Habis Petral, Pertamina lebih hemat?

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Habis Petral, Pertamina lebih hemat?

ANTARA FOTO

BUMN ini menjalankan enam langkah untuk merealisaskan efisiensi dalam pengadaan minyak mentah dan produk minyak

 

JAKARTA, Indonesia – Sepuluh bulan berlalu setelah Petral dibubarkan pada Mei 2015. Anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang sebelumnya menangani pemasaran (dan kemudian impor minyak ketika Indonesia menjadi nett importer), itu sempat menjadi sorotan karena diduga menjadi biang keladi inefisiensi pengadaan minyak mentah dan produk minyak bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu.  

Pada Senin, 4 April, direksi Pertamina mengumumkan bahwa sejak Integrated Supply Chain (ISC) mengambilalih peran Petral, potensi dampak finansial bagi perusahaan sampai 2017 mencapai US$ 651 juta atau sekitar Rp 8,4 triliun dengan nilai tukar Rp 13.000 per dolar AS.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan bahwa yang dimaksud dengan dampak finansial adalah penciptaan nilai tambah bagi perusahaan dan efisiensi yang dihasilkan. Sebelumnya, Pertamina pernah mengatakan bahwa bubarnya Petral mendatangkan keuntungan Rp 250 miliar per hari. 

http://www.rappler.com/indonesia/125552-5-upaya-efisiensi-pertamina-pasca-petral-dibubarkan

Keuntungan didapat dari operasional ISC yang lebih efisien karena langsung di dalam perseroan.

Menurut Dwi, transformasi ISC telah melahirkan tiga tahapan penting, yaitu Fase 1.0 atau fase Quick Win, Fase 2.0 atau fase World Class ISC, dan Fase 3.0 di mana ISC akan menjadi Talent Engine. 

Dari Fase 1.0, ISC telah terbukti memberikan kontribusi nyata bagi kinerja Pertamina secara keseluruhan dengan dihasilkannya efisiensi sebesar US$208,1 juta sepanjang tahun 2015. 

Untuk Fase 2.0, terdapat enam inisiatif yang dikembangkan, yaitu pemilihan minyak mentah berdasarkan nilai keekonomian, penambahan daftar minyak mentah yang dapat diolah di kilang Pertamina, pembenahan kebijakan pengadaan, peningkatan volume minyak mentah domestik, optimasi pengolahan, serta penyederhanaan syarat dan ketentuan pengadaan sesuai dengan standar internasional. 

“Dari insiatif-insiatif yang mulai dilakukan ISC tahun ini, Pertamina berpotensi dapat menciptakan nilai tambah dan efisiensi sebesar US$ 651 juta hingga 2017. Ini tentu sangat menggembirakan apabila ruang-ruang pembenahan dapat dioptimalkan sehingga mendatangkan benefit bagi Pertamina dan juga Indonesia,” kata Dwi.

Terkait dengan proses likuidasi Petral Group yang terdiri dari Zambesi, Petral, dan PES (Pertamina Energy Services Ltd), Dwi mengungkapkan pada Februari 2016 telah dilakukan formal likuidasi. Proses tersebut lebih cepat dibandingkan dengan target sebelumnya, yaitu Juni 2016. 

“Setelah proses tax clearance dari tax authority Hong Kong, Zambesi dan Petral akan dissolved, atau dibubarkan. Proyeksi kami hal tersebut dapat tuntas pada pertengahan tahun ini. Untuk PES sendiri di bawah kontrol likuidator akan terlebih dahulu menuntaskan masalah utang piutang dan akan menyusul proses dissolved,” kata Dwi, yang belakangan disebut-sebut sebagai salah satu calon Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dalam isu kocok-ulang Kabinet Kerja. –Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!