Menteri Susi: Kapal Taiwan ditembak karena menangkap ikan di wilayah Indonesia

Ursula Florene, Santi Dewi

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Menteri Susi: Kapal Taiwan ditembak karena menangkap ikan di wilayah Indonesia
Namun, Susi membantah tembakan dari kapal KKP menyebabkan kru kapal terluka. Sementara, kru kapal Taiwan membantah melakukan pencurian ikan di wilayah Indonesia.

JAKARTA, Indonesia – (UPDATED) Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti akhirnya memberikan pernyataan resmi mengenai insiden penembakan terhadap dua Kapal Taiwan, Sheng Te Tsai dan Lien I Hsing No 116 yang terjadi pada Senin dini hari, 21 Maret. Dia membenarkan jika pihaknya lah yang bertanggung jawab atas penangkapan kapal Taiwan itu. 

“Itu (yang menangkap) adalah kapalnya KKP bukan milik satuan tugas dan bukan TNI Angkatan Laut,” ujar Susi di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenpolhukam) pada Kamis, 24 Maret. 

Menurutnya, kapal KKP terpaksa menembak kapal Taiwan karena ketika diberikan tembakan peringatan mereka tidak berhenti. 

“Jadi, kapal lagi mancing lewat laut kita, pancingnya jalan kelihatan. Disuruh berhenti tidak mau, kita keluarkan tembakan, jadi ya sama dengan apa yang terjadi dengan kapal dari China itu di Natuna, tidak ada beda,” tutur Susi.

Kendati mengakui telah menembak, tetapi dia membantah penembakan mengakibatkan 20 awak kapal terluka. 

“Tak ada itu yang saya dengar (ada awak kapal terluka),” kata dia.

Pernyataan senada juga disampaikan Menteri Koordinator Bidang Hukum, Politik, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan. Namun, dia memastikan seluruh prosedur peringatan telah dilakukan sesuai hukum. Prosedur tersebut telah melingkupi peringatan bendera, suara, dan tembakan. Bukan diarahkan ke ruang nahkoda seperti yang santer diberitakan.

“Peringatan tembakan di belakang dan buritan,” kata dia.

Ia membantah adanya prosedur yang menyalahi peraturan internasional.

Sementara, Panglima Komando Indonesia kawasan Armada Barat, Laksamana Muda TNI, Achmad Taufiqurahman menjelaskan kronologi penembakan yang bermula dari adanya kecurigaan kapal KKP, Hiu 2804 terhadap sebuah kapal tak berbendera yang tengah menebar pancing long line di perairan Selat Malaka. Diduga kapal itu tengah melakukan pencurian ikan secara ilegal. 

“Kapal Hiu 2804 yang dipimpin Kapten Novri kemudian mencoba melakukan komunikasi dengan kapal tak berbendera itu, namun tak direspons. KKP juga telah melepaskan tembakan peringatan, namun yang bersangkutan juga tidak mau berhenti bahkan akan menabrak kapal Hiu,” papar Taufiq melalui pesan pendek.

Kemudian, mereka juga melepaskan tembakan ke arah anjungan, tapi kapal juga tetap tak berhenti. 

“Untuk menghindari korban, akhirnya kapal melepaskan kapal tersebut menjauhi area perairan Indonesia,” kata dia.

Bantah lakukan pencurian

Namun, kru dari kedua kapal nelayan Taiwan itu membantah disebut tengah melakukan pencurian ikan secara ilegal. Mereka mengatakan justru ditembak ketika tengah melintasi perairan Selat Malaka untuk menuju ke Singapura. Menurut laporan media Focus Taiwan, jika melihat dari kecepatan dua kapal yang diperoleh datanya dari satelit, kecil kemungkinan mereka tengah melakukan pencurian ikan ilegal. 

Direktur Jenderal Perikanan Taiwan, Tsay Tzu-yaw justru menyebut kapal patroli Indonesia telah melanggar aturan internasional dengan melepaskan tembakan ke arah kapal. Tsay menyebut perwakilan Taiwan di Jakarta tengah menggali informasi dari Pemerintah Indonesia mengenai kejadian tersebut. 

Dalam jumpa pers yang dilakukan hari Selasa pagi, Wakil Juru Bicara Kemlu Taiwan, Andrew Lee mengatakan masih terlalu dini jika Taiwan mengajukan protes kepada Indonesia. Sebelum mengajukan protes, Taiwan harus terlebih dahulu mengantongi informasi mengenai lokasi kapal ketika kejadian dan apakah mereka benar-benar melakukan penangkapan ikan secara ilegal. Jika informasi telah didapat, baru Kemlu akan menentukan langkah selanjutnya. 

Pada Rabu sore, 23 Maret, perwakilan kantor dagang dan ekonomi Taiwan (TETO) telah mendatangi kantor KKP untuk meminta klarifikasi. Namun, pejabat TETO enggan menjelaskan hasil dari pertemuan tersebut. 

TNI AL tak terlibat

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Letnan Kolonel Edi Sucipto mengatakan kapal milik TNI AL tidak terlibat dalam aksi penembakan, sebab tak ada kapal mereka yang memiliki nomor lambung kapal empat digit seperti yang disebut oleh nelayan Taiwan. Menurut keterangan kapten kapal Taiwan, kapal yang melepaskan tembakan ke arah mereka memiliki nomor lambung 2804.

“Yang namanya Kapal Republik Indonesia (KRI) tidak ada yang memiliki nomor lambung empat digit. Semua tertulis tiga digit, dimulai dari angka awal 3 hingga 9,” ujar Edi ketika dihubungi Rappler melalui telepon pada Selasa, 22 Maret.

Edi menjelaskan awalan angka “3” itu menunjukkan kapal eskorta, angka “4” itu menujukkan satuan kapal selam, angka depan “5” menunjukkan satuan kapal angkut, angka depan “6” itu menunjukkan kapal cepat, angka depan “7 menunjukkan kapal ranjau, angka depan “8” menujukkan kapal “patroli”, dan terakhir angka depan “9” menunjukkan kapal bantu.

“Itu semua terdiri dari tiga digit nomor dan tidak ada yang memiliki angka awal kepala dua seperti yang disebut tadi,” kata Edi.

Oleh sebab itu, dia turut membantah adanya aksi penembakan terhadap dua kapal nelayan Taiwan.

Lalu, siapa yang melakukan penembakan? Edi mengaku tidak tahu, namun dia menyebut Selat Malaka merupakan perairan internasional. Artinya kapal yang berlayar di sana tidak hanya kapal Indonesia. – Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!