Crystal Palace vs Leicester City: Saatnya The Foxes melompat lebih tinggi

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Crystal Palace vs Leicester City: Saatnya The Foxes melompat lebih tinggi

AFP

Selisih dengan para penguntit Leicester City harus terus diperlebar. Crystal Palace menjadi salah satu korban The Foxes untuk melakukannya.

 

 JAKARTA, Indonesia – Apa keuntungan bagi seorang David melawan Goliath? Tubuhnya kecil dan karena itu lebih lincah dan luwes bergerak. Sebaliknya, Goliath memang besar dan memiliki kekuatan yang lebih dominan. Tapi karena kebesarannya itulah, mereka tak leluasa bergerak.

Tamsil yang kurang lebih sama antara Leicester City dan para penantangnya. Klub berjuluk The Foxes itu bukan siapa-siapa. Mereka bahkan tersingkir dari semua ajang di luar Liga Primer. Mereka disingkirkan Tottenham Hotspur di Piala FA dan bernasib sama di tangan Hull City di ajang Piala Liga.

Tapi, justru karena tidak menjalani laga lain di luar Liga Primer, Leicester City tak tergoyahkan di puncak klasemen. Selama delapan pekan, pasukan Claudio Ranieri itu bertengger di puncak dan seolah enggan turun.

Kekuasaan Leicester City di puncak klasemen Liga Primer. Sumber: Football-Lineup

Para penantang klub milik Asian Football Investment itu seperti Tottenham Hotspur, Arsenal, atau Manchester City, disibukkan dengan jadwal Europa League atau Liga Champions. Itu belum termasuk turnamen domestik seperti Piala FA dan Piala Liga.

Keuntungan bagi Leicester tidak hanya fokus. Tapi juga pemain utama yang jauh dari ancaman cedera. Apalagi, di Leicester, Ranieri tidak lagi gemar bongkar pasang pemain—seperti yang kerap dia lakukan di klub-klub sebelumnya. Hampir semua starting eleven yang dia pakai adalah pemain yang sama.

Dengan skuat yang dangkal, target menjadi juara Liga Primer tidaklah muluk bagi klub yang diakuisisi konglomerat Thailand tersebut.

Perkiraan formasi Crystal Palace vs Leicester City. Sumber: Whoscored.com

Tapi, Leicester harus mulai waspada karena beberapa pesaing mulai berguguran di ajang internasional. Spurs keok dari Borussia Dortmund sedangkan Arsenal disingkirkan Barcelona. Dari tiga penantang berat, hanya Manchester City yang masih berpeluang di Liga Champions.

Undian babak perempat final mempertemukan mereka dengan jawara Prancis Paris Saint-Germain.

Karena itu, di saat tim-tim lain sedang lesu darah, saatnya Leicester terbang tinggi. Selisih mereka atas tim peringkat kedua klasemen sementara, Spurs, sebanyak 5 angka harus terus dijaga.

Selisih dengan tim peringkat ketiga, Arsenal, sebanyak 11 angka bisa terus bertambah. Apalagi, klub berjuluk The Gunners itu harus melawat ke kandang Everton, Goodison Park.

Upaya untuk semakin jauh meninggalkan para pesaing semakin terbuka karena tidak banyak masalah dalam line up Leicester. Para pemain cedera hanya pemain cadangan seperti Matthew James dan Andy King.

“Saya tahu situasi di kamar ganti saat ini sedang sangat positif. Tapi meskipun begitu, kami belum meraih apa-apa,” kata Ranieri seperti dikutip BBC.

Situasi di kubu Crystal Palace juga sedang tidak bagus. Dalam 12 laga terakhir di Liga Primer, pasukan Alan Pardew itu tidak pernah sekalipun menang.

“Kami kerap kali menghadapi situasi kulit pisang di mana kami dengan gampang bisa terpeleset,” kata Pardew.

Pardew tahu bahwa banyak pengamat memprediksi timnya bakal kalah. Namun, dia yakin Leicester pasti memiliki celah dalam soliditas pertahanannya.

“Sejarah bagi kami selalu dicatat pada hal-hal mustahil. Tidak pernah ada satupun pengamat yang memprediksi kami menang. Tapi justru saat itulah kami bisa mengalahkan lawan,” kata Pardew.—Rappler.com

BACA JUGA:

 

 

 

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!