US basketball

Umat Muslim Solo desak pemerintah bubarkan Densus 88

Ari Susanto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Umat Muslim Solo desak pemerintah bubarkan Densus 88
Beberapa pihak mencurigai adanya ketidakberesan dalam prosedur yang diterapkan Densus 88 Anti Teror ketika memeriksa terduga teroris.

SOLO, Indonesia – Desakan kepada pemerintah untuk membubarkan Detasemen Khusus 88 Anti Teror terus berlanjut di Kota Solo. Setelah berunjuk rasa di Bundaran Gladag awal pekan lalu, ratusan umat Islam gabungan dari berbagai ormas mendatangi Mapolresta Surakarta Jumat sore, 18 Maret.

Penolakan terhadap Densus ini sebagai reaksi atas tewasnya dua orang terduga teroris di Solo dan sekitarnya berturut-turut dalam dua pekan yaitu Fonda Amar Solihin dan Siyono. Fonda, warga Brengosan, Purwosari, Solo, dilaporkan tewas tertembak dalam operasi gabungan TNI-Polri di Poso, 28 Februari. Jenazahnya baru dimakamkan hari ini. Sedangkan, Siyono warga Brengkungan, Cawas, Klaten, dilaporkan meninggal saat menjalani pemeriksaan oleh Densus pada 11 Maret.

Tim pembela muslim dari The Islamic Study and Action Center (ISAC) Solo menemukan sejumlah luka yang diduga merupakan indikasi penyiksaan terhadap keduanya sebelum mereka tewas. Fonda, misalnya,  kehilangan kedua gigi depan atas-bawah, sementara Siyono mengalami luka bagian belakang, mata dan kedua kaki akibat benturan benda tumpul.

Sebelumnya, ISAC juga mendapati dua orang warga Solo yang ditangkap Densus pada Desember tahun lalu, Andika Bagus Setyawan, siwa kelas dua SMA terduga jaringan Ibad dan Hamzah. Mereka berdua diduga mengalami siksaan berat selama ditahan Densus 88.

Kematian Siyono menimbulkan tanda tanya dari berbagai pihak, seperti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KomnasHAM), Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS), dan organisasi Islam tertua di Indonesia Muhammadiyah. Mereka mencurigai adanya ketidakberesan dalam prosedur pemeriksaan terduga teroris.

Komandan Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) Edi Lukito menantang Presiden Joko Widodo untuk membubarkan Densus yang dianggapnya tidak berguna. Mereka mengatakan Densus 88 dibiayai uang rakyat untuk menangkapi, menyiksa, dan membunuh orang Islam.

“Di Solo ada sebuah hotel langganan Densus, di sana para tahanan diinterogasi dengan cara disiksa, dipukul kemaluannya, dan ada pula yang ditembak,” katanya.

Sementara itu, Ketua Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) Mu’inudinillah Basri menilai pemerintah gagal menjalankan amanat konstitusi untuk melindungi segenap bangsa Indonesia. Menurut doktor lulusan Universitas King Saud itu, pemerintah membasmi teroris dengan cara menciptakan terorisme baru. Karena iming-iming bantuan dana asing, negara tega menghabisi nyawa anak bangsanya sendiri yang belum tentu terbukti bersalah.

“Tidak masuk akal, Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia lalu mereka ingin membuat kerusakan di negaranya sendiri. Kita setuju pemberantasan terorisme, tetapi tidak dengan cara semena-mena membunuhi orang,” kata Direktur Pondok Pesantren Tahfizul Quran Ibnu Abbas Klaten itu. – Rappler.com

BACA JUGA: 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!