9 catatan penting penyelenggaran Belok Kiri Festival

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

9 catatan penting penyelenggaran Belok Kiri Festival

ANTARA FOTO

Belok Kiri akan menjadi virus di kampus-kampus?

 

 

JAKARTA, Indonesia—Penyelenggaran Belok Kiri Festival resmi ditutup pada Sabtu, 19 Maret yang lalu. Apa yang bisa kita pelajari dari festival tersebut? 

Dolorosa Sinaga, seniman yang juga panitia penyelenggara Belok Kiri Festival, mengatakan ada beberapa hal yang perlu dicatat. 

Pertama, latar belakang lahirnya Belok Kiri Festival bukan sekedar acara diskusi atau pemutaran film. Melainkan berawal dari rencana penerbitan buku Sejarah Gerakan Kiri Indonesia untuk Pemula

Buku itu disusun untuk memberikan bacaan alternatif selain buku sejarah yang diproduksi Orde Baru. Di dalamnya dibahas hal yang selama ini tabu untuk dibicarakan: Pembantaian massal pada 1965. 

Kedua, perlawanan terhadap propaganda Orde Baru. Dolo mengatakan, substansi dari acara Belok Kiri Festival adalah melawan propaganda Orde Baru. Karena itu, diskusi di festival dikemas dengan kritis. Temanya antara lain, Marxisme untuk pemula, militerisme untuk pemula, Islam bergerak, media sosial sebagai senjata, hingga workshop gambar sebagai senjata. 

Ketiga, menolak segala bentuk praktik politik perizinan. Dolo menuturkan awalnya festival ini diselengarakan di Taman Ismail Marzuki (TIM), tapi tiba-tiba dibatalkan di menit-menit terakhir. 

“Ini memang modus, tiba-tiba TIM mengatakan kami perlu mendapatkan izin dari kepolisian,” ujarnya. 

Dolo melihat ada persoalan informasi administrasi yang tidak diketahui antara pihak atasan dan bawahan di TIM, sehingga menimbulkan kebingungan pada panitia. 

Padahal, tutur Dolo, sebelumnya ia sering menyelenggaran pameran di TIM dan tak pernah mengurus izin. 

Dolo menengarai ada tekanan dari luar agar TIM mempersoalkan izin penyelenggaran festival tersebut. 

Keempat, semakin dilarang, semakin dibicarakan orang. Dolo mengatakan, pelarangan itu ternyata membawa berkah. “Setelah dilarang antusias masyarakat malah semakin tinggi, Belok Kiri Festival dibicarakan selama sepekan, bahkan media pun meliput secara terus-menerus, ada yang melakukan wawancara mendalam bahkan,” ujarnya. 

Kelima, kaum muda sebagai penggerak. Menurut Dolo, Belok Kiri memang digagas awalnya dari generasi muda, dan digarap oleh generasi muda juga. “Merekalah yang membuat festival ini menjadi bertenaga, mereka bekerjam membuat, dan mengatur ini semua, bahkan gerakan di media sosial, mereka sangat menguasai,” katanya. 

Keenam, jadi ruang lintas generasi. “Ternyata ruang yang kami bangun ini adalah ruang lintas generasi,” ujarnya. Generasi tua berbaur dengan generasi muda, mereka berdiskusi tentang sejarah maupun isu kontemporer. 

Ketujuh, memberikan pencerahan tentang sejarah terutama untuk anak muda. Menurut Dolo, Belok Kiri telah membangun catatan informasi, solidaritas, hingga pencerahan. “Ada yang enggak tahu jadi tahu, yang enggak peduli menjadi peduli, tidak ahistoris lagi dalam sejarah,” katanya. 

Kedelapan, awal mula dari gelombang anak muda yang progresif. “Kalau saya melihat Belok Kiri Festival ini akan menjadi gelombang anak muda yang akan mengubah Indonesia,” ujarnya. 

Ia mengaku dimintai pendapat oleh mahasiswa tentang festival serupa yang akan diselenggarakan di kampus. “Saya bilang, kami kiri festival saja,” katanya. Sebab kiri berarti kritis. 

Menurut Dolo, kiri atau gerakan kritis ini akan menjadi virus di kampus-kampus. 

Kesembilan, Dolo mengatakan festival ini mengajak semua orang untuk berhenti menggunakan istilah-istilah Orde Baru. Misalnya, istilah PKI yang diciptakan Orde Baru. “Penyebutan PKI diganti Partai Komunis, saya pikir harus dimulai, supaya orang tidak takut. Sama seperti ketika orang menyatakan Partai Golkar,” katanya. 

Dan istilah Orde Baru lainnya. Sehingga pembahasan mengenai sejarah masa lalu tidak lagi menjadi tabu. —Rappler.com

BACA JUGA

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!