Siap bersaing, Blue Bird perbaiki aplikasi mobile

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Siap bersaing, Blue Bird perbaiki aplikasi mobile

ANTARA FOTO

Walau sudah hadir sejak tahun 2011, aplikasi My Blue Bird disebut banyak pihak masih jarang digunakan.

JAKARTA, Indonesia – PT Blue Bird Tbk akan berbenah diri dengan memperbaiki aplikasi mobile mereka yang sudah hadir sejak 2011 lalu. Hal itu dilakukan sebagai salah satu strategi dalam menghadapi persaingan dengan transportasi umum lainnya berbasis aplikasi.

“Kami akan melakukan beberapa promosi. Kami juga perlu memperbaiki akses, ketersediaan, penampilan dan semua yang diperlukan serta layanan-layanannya,” ujar CEO Blue Bird Group, Sigit Priawan Djokosoentono ketika memberikan keterangan pers pada Jumat,, 18 Maret di Jakarta.

Salah satu layanan yang akan ditingkatkan, ujar Sigit, yaitu dengan adanya pembayaran non-tunai serta kemudahan pemesanan.

“Misalnya cashless payment, serta kemudahan pelangan untuk memesan dari jauh hari. Hal-hal seperti itu kami lakukan untuk perbaikan,” kata dia.

Dengan adanya pengembangan aplikasi, Sigit menyebut hal yang dibutuhkan adalah perbaikan infrastruktur. Aplikasi mobile Blue Bird bernama My Blue Bird sudah hadir sejak 2011 untuk sistem operasi BlackBerry, Android dan IOS. Namun, banyak yang menilai aplikasi tersebut kurang populer.

Kebijakan setara

Dalam kesempatan itu, Sigit turut meminta kepada pemerintah yang masih membiarkan transportasi berbasis online masih beroperasi. Sigit mengatakan sudah seharusnya perusahaan taksi atau penyedia angkutan lain untuk mengikuti peraturan yang berlaku.

“Kami siap bertanding secara adil. Tapi, tolong dibuat kesetaraan. Kontrol tarif juga harus sama. Mereka kok bisa pakai pelat nomor hitam kalau beroperasi? Sementara, perusahaan transportasi kan harus memiliki pool,” papar Sigit.

Dia mengatakan Blue Bird akan berdiskusi dengan pemerintah. Sebab, dia tidak ingin pembiaraan operasi transportasi berbasis aplikasi online dijadikan contoh.

Optimis tetap pimpin pasar

Sementara, Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Purnomo Prawiro mengatakan dirinya siap bersaing dengan transportasi berbasis aplikasi online, bahkan optimis akan tetap memimpin pasar di Indonesia. Salah satu modal yang dimiliki Blue Bird yaitu memprioritaskan aspek keselamatan.

“Pengalaman kami selama bertahun-tahun membuktikan bahwa perusahaan justru tumbuh signifikan ketika ada kompetitor baru. Namun demikian, tentu persaingan harus terjadi dalam industri yang berada dalam kesetaraan regulasi (same level playing field),” ujar Purnomo dalam keterangan tertulis.

Dia mengisahkan Blue Bird dibentuk hanya bermodalkan dua armada untuk mendukung operasional bisnisnya. Kini Blue Bird sudah bertransformasi menjadi salah satu perusahaan terbesar di bidang transportasi penumpang dan jasa pengangkutan darat dengan 15 anak perusahaan serta mengelola sekitar 35 ribu armada serta lebih dari 40 ribu pengemudi dan staf.

Penolakan terhadap kehadiran transportasi berbasis aplikasi online kembali terjadi pada Senin, 14 Maret di dekat Istana Negara. Ribuan sopir angkutan darat yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) menuntut agar transportasi berbasis aplikasi ditutup karena sudah merugikan sopir transportasi konvensional. Mereka mengeluh pendapatan mereka turun, karena konsumen beralih menggunakan transportasi berbasis aplikasi. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!