Wiji Thukul disebut perakit bom, keluarga: Itu fitnah!

Ari Susanto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Wiji Thukul disebut perakit bom, keluarga: Itu fitnah!
Keluarga Wiji Thukul hingga kini masih syok dan terpukul akibat status Path Ndorokakung yang isinya tidak bisa dipertanggung jawabkan.

SOLO, Indonesia – Tulisan Ndoro Kakung yang diunggah di status Pathnya pada Kamis, 17 Maret mengenai Wiji Thukul membuat keluarga penyair dan aktivis buruh kelahiran Solo itu terguncang dan meradang. Istri Wiji, Siti Dyah Sujirah atau Sipon yang biasa dikenal dekat wartawan kini menjadi irit bicara.

Dia berang dan membantah tuduhan yang menyebut suaminya memasok bom dan tewas di perbatasan antara Timor Leste dan Indonesia.

“Itu semua tidak benar. Fitnah,” ujar Sipon kepada Rappler ketika ditemui di rumahnya pada Sabtu, 19 Maret.

Sementara, Fitri Nganthi Wani, putri sulung Wiji Thukul yang mewakili bapaknya untuk menerima penghargaan dari Xanana Gusmao mengalami depresi karena tuduhan tersebut disebarluaskan tanpa bukti.

“Sejak pulang dari Timor Timur, Fitri syok dan marah mendengar tuduhan bapaknya sebagai tukang bom. Sampai sekarang tak mau bertemu siapa pun,” kata dia.

Sementara, adik Wiji, Wahyu Susilo, mengatakan kendati keluarga telah mengeluarkan pernyataan resmi dan tuntutan permintaan maaf, belum ada respons dari Ndorokakung atau yang memiliki nama asli Wicaksono itu.

“Belum ada (respons). Keluarga Wiji Thukul di Solo menunggu kedatangan Ndorokakung datang langsung ke rumah Wani untuk meminta minta maaf dan bertanggungjawab atas goncangan psikis yang dialami keluarga,” ujar Wahyu kepada Rappler pada Sabtu, 19 Maret.

Di dalam status yang diunggah Wicaksono, Xanana disebut mengucapkan terima kasih kepada Wiji Thukul karena telah membantu perjuangan rakyat Timor Leste untuk merdeka. Wiji membantu rakyat Timor Leste dengan membuat bom untuk melawan pasukan ABRI.

Kemudian, Wicaksono juga menyebut Wiji tewas di wilayah perbatasan akibat dibom ABRI.

Status itu dikecam oleh keluarga dan para aktivis yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI). Menurut salah satu pengusaha Indonesia di Timor Leste yang ikut menyaksikan penyerahan penghargaan, Tadius Prio Utomo, Xanana berbicara dengan menggunakan bahasa setempat, Tetun.

“Terkait dengan pernyataan merakit bom, justru Xanana tengah berkisah dirinya sendiri ketika menjadi gerilyawan. Dalam Bahasa Tetun, dia mengaku belajar merakit bom, tetapi tidak ada kaitan dan sama sekali tidak menyebut Wiji Thukul,” papar Prio kepada Rappler melalui pesan pendek pada Jumat, 18 Maret.

Sementara, Ketua IKOHI, Wanmayetti daripada menyebar isu yang tak benar, Ndorokakung seharusnya membantu untuk mengungkapkan keberadaan delapan aktivis, termasuk Wiji Thukul yang diduga sengaja dihilangkan.

Ndorokakung memang sudah meminta maaf dengan membuat status Path baru usai pernyataan sebelumnya membuat heboh publik. Tetapi, dia menyampaikan permintaan maaf itu secara langsung kepada keluarga.

Wiji Thukul, penyair kiri yang lantang menyerukan perlawanan terhadap tirani Orde Baru lewat puisi itu, sampai sekarang tidak diketahui keberadaanya. Ia dikabarkan hilang di Jakarta menjelang demonstrasi besar-besaran pada 1998 untuk menjatuhkan Suharto.

Beberapa sumber menyebut ia termasuk dari 13 orang yang diduga “dihilangkan” oleh Tim Mawar Kopassus.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo pernah berjanji untuk menuntaskan masalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat dan penghilangan paksa aktivis. Mantan Walikota Solo yang menggemari puisi-puisi Wiji Thukul itu juga pernah mengatakan bahwa hidup atau mati Wiji Thukul harus ditemukan. – dengan laporan Santi Dewi/Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!