Kodim Malang ajak mahasiswa yang bertikai untuk berdamai

Dyah Ayu Pitaloka

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kodim Malang ajak mahasiswa yang bertikai untuk berdamai
Komandan Kodim menyediakan aula untuk perayaan Paskah bersama dan menciptakan kerukunan awal

JAKARTA, Indonesia – Sehari setelah ratusan mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur (NTT) tinggalkan kota Malang, Jawa Timur, Walikota, Kapolres, Komandan Kodim, dan rektor dari berbagai universitas bertemu pada Kamis, 24 Maret, untuk membahas langkah-langkah untuk mencegah konflik susulan.

Berbicara sesudah pertemuan. Walikota Malang Mochamad Anton menyarankan semua mahasiswa dari uar daerah harus menjalani pembinaan sebelum menempuh pendidikan di Malang. 

“Malang sudah menjadi kota pendidikan, jangankan dari seluruh Indonesia, di sini ada mahasiswa asing yang berasal dari 25 negara lain di dunia,” kata Mochamad pada Kamis, 24 Maret.

“Kami tidak akan melarang (mereka datang ke Malang), tapi sedang mencari jalan agaimana calon mahasiswa yang akan dikirim ke Malang harus dibina untuk mendalami karakter budaya di sini,” katanya.

Pertemuan itu juga diikuti oleh perwakilan Aremania, Forum Komunikasi Umat Beragama Kota Malang, dan perwakilan Forum Komunikasi Pemuda Mahasiswa Indonesia Timur.

Walikota mengaku kehadiran mahasiswa dari luar daerah ikut meningkatkan perekonomian Kota Malang. Dia juga berharap para mahasiswa segera kembali ke Malang. 

Ratusan mahasiswa asal Provinsi Nusa Tenggara Timur meninggalkan Kota Malang pada Rabu, 23 Maret, setelah beredar rumor mahasiswa asal Maluku akan menyerang sebagai pembalasan atas kematian  Nasehan Leplepem alias Moger, seorang mahasiswa asal Maluku pada Minggu, 20 Maret.

Polisi telah menetapkan 3 tersangka dan sedang mengejar satu buron yang disebut memiliki peran penting dalam peristiwa itu.

Rektor Universitas Wisnudardhana Sukowiyono mengatakan terdapat sekitar 212 mahasiswa Unidha pulang kampung pada Rabu, 23 Maret. 

Kodim ajak berdamai

Sementara itu, Komanda Kodim Malang Letkol Arm Aprianko Suseno mengatakan pihaknya akan memfasilitasi perdamaian antara mahasiswa yang bertikai dengan menyediakan aula Kodim untuk perayaan Paskah bersama.

“Paling tidak bisa terwujud kerukunan awal,” katanya.

 

Dia juga menyarankan agar kampus melarang kegiatan primordial dan kegiatan yang berlangsung di atas pukul 21:00 malam. “Kegiatan primordial jika dikembangkan di dalam kampus akan mengundang ketersinggungan dan memunculkan rasa iri dan muncul bibit konflik. Tetapi kalau memang terpaksa, kami berharap ada ijin dari polisi serta mengundang pihak Kodim untuk mengawasi kegiatan tersebut,” katanya.

Dandim juga menyarankan agar kampus memiliki kegiatan ekstra kurikuler yang bersifat kebersamaan untuk melebur rasa cinta pada kesukuan yang berlebihan dan merendahkan yang lain.

“Jika ada yang hobi minum, ada tugasnya para ketua untuk mengarahkan minum di dalam rumah dan tidak berkegiatan. Sebab jika berkegiatan dengan minum yang terjadi adalah kerusuhan,” katanya.

Kapolres Malang Kota AKBP Decky Hendarsono sepakat dengan pemberlakuan jam malam. Selain itu, dia juga berharap akan ada pertemuan besar yang melibatkan senior mahasiswa asal daerah untuk membahas dan menyepakati perdamaian antara satu dengan yang lain.

“Harapan saya ada pertemuan yang melibatkan sesepuh atau mentor mereka, tapi juga mengundang kami, Kodim, babinsa dan yang lain. Jangan alergi, daripada terlambat seperti kemarin,” katanya.

Mantan Kapolres Batu itu juga mengingatkan bahwa membawa senjata tajam di tempat umum adalah melanggar hukum. “Tidak hanya di Malang, di Surabaya, di manapun membawa senjata tajam bisa dihukum berat,  kebiasaan membawa senjata tajam jangan dijadikan pembiaran,” katanya. –Rappler.com

BACA JUGA:

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!