Penelitian siswa-siswa SMA Indonesia meluncur ke luar angkasa

Sakinah Ummu Haniy

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Penelitian siswa-siswa SMA Indonesia meluncur ke luar angkasa
Penelitian tentang ragi dan beras dikirim ke International Space Station (ISS) milik NASA pada Rabu, 23 Maret lalu

JAKARTA, Indonesia—Roket Atlas 5 milik National Aeronautics and Space Administration (NASA) meluncur dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, menuju International Space Station (ISS) pada Rabu, 23 Maret lalu.

Peluncuran tersebut mempunyai arti khusus bagi Indonesia. Cygnus cargo freighter yang dibawa roket tersebut memuat dua perangkat eksperimen untuk meneliti pertumbuhan ragi dan padi di luar angkasa.

Kedua eksperimen ilmiah itu disiapkan oleh siswa-siswa dari Indonesia, di bawah arahan JW Saputro selaku project coordinator dan guru mereka di sekolah masing-masing. Kedua perangkat eksperimen itu berhasil lolos uji kelayakan NASA. 

Berikut cerita lengkap hasil perbincangan Rappler dengan Saputro, adjuct professor universitas di Wisconsin, Indiana, dan Michigan, Amerika Serikat yang memperoleh gelar PhD dalam bidang informatika dari University of Wisconsin-Madison tersebut:

Bagaimana proyek ini bermula?

Pada akhir Mei 2015, saat saya pulang mengajar dari Michigan, saya mampir ke California dan bertemu dengan teman-teman di sana. Saya bertemu dengan salah satu pensiunan NASA dan ia mengatakan ada kesempatan untuk mengirimkan eksperimen ke International Space Station.

Lalu saya meminta jatah untuk mengirimkan dua eksperimen dan segera menghubungi pihak sekolah di Indonesia.

Apa tujuan dari proyek ini?

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan inspirasi kepada seluruh bangsa bahwa kita perlu memulai penelitian fundamental dan frontier.

Siapa saja yang terlibat?

Saya menyiapkan dua tim yang melakukan dua eksperimen yang berbeda. Satu tim berasal dari SMA Unggul Del di Laguboti, Sumatera Utara, sementara satu tim lainnya merupakan gabungan siswa SMA Pelita Harapan di Lippo Karawaci, Tangerang, SMA Binus Simprug, Jakarta, SMA BPK Penabur 2 di Bandung, Jawa Barat, dan SMA di Jayapura, Papua.

Apa saja yang dipersiapkan?

Pertama-tama saya menyiapkan tim guru. Empat guru saya ajak ke California, dua orang dari tim di Sumatera Utara, dan dua orang dari tim gabungan.

Mulai Agustus 2015, guru-guru memilih siswa yang akan ikut serta dalam eksperimen ini. Kira-kira pembuatan perangkat eksperimen dilakukan mulai September dan berakhir pada Desember. Saat itu saya ajak para siswa ke NASA Space Research Center di Amerika untuk melakukan test-flight.

Dari mana ide tema eksperimen?

Kami memilih dua eksperimen, how to grow tempe in space dan how to grow rice in space karena dua hal tersebut yang dekat dengan anak-anak. Peluncuran perangkat penelitian pertumbuhan ragi merupakan eksperimen pendahuluan.

Proyek ini juga dipilih karena tempe dan nasi merupakan makanan yang lekat dengan Indonesia.

Bagaimana dukungan dari pemerintah dan dari mana dana penelitian didapatkan?

Pemerintah pada dasarnya sangat mendukung proyek ini, namun karena anggaran pemerintah harus melalui proses birokrasi, sedangkan waktu penelitiannya mepet, akhirnya dana kami dapatkan melalui donasi dan sumbangan dari orang tua siswa.

Apa yang akan dilakukan selanjutnya?

Kedua perangkat eksperimen baru saja tiba di stasiun luar angkasa pada Sabtu, 26 Maret, pukul 18:00 WIB atau tiga hari setelah peluncuran.

Kami akan lihat dari hasil penelitian yang akan berlangsung satu bulan. Akan diamati bagaimana pertumbuhannya, foto-fotonya akan kita download

Mungkin saja penelitian ini akan mengalami kendala nantinya. Karena sifat penelitian memang tidak ada yang pasti.

Kita berharap ragi dan padinya tumbuh, tapi bisa saja tidak tumbuh. Jika tidak tumbuh, kita akan cari sebabnya mengapa tidak tumbuh. Jika berhasil maka bisa dilakukan eksperimen lanjutan.

Apa yang ingin dicapai dari proyek ini?

Tujuan kami adalah untuk memberikan inspirasi. Di Asia, proyek ini merupakan yang pertama kali dilakukan oleh siswa SMA. Sudah ada beberapa SMA di Amerika yang melakukan eksperimen serupa, di Eropa juga sudah ada satu SMA.

Sedangkan untuk di Indonesia, ini merupakan eksperimen yang pertama, tidak hanya untuk siswa SMA, tapi oleh seluruh peneliti, ini yang pertama kali.

Ini merupakan kesempatan emas, jadi kita harus manfaatkan untuk kebaikan bangsa, untuk terus mengobarkan semangat penelitian pada anak-anak muda. —Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!