Jokowi: Indonesia kutuk serangan bom di Lahore, Pakistan

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Jokowi: Indonesia kutuk serangan bom di Lahore, Pakistan

EPA

Serangan bom bunuh menewaskan setidaknya 65 orang dalam perayaan Paskah di Lahore, Pakistan pada Minggu, 27 Maret

JAKARTA, Indonesia —  (UPDATED) Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengutuk serangan bom bunuh diri yang terjadi saat perayaan Paskah di Lahore, Pakistan. Dalam insiden itu sebanyak 65 orang dilaporkan tewas dan korban luka mencapai 340 orang.

Pelaku bom bunuh diri diketahui masuk ke dalam taman Gulshan-i-Iqbal di Lahore, lalu meledakkan diri di tengah kerumunan anak-anak yang tengah bermain. Sebagian besar korban merupakan warga Kristinai yang tengah merayakan hari Paskah pada Minggu, 27 Maret.

Berdasarkan informasi dari Kementerian Luar Negeri, tidak ada korban yang berasal dari Indonesia. Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi turut menyampaikan duka cita dan simpati mendalam pada korban serta keluarga.

Menurut penuturan seorang saksi, mereka bisa mendengar anak-anak berteriak karena mengeluh sakit ketika terluka. Sementara, kepanikan terlihat di area taman, ketika keluarga mencari orang terkasih yang diduga berada di sana saat bom meledak.

Kepanikan juga terlihat di rumah sakit. Para dokter dan staf medis sibuk merawat para korban di koridor dan lantai rumah sakit. Sementara, pejabat berwenang meminta bantuan donasi darah melalui akun Twitter.

“Ini memang sebuah serangan bom bunuh diri. Pelaku bom berhasil masuk ke dalam taman dan meledakan diri di dekat anak-anak,” ujar pejabat berwenang Lahore, Muhammad Usman.

Javed Ali yang bermukim di seberang taman, mengatakan bom tersebut memiliki daya ledak tinggi, hingga menghancurkan jendela rumahnya.

“Setelah 10 menit saya keluar rumah, tiba-tiba ada potongan tubuh manusia menempel di dinding rumah kami. Orang-orang menangis dan saya bisa mendengar suara mobil ambulans lalu-lalang,” ujar pria berusia 35 tahun itu.

Javed mengatakan keadaan taman sedang penuh dan ada banyak warga Kristiani menghabiskan libur Paskah di sana.

“Saya sudah mengatakan kepada anggota keluarga saya agar tidak bermain di sana,” kata dia.

Sementara, seorang pria bernama Yousaf Masih terlihat panik, karena masih mencari anggota keluarganya.

“Anak-anak saya datang kemari. Sementara, saya di rumah. Saya melihat berita ini di televisi, sementara, anak dan istri saya sempat ke taman ini,” kata Yousaf.

Sementara, kantor berita Reuters melaporkan, sebuah faksi dari kelompok Taliban Pakistan bernama Jamaat-ul-Ahrar mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Mereka juga mengeluarkan tantangan langsung ke pemerintah.

“Targetnya memang warga Kristiani. Kami ingin mengirimkan pesan ini kepada Perdana Menteri Nawaz Sharif bahwa kami sudah memasuki area Lahore,” ujar juru bicara Jamaat-ul-Ahrar, Ehsanullah Ehsan.

Kelompok itu sebelumnya juga pernah mengklaim bertanggung jawab terhadap berbagai serangan besar lainnya usai memisahkan diri dari kelompok Taliban Pakistan pada 2014. Kendati menyatakan setia terhadap kelompok Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS) tapi Jamaat-ul-Ahrar belakangan mengaku telah bergabung kembali dengan Taliban.

Pengecut yang mengerikan

Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengutuk ledakan yang terjadi pada hari Minggu tersebut.

“(Saya) turut berduka dan berbelasungkawa yang mendalam bagi kematian para korban yang tak berdosa,” katanya dalam pernyataan resmi.

Beberapa saat kemudian, Sharif dihubungi oleh rekannya Perdana Menteri India Narendra Modi yang menyatakan bahwa “Warga India berdiri bersama saudara kami di Pakistan dalam kondisi yang berduka ini,” demikian disampaikan oleh media resmi.

Amerika Serikat menyatakan serangan tersebut “pengecut” dan “mengerikan”, sementara pemenang Nobel Perdamaian asal Pakistan Malala Yousafzai menyatakan lewat akun Twitternya: “Pakistan dan seluruh dunia harus bersatu. Semua nyawa berharga, harus dihormati dan dilindungi.”

Juru bicara militer Pakistan menggambarkan ledakan tersebut sebagai “serangan bunuh diri”, dan menambahkan bahwa pihak intelijen sedang memburu para pelaku. Tentara juga telah diturunkan di lokasi kejadian.

Pemerintah Provinsi Punjab, Pakistan, mendeklarasikan tiga hari berduka.

Umat Kristiani merupakan kelompok minoritas di negara mayoritas Muslim, dengan persentase 1,6 persen di negara penduduk total 200 juta jiwa tersebut.

Sebelumnya, serangan yang ditargetkan ke anak-anak juga pernah dilakukan Taliban pada 2014, menewaskan lebih dari 150 orang.

Operasi militer telah dilakukan secara intensif pasca serangan tersebut. Jumlah korban tewas dalam serangan militan di Pakistan pada tahun 2015 merupakan yang terendah sejak dibentuknya Taliban pada 2007.

Kota Lahore cenderung aman dan damai dalam beberapa tahun terakhir, namun para pemberontak telah menunjukan kemampuan mereka untuk menyerang target yang lemah.

Pada Januari 2016, Taliban meluncurkan serangan ke sebuah kampus di kawasan Charsadda, dekar Peshawar, Pakistan, dan menewaskan 21 orang. —Dengan laporan AFP/Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!