SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia – (UPDATED) Gubernur Kepulauan Riau, Muhammad Sani meninggal dunia setelah dirawat secara intensif di Rumah Sakit Abdi Waluyo Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat, 8 April. Dia berpulang di usia 73 tahun.
“Benar, Pak Gubernur meninggal dunia sekitar pukul 15:00 WIB,” ujar Kepala Biro Humas dan Protokoler Heri Mokhrizal melalui telepon pada Jumat, 8 April.
Kabar duka itu mulai tersebar luas di Tanjungpinang. Sejumlah pejabat Riau dikabarkan akan berangkat ke Jakarta pada Jumat sore.
Heri mengatakan belum diketahui apakah jenazah akan diberangkatkan ke Tanjungpinang atau tidak.
“Kami masih berkoordinasi dengan pihak keluarga. Kalau bisa malam ini akan dibawa ke Tanjungpinang,” ujar dia.
Satu pekan lalu, Sani dikabarkan sakit dan tengah dirawat di Jakarta. Seluruh kegiatan pemerintahan yang seharusnya dihadirinya, kemudian diwakilkan ke Wakil Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun.
Ingin ikut rapat di Istana
Menurut Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Nurdin Basirun, pada hari ini Sani berniat untuk menghadiri undangan Presiden Joko “Jokowi” Widodo dengan para pemimpin kepala daerah di Istana. Tapi, sayangnya Sani sudah dalam kondisi lelah fisik.
“Menurut keluarga, Beliau telah siap berpakaian untuk berangkat. Mungkin karena kelelahan, Beliau membatalkan,” ujar Nurdin yang ditemui di RS Abdi Waluyo.
Kondisi kelelahan fisik ini juga dialami Sani usai menghadiri rapat yang membahas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Saat itu dia langsung diterbangkan ke Singapura untuk berobat.
Berita duka ini juga didengar oleh Presiden Jokowi. Pada sore tadi, mantan Gubernur DKI Jakarta itu turut melayat ke rumah sakit. Dia menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga.
Jasad Sani langsung diterbangkan ke Tanjung Pinang untuk dimakamkan.
Sani dilahirkan di Sungai Ungar, Karimun, Kepulauan Riau pada 11 Mei 1942. Dia terpilih sebagai gubernur menggantikan Ismeth Abdullah dalam pemilihan gubernur langsung pada tahun 2010, kemudian terpilih kembali untuk periode kedua dalam Pilkada serentak pada 2015.
Sani meninggalkan seorang istri bernama Aisyah dan tiga orang anak. -dengan laporan ANTARA/Rappler.com
BACA JUGA:
- Mengenal Dwi Djoko, pejabat Pemda Batam yang diduga …
- Direktur PTSP Batam terlibat ISIS
- Kisah dua pekerja dokumenter asing ditahan imigrasi Batam
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.