Tottenham Hotspur vs MU: Beratnya menjaga peluang juara

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Tottenham Hotspur vs MU: Beratnya menjaga peluang juara

EPA

White Hart Lane menjadi batu sandungan United dalam tiga tahun terakhir.

 

JAKARTA, Indonesia – Tottenham Hotspur benar-benar kewalahan menempel Leicester City di puncak klasemen Liga Primer. Jarak penghuni peringkat kedua itu terus melebar.

Pekan lalu, selisih mereka hanya 5 angka. Tapi, gara-gara ditahan seri Liverpool 1-1, Spurs kembali menjauh sepanjang 7 poin karena Leicester menang atas Souhtampton 1-0.

Belum juga mampu menebus hasil tak maksimal tersebut, Spurs kembali melakoni laga berat: menjamu Manchester United di kandang sendiri, White Hart Lane, pada Minggu, 10 April, pukul 22.00 WIB.

Jarak dengan The Foxes—julukan Leicester—berpeluang kembali melebar. Apalagi, pasukan Claudio Ranieri itu hanya menghadapi klub yang sedang berjuang lepas dari zona degradasi, Sunderland.

Memang, United tak lagi sama. Mereka bukan lagi pemburu gelar juara setelah ditinggal Sir Alex Ferguson pada 2013 lalu. Namun, pada musim ini mereka masih belum menyerah mengejar target paling realistis: finish di posisi keempat.

Tim asuhan Louis van Gaal itu kini berada di posisi kelima. Mereka wajib mendapatkan hasil maksimal jika ingin menempel ketat rival sekotanya, Manchester City, di peringkat empat.

Tradisi seri di White Hart Lane

Masalahnya, Spurs bukan tim sembarangan. Klub ibukota itu kerap mengganjal United. Terutama saat kedua tim bentrok di White Hart Lane. Dalam tiga laga Liga Primer terakhir di stadion London Utara tersebut, United hanya bisa bermain seri.

Musim lalu, keduanya bermain imbang 0-0. Begitu juga di dua laga Liga Primer sebelumnya. Skornya 2-2 dan 1-1.

Jika tren itu berlanjut nanti malam, peluang Wayne Rooney dan kawan-kawan untuk menempel City bakal terganggu. Sebab, anak asuh Manuel Pellegrini itu sudah memastikan kemenangan atas West Bromwich Albion 2-1, Sabtu 9 April.

Hasil imbang atau kalah bakal membuat United semakin jauh dari The Citizens—julukan City.

“Baik Spurs maupun kami berada dalam tekanan yang sama. Spurs harus mengejar Leicester, sedangkan kami harus memperbaiki peringkat,” kata Van Gaal seperti dikutip BBC.

Meskipun begitu, meneer 64 tahun itu bisa sedikit tersenyum. Tiga pemainnya sudah pulih dari cedera. Mereka adalah Phil Jones, Antonio Valencia, dan Ashley Young.

Jika mereka bertiga langsung dimainkan, para pemain belia di sektor sayap seperti bek kiri Cameron-Borthwick Jackson atau Timothy Fosu-Mensah bisa tergusur. Begitu juga Marcus Rashford jika Van Gaal menghendaki Anthony Martial sebagai ujung tombak sedangkan Young menjadi winger.

Tapi, biasanya para pemain yang baru pulih dari cedera panjang tak bisa langsung bermain full 90 menit. Minute play mereka belum bisa banyak.

Begitu juga manajer Spurs Mauricio Pochettino. Dia akan kembali diperkuat Erik Lamela. Tak seperti para pemain United yang mengalami cedera panjang, Lamela baru sekali absen.

Ketiadaan Lamela membuat kekuatan Spurs berkurang hingga ditahan Liverpool.

Lamela bakal menambah agresif barisan depan Spurs yang memang sangat tajam. Harry Kane masih memimpin di daftar pencetak gol terbanyak dengan 22 gol. Dalam empat laga terakhir, pemain 22 tahun itu memborong enam gol!

Situasi bagi United semakin sulit karena mereka harus membagi fokus. Empat hari setelah bentrok dengan Spurs, mereka harus melawat ke kandang West Ham United, Boleyn Ground, untuk melakoni laga ulangan perempat final Piala FA, 14 April.

“Peluang bagi kami di jalur juara masih tetap ada. Enam pertandingan tersisa dan apapun bisa terjadi. Tugas kami hanya terus mengumpulkan tiga poin,” kata Pochettino.—Rappler.com

BACA JUGA:

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!