Ahmadiyah Ciamis: LGBT pertanda akhir zaman

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Ahmadiyah Ciamis: LGBT pertanda akhir zaman
Prinsip Ahmadiyah 'love for all, hatred for none' tak berlaku bagi kaum LGBT

 

BANDUNG, Indonesia — Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menolak keberadaan kaum lesbian, biseksual, gay, dan transgender (LGBT) di daerahnya.

Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Wisma sebelumnya merilis data bahwa terdapat 38 warga Ciamis mengidap HIV/AIDS dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, sejak 2013 hingga 2015.

Ketua LSM Wisma, Deni Wahyudi, mengungkapkan bahwa kelompok yang memiliki resiko tinggi HIV/AIDS adalah lelaki suka lelaki, atau yang biasa disebut LSL.

(BACA: Mendampingi gay dan waria di Ciamis)

Maraknya isu LGBT di tingkat nasional turut dikhawatirkan oleh JAI wilayah Ciamis. Mubalig Wilayah Ciamis JAI, Saeful Uyun, menyatakan bahwa pihaknya menolak keberadaan LGBT di daerahnya.

“Kami menolak LGBT,” kata Saeful saat dihubungi Rappler baru-baru ini. 

Mengutip pandangan imam Jemaat Ahmadiyah V, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba, Saeful mengatakan, Ahmadiyah tidak bisa mendukung pernikahan sesama jenis karena Allah berfirman dalam Al-Qur’an akan mengazab suatu kaum yang terlibat dalam homoseksualitas secara luas.

Jemaat Ahmadiyah sebetulnya memiliki prinsip “Love for all, hatred for none” (Cinta untuk semua, kebencian tidak untuk siapapun). Namun, kata Saeful, prinsip itu tidak berarti membenarkan perilaku homoseksual.

“Pengertian ‘Love for all, hatred for none’ bukanlah berarti kita mencintai aktivitas atau perbuatan setiap orang. Jika tidak, maka bagaimana kita bisa mengutuk pembunuh, pemerkosa, dan sebagainya,” kata Saeful.

Imam Ahmadiyah, ujar Saeful, menyatakan keprihatinannya bahwa di masa sekarang ini homoseksualitas dipromosikan sebagai gaya hidup. 

Menanggapi kemungkinan bahwa homoseksualitas adalah perilaku yang dipengaruhi secara genetik, Saeful mengatakan, tetap saja hal itu tidak bisa dijadikan pembenaran terhadap propaganda yang intens untuk melegalkan dan mempromosikan homoseksualitas. 

“Adalah lebih bijaksana jika memperlakukan homoseksualitas dengan cara tetap membiarkan praktek-praktek semacam itu tersembunyi. Prinsip-prinsip yang harus digarisbawahi di sini adalah perlindungan terhadap anggota masyarakat yang rentan diserang, diejek, dikecam, dan sebagainya,” ujar Saeful.

Semakin bertambahnya populasi LGBT, menurut Saeful, karena dipengaruhi oleh lingkungan. Orang-orang menjadi tertarik dengan hubungan sesama jenis dikarenakan interaksi-interaksi sosial mereka. 

“Imam Ahmadiyah memperingatkan bahwa mengubah atau menjadikan perilaku ini menjadi karakter nasional adalah sama saja menggiring ke arah kehancuran.”

Selain itu, telah terjadi degradasi moral di masyarakat.

“Ini juga pertanda zaman sudah akhir,” kata Saeful. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!