US basketball

Paus Fransiskus mencuci kaki para pencari suaka

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Paus Fransiskus mencuci kaki para pencari suaka
Sang Paus menyatakan tindakan tersebut sebagai perlawanan dari bentuk perang dan penghancuran yang terjadi di Eropa 3 hari lalu

JAKARTA, Indonesia — Paus Fransiskus mencuci kaki sebelas orang pencari suaka dan seorang pekerja di pusat resepsi mereka pada Kamis, 24 Maret.

Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengingatkan kepada masyarakat internasional mengenai pentingnya kebutuhan atas pemberian pelindungan bagi para pencari suaka.

Beberapa pencari suaka, satu orang di antaranya menggendong bayi di tangan, banjir air mata saat Paus berusia 79 tahun tersebut berlutut di hadapan mereka, membasuh kaki mereka dengan air, mengeringkannya dengan handuk, serta mencium mereka.

Perlakuan “fraternal” tersebut merupakan perlawanan dari bentuk “perang dan penghancuran yang terjadi di Eropa tiga hari lalu,” demikian pernyataan Paus yang merujuk pada bom bunuh diri yang terjadi di Brussels, Belgia, yang diklaim sebagai serangan dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

“Di balik tindakan itu, ada para penjual senjata yang menginginkan perang, bukan fraternity,” kata Paus Fransiskus di tengah Castelnuovo di Porto, sebelah Utara kota Roma, Italia.

Mereka yang mengikuti upacara tersebut terdiri dari 4 orang Katolik dari Nigeria, 3 perempuan Koptik asal Eritrea, 3 Muslim asal Mali, Pakistan, dan Suriah, satu orang Hindu asal India, serta satu orang pekerja asal Italia.

Paus: Bukalah pintu untuk para pengungsi

Paus Francis berpose 'selfie' bersama seorang migran saat kunjungannya ke pusat pengungsian di Castelnuovo di Porto, sebelah utara kota Roma, Italia. Foto oleh STR / AFP

“Kita adalah saudara dan kita semua ingin hidup dalam kedamaian,” ujar Paus di hadapan para jemaat saat Misa di salah satu pusat resepsi terbesar di Italia tersebut.

Upacara yang dilakukan pada Kamis Putih tersebut dilakukan untuk memperingati Jamuan Terakhir Yesus Kristus bersama para Rasul.

Pusat resepsi milik Kementerian Dalam Negeri Italia tersebut terdiri dari rumah-rumah yang menampung 892 orang pengungsi dari 25 negara, termasuk 36 perempuan dan 7 anak-anak.

Paus Fransiskus memiliki perhatian yang besar untuk komunitas dunia, khususnya di Eropa, dan membuka pintunya bagi para pengungsi serta memperjuangkan perlawanan atas xenophobia.

Upacara pada Kamis tersebut merupakan rangkaian dari perayaan Paskah yang jatuh pada Minggu, 27 Maret. Sebelumnya, Uskup Argentina juga pernah melakukan upacara pencucian kaki para narapidana dan difabel.

Beberapa saat setelah pemilihannya pada 2013, Paus Fransiskus mengunjungi penjara remaja di mana ia juga melakukan upacara yang sama, termasuk para narapidana Muslim. Paus Fransiskus adalah Paus pertama dalam sejarah yang melakukannya. —Laporan AFP/Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!