Sunderland vs Arsenal: Amankan tiga besar

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Manchester City mulai menghantui posisi ketiga yang selama ini dikuasai Arsenal.

Alexis Sanchez (kanan) saat bermain melawan West Bromwich Albion. Dia memborong dua gol di laga itu. Foto: EPA/GERRY PENNY

JAKARTA, Indonesia – Liga Primer segera berakhir. Tinggal empat laga lagi. Tapi, penampilan angin-anginan Arsenal tak juga berakhir. Terseok-seok menempel Tottenham Hotspur dalam perburuan gelar, mereka justru lupa mengamankan posisinya sendiri.

Dua kali hasil imbang beruntun atas West Ham United (3-3) dan Crystal Palace (1-1) membuat mereka terancam kehilangan posisinya.

Padahal, beberapa kali Arsene Wenger, manajer Arsenal, menegaskan agar media tidak mencoret mereka dalam persaingan gelar Liga Primer. Tapi, beberapa kali juga manajer asal Prancis itu dikecewakan dengan performa pasukannya.

Posisi peringkat ketiga yang mereka kuasai selama sembilan pekan jelas dalam bahaya. Terpeleset sedikit, tim berjuluk The Gunners itu bisa melorot ke posisi keempat! Sebab, Manchester City yang bertanding sehari sebelumnya sudah memastikan kemenangan atas Stoke City 4-0.

Dan, lebih buruk lagi, Arsenal bisa merosot ke posisi kelima jika kalah konsisten dengan Manchester United. Apalagi, selisih dengan tim Setan Merah itu hanya 4 angka.

Pekan lalu, Per Mertesacker dan kawan-kawan sudah mulai berupaya membalik situasi. Yakni dengan mengalahkan West Bromwich Albion 2-0. Tapi, rasa frustrasi bisa tetap menghantui penampilan mereka. Sebab, ambisi juara sudah tak ada lagi di benak para pemain.

Sunderland ingin lepas dari zona maut

Situasi itu jelas berbeda dibandingkan Sunderland. Mereka berada dalam “zona maut” jurang degradasi. Posisinya pas di peringkat ketiga. Hanya kemenangan yang bisa menjaga mereka bertahan di kasta tertinggi sepak bola Inggris itu.

Dalam hal semangat bertarung, Arsenal jelas bakal kalah dengan Sunderland. The Black Cats—julukan Sunderland—juga bakal mendapat dukungan penuh dari publik Stadium of Light, kandang mereka.

Pekan lalu, semangat bertarung sudah mereka tunjukkan saat mengalahkan Norwich City 3-0. “Kami meraih tiga poin di saat yang sangat tepat,” kata Sam Allardyce, manajer Sunderland.

Big Sam—sebutan Allardyce—tidak silau dengan Arsenal. Memang, perbandingan antara kedua tim bak bumi dan langit. Jika Arsenal konsisten berada di tiga besar, Sunderland justru saat ini adalah penghuni tiga besar dari bawah.

Tapi, liga yang segera berakhir dan ancaman degradasi jelas membuat situasi mental Sunderland bakal berbeda.

Allardyce juga bisa berharap tuah dari Stadium of Light. Di stadion yang sama, Manchester United takluk 1-2 dari John O’Shea dan kawan-kawan. “Saya berharap kami bisa melawan Arsenal seperti saat kami melawan United,” kata Allardyce.

Dua striker Arsenal sedang tumpul

Sunderland bisa memanfaatkan kondisi lini depan Arsenal yang sedang loyo. Sudah delapan laga berturut-turut Olivier Giroud tak mencetak gol. Begitu juga Danny Welbeck. Hanya, mantan bomber United itu lebih mendingan. “Hanya” tiga laga.

Satu-satunya harapan Arsenal tinggal pada produktivitas Alexis Sanchez. Winger Chile itu menandai kembalinya sebagai pahlawan tim dengan dua gol ke gawang West Bromwich Albion pekan lalu.

Sanchez memang sedang berjuang untuk kembali ke penampilan terbaiknya setelah sembuh dari cedera Januari lalu. Dan baru pada Maret dia mulai come back dengan menyumbang satu gol saat Arsenal imbang 2-2 melawan musuh sesama London Utara, Tottenham Hotspur.

Apakah Sanchez akan kembali menjadi pahlawan?—Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!