Dari final Piala Bhayangkara hingga Rio Haryanto finish di GP Bahrain

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Dari final Piala Bhayangkara hingga Rio Haryanto finish di GP Bahrain

ANTARA FOTO

Arema Cronus sukses menundukkan tim Persib Bandung 2-0 dalam final Piala Bhayangkara pada Minggu malam, 3 April.

JAKARTA, Indonesia — Arema Cronus berhasil menundukkan Persib Bandung dengan skor 2-0 dalam partai final Piala Bhayangkara yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Minggu, 3 April.

Kedua gol untuk Arema dicetak oleh Raphael Maitimo pada menit ke-59 dan Sunarto di menit ke-84.

Dalam penyelenggaraan partai final ini, dijaga ketat oleh pihak kepolisian. Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Moechgiyarto mengatakan sebanyak 11.365 personel yang terdiri dari TNI, Satpol PP dan instansi terkait dilibatkan.

Demi mencegah adanya bentrokan antar pendukung, Moechgiyarto juga sempat mengimbau agar The Viking —ebutan pendukung Persib— dan The Jakmania —sebutan pendukung Persija— tidak datang ke stadion Gelora Bung Karno.

Namun, hal tersebut tidak membuat The Viking surut. Mereka bahkan rela membayar harga tiket pertandingan lebih mahal. Jika ketinggalan pertandingan semalam silakan klik artikelnya di sini. Cek juga foto-foto saat pertandingan final kemarin di sini.

Rio Haryanto finish di posisi 17 dalam GP Bahrain

Pebalap Rio Haryanto akhirnya bisa memenuhi angan-angannya untuk bisa melihat bendera finish di Bahrain International Circuit, Sakhir pada Minggu, 3 April. Rio banyak mengambil hikmah dalam sesi balapan di Melbourne pada Maret lalu, setelah kecewa akibat harus keluar di lap 18 karena masalah teknis di kendaraannya.

Kini, di sirkuit Bahrain pebalap asal Solo itu berhasil finish di posisi ke-17. Padahal, sebelumnya, dia memulai balapan di posisi 20.

Sementara, rekan Rio di tim Manor Racing, Pascal Wehrlein, berhasil finish di posisi 13. Lalu, siapa yang menjadi juara dalam GP Bahrain? Klik artikelnya di sini.

embalap Manor Racing F1 asal Indonesia Rio Haryanto memacu mobil MRT05 saat sesi latihan Bahrain GP di Sirkuit Sakhir, Bahrain, Minggu, 1 April. Foto oleh Manor GP Racing/ANTARA

Pengacara akui Sanusi terima suap

Pengacara Mohamad Sanusi, Krishna Murti mengaku kliennya memang menerima suap dari PT Agung Podomoro Land (APL) sebesar Rp 2 miliar. Uang suap itu diberikan oleh Presiden Direktur PT APL, Ariesman Widjaja melalui asisten pribadinya, Trinanda Prihantoro.

Pemberian uang Rp 2 miliar itu dilakukan dua kali. Pertama pada Senin, 28 Maret, APL menyerahkan uang senilai Rp 1 miliar. Uang tersebut telah digunakan oleh Sanusi sebesar Rp 860 juta.

Kemudian, penyerahan kedua dilakukan pada Kamis, 31 Maret sebesar Rp 1 miliar di sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Jakarta Selatan. Namun, sisa uang Rp 140 juga ditemukan KPK sedang dibawa oleh Sanusi. Maka dalam operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi, dia terjaring menerima Rp 1,14 miliar.

Kendati begitu, Krishna menyebut bukan kliennya yang meminta uang suap itu.

“Inisiatornya swasta,” ujar Krishna di gedung KPK pada Sabtu, 2 April.

Klik di sini untuk mengetahui tujuan pemberian uang suap.

Nelayan minta proyek reklamasi Teluk Jakarta dihentikan

Penangkapan anggota DPRD DKI, Mohamad Sanusi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis, 31 Maret seolah membuka kotak pandora. Ketua KPK, Agus Rahardjo, mengatakan uang suap senilai Rp 2 miliar diterima Sanusi dari PT Agung Podomoro Land (APL) diduga sebagai hadiah mengenai Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) berisi rencana zonasi wilayah pesisir dan rencana strategis pantai Jakarta Utara.

Maka hal itu kembali mencuatkan proyek kontroversial reklamasi Teluk Jakarta. Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) sejak awal sudah menentang proyek tersebut.

Selain berdampak buruk pada kondisi lingkungan pesisir, proyek itu juga berpengaruh terhadap kehidupan nelayan di Teluk Jakarta.

Sayangnya, proyek tersebut terus berjalan. Bahkan di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama, empat izin reklamasi telah diterbitkan.

Mengapa proyek reklamasi Teluk Jakarta dianggap tak memenuhi syarat. Klik artikelnya di sini.

Rachel Maryam bantah gunakan fasilitas negara untuk berlibur ke Prancis

Anggota Komisi I DPR RI, Rachel Maryam membenarkan dirinya memang berlibur ke Prancis bersama keluarga pada akhir Maret lalu. Dia juga tidak menampik memang meminta bantuan ke KBRI Prancis agar dicarikan fasilitas transportasi selama berlibur di Paris.

Namun, dia membantah jika disebut “memalak” Duta Besar Indonesia untuk Prancis supaya permintaan itu dipenuhi. Baca di sini penjelasan Rachel mengenai bocornya surat permintaan agar diberikan fasilitas selama dia dan keluarga berlibur ke Eropa.

Terkuaknya surat Rachel hanya selisih satu hari dari polemik serupa yang dialami kader Partai Hanura Wahyu Dewanto ketika dia plesiran bersama keluarga ke Australia. Namun, yang lebih mencolok surat permintaan fasilitas itu bukan ditulis oleh Wahyu melainkan atas nama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!