahabat.

Ganjar mengaku kenal almarhum sejak berkampanye dalam Pilgub Jateng 2012. Menurut Ganjar, pendeta agung adalah tokoh nasrani yang punya kepedulian sosial tinggi terhadap musibah bencana alam dan bidang pendidikan.

“Dilihat dari kegiatannya semasa hidupnya, beliau terlihat muda dan perjuangannya luar biasa setiap kali membantu sesama manusia,” kata Ganjar.

Sebelumnya, Walikota Semarang Hendrar Prihadi dan Wakil Walikota Hevearita Gunaryanti Rahayu juga datang melayat.

“Saya sendiri yang menemani rombongan walikota melayat ke Gereja Injil Kerajaan,” kata Dewi Susilo Budiharjo, Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI).

Prasetyo Ariwibowo, salah satu sahabat Pendeta Petrus, mengemukakan sahabatnya itu meninggal karena sakit jantung.

“Padahal kemarin malam sempat beribadah dengan kami. Beliau yang mempimpin doa di podium untuk menyampaikan firman Tuhan sampai pukul 21:00 malam. Lalu tiba-tiba 
sesak napas. Kami semua kehilangan beliau,” katanya.

Sementara itu, Sami Keyza Sasha Josep, salah satu putra Pendeta Petrus, mengatakan keluarga sudah legawa dengan kepergian sang ayah.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Tuhan yang telah membimbing kita di jalan yang luar biasa,” kata Keyza di depan peti jenazah almarhum, Senin malam, 14 Maret.

Keyza bercerita ayahnya sering memberikan pelajaran berharga dari hal-hal sepele. “Saya jarang bicara dengan papa. Tapi rupanya papa secara tidak  langsung mengajarkan banyak hal dan momentum itu tidak akan datang dua kali,” kata Keyza.

Jenazah almarhum akan disemayamkan di Gereja Injil selama dua hari sebelum dimakamkan di TPU Heavenly Hil Ungaran pada Rabu, 16 Maret. – Rappler.com

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!