Chile vs Argentina: Saatnya mengakhiri euforia La Roja

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Chile vs Argentina: Saatnya mengakhiri euforia La Roja
Lionel Messi bakal melengkapi puzzle Argentina yang hilang dalam empat pertandingan kualifikasi Piala Dunia mereka.

JAKARTA, Indonesia – Status sebagai juara Copa America 2015 sama sekali tak berbekas di Chile. Dalam kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Conmebol, tim berjuluk La Roja itu berada di posisi kelima klasemen.

Dalam empat kali pertandingan, mereka hanya meraih 7 poin hasil dari 2 kemenangan, sekali seri, dan sekali kalah. Koleksi poin Claudio Bravo dan kawan-kawan sama dengan perolehan Paraguay di posisi keempat.

Situasi itu jelas membuat posisi Chile belum aman untuk memastikan tempat di Rusia dua tahun mendatang. Sebab, hanya empat tim yang bakal otomatis lolos ke pesta sepak bola dunia empat tahunan itu.

Kondisi yang sama juga dialami lawan mereka di final Copa America, Argentina. Pasukan Gerardo Martino itu bahkan lebih buruk. Mereka berada satu setrip tepat di bawah Chile dengan perolehan 5 poin.

Di matchday kelima kualifikasi, kedua tim bakal saling bentrok, Jumat 25 Maret pukul 03.00 WIB di Estadio Nacional Julio Martínez Prádanos, Santiago.

Euforia Chile sebagai juara Copa America terancam dibungkam oleh tim Tango—julukan Argentina. Penyebabnya, La Pulga alias Si Kutu Lionel Messi sudah bisa kembali menjadi andalan rekan-rekannya. Dalam empat laga Argentina sebelumnya, pemain Barcelona itu tidak pernah turun karena cedera.

Setelah absen dua bulan di raksasa Spanyol tersebut, Messi langsung menemukan ketajamannya. Mencetak 12 gol dan lima assist di Liga Primer. Produktivitas tersebut bakal kembali dibawa pemain kelahiran Rosario, Argentina, tersebut dalam laga melawan Chile dini hari nanti.

“Kehadiran Messi membuat kami lebih tenang dan termotivasi. Dia penting bagi tim,” kata Gerardo Martino, pelatih Argentina, seperti dikutip Daily Mail.

Chile harus ketar-ketir dengan situasi tersebut. Pasalnya, kondisi internal mereka sedang labil. Jorge Sampaoli mundur dari kursi kepelatihan setelah hasil buruk beruntun. Posisinya digantikan Juan Antonio Pizzi.

Masalahnya, waktu bagi Pizzi untuk beradaptasi tak lama. Dia harus langsung menjalani debut dengan melawan finalis Piala Dunia Brasil 2014 tersebut.

Apalagi, semua barisan depan Argentina siap diturunkan. Bomber Sergio Aguero, Higuain, dan winger Angel Di Maria siap menjadi para pelayan Messi.

Dengan kehadiran Messi, Martino memiliki sejumlah variasi formasi. Jika sebelumnya dia selalu memainkan sistem 4-2-3-1, kali ini dia bisa menyesuaikan formasi yang familiar bagi Messi di Barcelona, 4-3-3.

Dalam 4-3-3, Messi bisa bermain sebagai false nine atau winger. Tapi, itu berarti Martino bakal menyianyiakan kehadiran dua striker tajam mereka: Gonzalo Higuain dan Sergio Aguero.

Jika salah satu dari mereka diplot sebagai penyerang tengah, Messi bisa berperan sebagai winger di salah satu sayap. Di sayap lainnya, winger Paris Saint-Germain Angel Di Maria bisa diturunkan.

Baik Higuain maupun Aguero, dua-duanya adalah hantu bagi para penjaga gawang.  Higuain menjadi mesin gol Napoli musim ini dengan total 29 gol di Serie A sedangkan Aguero 16 gol di Liga Primer musim ini untuk Manchester City. 

Martino mengaku bingung siapa di antara keduanya yang akan dia pilih. 

“Kami memiliki dua penyerang terbaik di dunia. Jika saya memilih salah satu dari mereka, yang satu pasti akan merasa kecewa,” kata Martino setengah bercanda.—Rappler.com

BACA JUGA:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!