Kisah Casih dievakuasi dengan helikopter militer dari kota kekuasaan ISIS

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kisah Casih dievakuasi dengan helikopter militer dari kota kekuasaan ISIS
Walau berhasil dievakuasi, Casih masih gelisah karena memikirkan gajinya selama lima tahun yang belum dibayar majikan.

JAKARTA, Indonesia  – Casih bt Waan, TKI asal Subang, Jawa Barat mengucap syukur ketika berhasil diselamatkan dari wilayah kekuasaan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada Januari 2016 lalu. Dia sempat khawatir tak akan selamat jika tetap tinggal bersama majikannya Tsair bin Samalut di kota Deir Ezzor, Suriah.

Pejabat bidang penerangan, sosial dan budaya KBRI Damaskus AM Sidqi menjelaskan 80 persen dari kota Deir Ezzor dikuasi oleh kelompok militan pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi. Kota itu juga merupakan salah satu wilayah paling menderita kerusakan parah karena menjadi medan perang antara militer Suriah dengan pemberontak Pasukan Pembebas Warga Suriah (FSA), ISIS, dan Jabhat Al-Nusra.

Keberadaan Casih diketahui pada 2015 lalu, ketika majikannya melapor ke militer Suriah.

“Kami melobi Pemerintah Suriah agar menyelamatkan Casih. Kemudian, KBRI Damaskus mengirim nota diplomatik pada 6 Desember 2015 agar pemerinta bisa membantu penjemputan TKI dari Subang itu,” tutur Sidqi yang dihubungi Rappler melalui telepon pada Kamis, 21 April.

Pemerintah Suriah kemudian merespons dengan memerintahkan Kepala Kepolisian Suriah wilayah timur yang bekerja sama dengan Komando Militer Deir Ezzor agar mengevakuasi Casih dengan helikopter ke wilayah yang aman.

“Majikan kemudian mengantar Casih ke pangkalan militer di wilayah Deir Ezzor. Sementara, majikan tidak boleh ikut naik ke dalam helikopter karena militer hanya diperintahkan untuk mengevakuasi Casih,” kata Sidqi.

Belakangan, menurut informasi dari jaringan intelijen Pemerintah Suriah, Tsair bin Samalut dan keluarganya diberitakan ditangkap ISIS. Tsair dianggap musuh ISIS karena telah bekerja sama dengan militer Suriah untuk mengevakuasi Casih keluar dari Deir Ezzor.

Casih kemudian dievakuasi oleh militer Suriah ke Kota Hasakah dan diinapkan di sana selama satu pekan. Dari sana, TKI yang tiba di Suriah pada 2010 lalu itu, diterbangkan ke ibukota Damaskus dengan menggunakan penerbangan swasta, Cham Wings Air.

Gaji lima tahun tak dibayar

Walau bisa menarik nafas lega berhasil selamat dari cengkeraman ISIS, namun masih ada yang mengganjal di pikiran Casih. Gajinya selama lima tahun bekerja di kediaman Tsair belum dibayarkan.

Menurut Sidqi, total gaji yang belum diterima Casih sebesar US$9.000 atau setara Rp119 juta. Dengan gaji per bulan yang diterima Casih tergolong kecil yakni US$150 atau setara Rp2 juta.

Sidqi pun mengaku bingung harus menagih ke siapa lantaran majikan Casih sudah ditangkap ISIS.

“Padahal, Casih masuk ke Suriah secara legal dan jauh sebelum negara ini terbelit perang saudara. Di dalam kontraknya juga terdapat hak asuransi yang bisa diterimanya,” kata dia.

Pemerintah baru mengeluarkan moratorium pengiriman TKI ke wilayah Timur Tengah pada 2011.

Pihak KBRI Damaskus berharap Badan Nasional Perlindungan dan Penempatan TKI (BNP2TKI) bisa ikut memberikan santunan. Paling tidak ketika pulang ke kampung halaman nanti ada hasil kerja keras yang dibagikan ke keluarga.

Rencananya Casih akan dipulangkan ke Tanah Air dari Suriah bersama 50 WNI lainnya pada Selasa, 25 April dan akan tiba di Jakarta keesokan harinya. – Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!