Setelah protes di Jakarta, perempuan Kendeng ingin bertemu Gubernur Ganjar

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Setelah protes di Jakarta, perempuan Kendeng ingin bertemu Gubernur Ganjar
Keberadaan pabrik semen di Kendeng mengancam masyarakat dan ekosistem lokal

SEMARANG, Indonesia – Setelah melakukan protes di Jakarta, para perempuan dari Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah ingin berdialog dengan Gubernur Ganjar Pranowo, pada Hari Kartini, Kamis, 21 April, untuk membahas penolakan pengajuan analisis dampak lingkungan (Amdal) yang menjadi bagian dari izin pembangunan pabrik semen.

Dialog tersebut diinisiasi oleh Jaringan Solidaritas Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng, praktisi lingkungan, dan mahasiswa Semarang. Menurut rencana, dialog akan diadakan di ruang teater Gedung Thomas Aquinas Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, pukul 13:00 WIB siang.

Anggota Jaringan Solidaritas Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng Nur Kasanah mengatakan 9 ibu-ibu Kendeng yang pekan lalu ikut menggelar aksi pemasungan kaki dengan semen di Jakarta akan ikut hadir dalam diskusi tersebut.

“Kami sengaja mengadakan sarasehan tepat saat peringatan Hari Kartini dengan mengusung tema perempuan membaca amdal agar bisa meneladani semangat Kartini dalam melawan upaya penindasan yang dilakukan pemerintah,” ujar Nur kepada Rappler, Selasa, 19 April.

“Tujuan (diskusi adalah) memahami amdal demi membangun dukungan gerakan masyarakat dalam mempertahankan fungsi karst Kendeng sebagai ekosistem dan budaya,” kata Nur.

Ia menyatakan diskusi membahas amdal pabrik semen karena kawasan Pegunungan Kendeng punya bentang alam sangat luas dari Kabupaten Grobogan, Blora, Rembang, Pati hingga utara Kabupaten Jombang dan Tuban di Jawa Timur.

Menurut Nur, 203,217 jiwa menggantungkan hidupnya pada sumber mata air yang mengalir tanpa putus dari Pegunungan Kendeng. Saat ini, debit air dari Pegunungan Kendeng relatif stabil bahkan mampu mengairi kurang lebih 4.000 hektar sawah di Sukolilo.

Warga sekitar Pegunungan Kendeng menggantungkan hidup mereka pada lahan pertanian, dengan produksi padi tegalan mencapai Rp3,4 miliar, jagung Rp2,8 miliar, panen singkong mencapai Rp1,8 miliar dan cabai Rp 0,8 miliar.

“Itu belum termasuk penghasilan petani yang didapatkan dari sektor peternakan sapi yang mencapai miliaran rupiah,” jelas Nur.

Hutan Kendeng ‘Sang Ibu Pemberi Kehidupan’

Menurut Nur, hutan belantara di kawasan Kendeng terbukti mampu menjadi daerah penyangga resapan air kawasan karst sekaligus menghalau dampak pemanasan global. Dia mengingatkan penambangan batu gamping di kawasan karst beresiko meningkatkan emisi karbon di kawasan tersebut.

Nur mengatakan dengan masuknya pabrik semen di wilayahnya, ekosistem yang ada di Kendeng menjadi terancam.

Perusahaan tambang raksasa berupaya melakukan alih fungsi lahan karst dengan menambang bebatuan kapur sehingga membuat sumber mata air lenyap dan merusak ribuan hektar lahan pertanian dan pemukiman penduduk.

“Padahal Kendeng Sang Ibu Pemberi Kehidupan. Sang Ibu Pemberi Jiwa. Sang Ibu Pertiwi. Saya, kamu dan kita adalah Anak dari Sang Ibu Pertiwi itu. Maka lebih dari 669 hari ibu-ibu mempertahankan Sang Ibu Pertiwi,” kata Nur.

Nur menagih janji Gubernur Ganjar yang mengatakan kepada media massa lokal baha dia bersedia menjadi mediator dalam kasus pabrik semen.

“Kami sudah mengontak Kepala Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah dan menginformasikan kalau Pak Gubernur kemungkinan bisa hadir. Kami ingin menagih janji beliau sebagai mediator,” katanya.

Sementara itu, Kepala Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah, Sinoeng Rahmadi mengaku segera menyusun agenda pertemuan warga Kendeng dengan Gubernur Ganjar.

Ia menerangkan sang gubernur saat ini sedang berada di Surabaya, Jawa Timur untuk menghadiri sosialisasi masyarakat peduli sungai dan baru pulang sore nanti.

“Agendanya akan kami susun begitu beliau pulang dari Surabaya sore ini. Tapi sejauh ini kami belum dapat undangan dialog dengan warga Kendeng,” kata Sinoeng saat dihubungi Rappler. – Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!