Kerobokan rusuh, Kalapas tuduh Kejari tidak indahkan rekomendasi

Bobby Andalan

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kerobokan rusuh, Kalapas tuduh Kejari tidak indahkan rekomendasi
Lapas Kerobokan minta ke-11 tersangka tidak ditempatkan di lapas tersebut tetapi Kejaksaan Negeri tidak menghiraukan permintaan tersebut

 

DENPASAR, Indonesia – Kepala Lambaga Pemasyarakatan Kerobokan Slamet Prihantara menuduh Kejaksaan Negeri Denpasar tidak menghiraukan rekomendasi untuk tidak menitipkan 11 tersangka pembunuhan anggota Ormas Baladika Bali di lapas tersebut.

Kehadiran 11 tersangka pembunuhan tersebut memicu kerusuhan di Lapas Kerobokan Kamis malam, 21 April. Sempat terjadi dialog dengan kelompok yang menolak. Sudah ada kesepakatan untuk menerima para tersangka, tetapi tiba-tiba penghuni blok D dan H melakukan kerusuhan.

“Kami sebelumnya sudah bersurat dan ini merupakan aspirasi dari anak-anak kami di dalam. Yang intinya, mereka tidak mau menerima orang-orang yang terlibat di (betrok antara Laskar Bali dan Badalika Bali) Teuku Umar dan tersangka kerusuhan di lapas ini,” kata Slamet Prihantara pada Jumat, 22 April.

“Pihak kejaksaan tidak melalui koordinasi, tahu-tahu sudah ada di depan pintu 11 orang ini,” kata Slamet.

“Kami tadi melakukan mediasi, disaksikan aparat kepolisian dan TNI. Ada yang sudah oke. Tapi ada juga yang tidak setuju itu.  Akhirnya situasi memanas,” beber Slamet.

Menurut Slamet, saat berdialog, tiba-tiba ratusan narapidana dari Blok D dan H melakukan penyerangan terhadap 11 orang tersebut.

“Tiba-tiba mereka menyerang ke depan (11 orang ini). Tapi tidak ada yang terluka, karena tidak terjadi benturan. Kita kunci mereka semalam, tapi rupanya pintu dirusak, hingga terjadi aksi pelemparan,” kata Slamet.

Kini, 11 orang tersebut dititipkan di Polresta Denpasar. “Kita titipkan di Polresta demi keamanan dan situasi damai. Nanti rusuh lagi, Bali tidak aman lagi. Nanti kalau sudah ada putusan pengadilan, mereka akan ditaruh di mana, itu teknis,” kata Slamet.

“Saya serahkan semua ke pimpinan, nanti bagaimana evaluasinya. Tugas saya adalah menciptakan situasi kembali damai. Alasan tidak mau menerima apa, yang jelas saya tidak bisa menjawab. Tapi yang pasti mereka tidak mau menerima,” kata Slamet. – Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!