Leonardo DiCaprio menemui orangutan dan gajah Sumatera di Aceh

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Leonardo DiCaprio menemui orangutan dan gajah Sumatera di Aceh
Leonardo DiCaprio bersama Adrien Brody kunjungi Taman Nasional Gunung Leuser

JAKARTA, Indonesia — Aktor Hollywood, Leonardo DiCaprio, menjejakkan kaki di Taman Nasional Gunung Leuser di Kabupaten Aceh Tenggara, Nangroe Aceh Darussalam, pada Minggu, 27 Maret.

DiCaprio bersama aktor Hollywood lainnya, Adrien Brody, aktor The Pianist, menyaksikan secara langsung keanekaragaman hayati di Stasiun Penelitian Ketambe di mana ia bertemu langsung dengan tiga orangutan Sumatera dewasa yang lokasinya tidak jauh dari kamp penelitian.

Aktor Adrien Brody dikerumuni anak-anak di Ketambe, Aceh. Foto dari gunungleuser.or.id

Belum ada konfirmasi dari pihak DiCaprio mengenai kunjungannya ke Indonesia, namun menurut situs resmi Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), kunjungan Leo —sapaan akrab Aktor Terbaik Academy Awards tahun ini— adalah untuk melihat langsung stasiun penelitian orangutan Sumatera tertua di Indonesia.

“Balai Besar TNGL mendukung pihak-pihak yang beritikad baik membantu konservasi Leuser. Kami juga mengapresiasi pegiat lingkungan yang mengampanyekan kelestarian alam, termasuk Leonardo DiCaprio dan rekan-rekannya ini”, kata Kepala Balai Besar TNGL, Andi Basrul, seperti dikutip dari situs TNGL.

“Yang penting siapapun yang masuk kawasan konservasi tetap mengikuti prosedur dengan mengurus perizinan sesuai peraturan yang berlaku”, kata Andi.

Adrien Brody (kedua dari kiri), Leonardo DiCaprio (tengah) menyebrangi sungai alas. Foto dari gunungleuser.or.id

DiCaprio dikabarkan menghabiskan waktu hingga 2 jam untuk menyaksikan perilaku orangutan Sumatera (Pongo abelii), satwa liar yang 97 persen genetikanya mirip dengan manusia.

Selain orangutan, DiCaprio juga mengunggah fotonya bersama gajah Sumatera. Dari laman Facebook-nya, Leo mengatakan keberadaan kebun sawit di Sumatera bersisian dengan jalur migrasi gajah.

“Keberadaan kebun ini menyulitkan keluarga gajah untuk berpindah ke tempat yang mencari makanan dan air,” tulisnya.

Leonardo DiCaprio merupakan aktor sekaligus aktivis lingkungan yang gencar mengampanyekan perubahan iklim. Melalui Leonardo DiCaprio Foundation, ia aktif mendukung kegiatan konservasi di seluruh dunia. Di Indonesia, yayasan ini membantu konservasi di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh dan hutan Aceh.

Indonesia menjadi lokasi penting bagi mereka karena memiliki keragaman hayati yang sangat tinggi. Tak heran jika kebakaran hutan yang menghabiskan sekitar 2 juta hektar lahan tahun lalu membuat ia tersentak.

DiCaprio pernah mengkritik keserakahan sektor korporasi yang berujung pada rusaknya alam saat berbicara di forum tahunan World Economic Forum (WEF) 2016 di Davos, Swiss, pada 21 Januari 2016.

“Kita tidak bisa membiarkan keserakahan perusahaan-perusahaan yang berasal dari industri perminyakan, batu bara, dan gas menentukan masa depan kemanusiaan,” kata DiCaprio.

“Sepanjang tahun 2015, kebakaran besar di Sumatera telah menghasilkan lebih banyak emisi karbon setiap harinya dibandingkan dengan emisi karbon yang dihasilkan oleh aktivitas perekonomian Amerika Serikat,” ujarnya.

Bekerjasama dengan Rainforest Action Network, ia mengungkapkan bahwa Leonardo DiCaprio Foundation telah melaksanakan inisiatif untuk melestarikan sebanyak lebih dari 2,5 juta hektar hutan hujan di Sumatera, terutama dalam menghadapi pertumbuhan industri minyak sawit.

DiCaprio juga berpidato soal perubahan iklim dalam pidato kemenangan usai meraih Piala Oscar 2016 untuk perannya di film The Revenant

The Revenant merupakan film tentang hubungan manusia dengan alam. Pada 2015, bumi kita mencapai temperatur terpanas dalam sejarah,” kata Leo membuka penjelasannya tetang perubahan iklim.

“Proses produksi The Revenant harus pindah ke wilayah selatan bumi ini hanya untuk menemukan salju. Perubahan iklim benar-benar terjadi saat ini. Perubahan iklim benar-benar merupakan ancaman bagi seluruh spesies, dan kita harus bekerja bersama-sama untuk mencegahnya. Kita harus mendukung para pemimpin di seluruh dunia tidak menyuarakan suara orang-orang yang menghasilkan polusi, melainkan para pemimpin yang berbicara tentang kemanusiaan dan masyarakat adat di seluruh dunia, serta milyaran orang tak berdaya yang mendapatkan efek dari perubahan iklim ini. Untuk anak dari anak-anak kita, dan untuk mereka yang dibungkam oleh ketamakan politis. Saya berterima kasih untuk penghargaan malam ini.”

Leo menutup pidatonya dengan kalimat serangkaian kalimat yang powerful.

Let us not take this planet for granted. I do not take this for granted. Thank you very much. (Jangan kita menganggap remeh planet ini. Saya tidak meremehkan ini [masalah lingkungan]. Terima kasih).”

—Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!