Manchester City vs Real Madrid: Pengalaman bukan jaminan

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Jam terbang Los Blancos di Liga Champions memang jauh lebih tinggi. Tapi The Citizens kini berbeda.

Para pemain Real Madrid mencoba stadion Manchester City, Etihad Stadium, sebelum laga melawan tuan rumah. Foto: Peter Powell/EPA

JAKARTA, Indonesia – Sejak 2011, Manchester City tak pernah absen di Liga Champions. Tapi, setiap kali tampil di ajang para jawara Eropa itu, mereka selalu dipandang sebelah mata.

Namun, musim ini mulai berbeda.

Kejutan pertama tim berjuluk The Citizens itu muncul saat mereka mampu lepas dari “kutukan” 16 besar. Ya, klub milik Abu Dhabi United Group itu memang tak pernah bisa melewati fase itu. Mereka lolos dengan mengalahkan juara Ukraina Dynamo Kyiv (0-0, 3-1).

Kejutan City tak berhenti di situ. Pasukan Manuel Pellegrini itu menjungkalkan prediksi para pengamat yang lebih manjagokan Paris Saint-Germain (PSG) di perempat final. City membekuk tim Prancis itu dengan agregat 3-2.

Alhasil, penampilan mereka di Liga Champions pun bertabur rekor. Untuk kali pertama dalam sejarah klub mereka lolos ke perempat final dan semifinal.

Sayangnya, lawan di semifinal adalah kolektor 10 piala Liga Champions: Real Madrid. City bakal bentrok dengan raksasa Spanyol itu pada Rabu, 27 April, pukul 01.45 WIB, di Etihad Stadium, kandang City.

Real jelas lebih berpengalaman dalam hal perburuan Si Kuping Besar—julukan piala Liga Champions. Mental mereka tampil di level teratas sepak bola masih terjaga.

Apalagi, sejumlah punggawa utama Real adalah pemain yang sama yang mempersembahkan gelar ke-10 Liga Champions pada 2013-2014. Mereka antara lain Sergio Ramos, Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, Gareth Bale, dan Luka Modric.

Pemain anyar yang datang belakangan, Toni Kroos, juga akrab dengan piala itu. Dia meraihnya bersama Bayern Munich pada 2012-2013 lalu.

Pertahanan Real sedang rapuh

Namun, keunggulan tradisi itu belum menjamin mereka akan lolos dengan mudah ke laga final. Sebab, City kini mulai mengalihkan fokus ke Liga Champions setelah peluang juara domestik sirna.

Dalam laga melawan Stoke City, 23 April, lalu misalnya. Pellegrini menyimpan skuat utamanya. Sergio Aguero hanya bermain 65 menit sedangkan David Silva 57 menit. Raheem Sterling dan Kevin De Bruyne bahkan sama sekali tak dimainkan.

Dengan hanya “separuh” tenaga saja, mereka bisa membekuk Stoke 4-0. Dua gol City bahkan dicetak penyerang belia Kelechi Iheanacho. Kemenangan itu terasa spesial karena berlangsung di Etihad Stadium. Di tempat yang sama mereka akan menjamu Real.

Di tengah produktivitas gol Vincent Kompany dan kawan-kawan, situasi berbeda dialami Real. Kinerja pertahanan mereka dalam sorotan. Kemenangan 3-2 atas Rayo Vallecano ternoda dengan kebobolan dua gol.

Situasi semakin sulit karena Karim Benzema bakal absen. Posisinya akan digantikan Lucas Vazquez.

Pellegrini juga kehilangan salah satu pemain utamanya, Yaya Toure. “Dia mengalami sedikit sakit saat melawan Stoke. Sampai hari ini dia belum pulih,” kata Pellegrini seperti dikutip Sports Mole.

Posisi Toure akan digantikan Fernando untuk berduet engan Fernandinho.

Absennya Toure tak bakal jadi masalah bagi City. Sebab, dalam dua laga terakhir di Liga Champions, mantan pemain Barcelona itu juga nyaris tanpa kontribusi. Dia tidak bermain di leg pertama dan hanya masuk jelang injury time di leg kedua.

Duet Fernando dan Fernandinho justru mulai solid. Kedua gelandang berkarakter bertahan itu memang tidak bagus dalam mempertahankan penguasaan bola seperti Toure. Namun, mereka sangat kuat saat menekan lawan.

Konsekuensinya, dalam dua laga melawan PSG, City memang kalah dalam penguasaan bola. Tapi, permainan mereka juga lebih efektif. Pertahanan mereka lebih kuat meski Zlatan Ibrahimovic dan kawan-kawan terus menyerang.

Bahkan, gelandang bertahan PSG tak kuasa dengan tekanan ketat pemain City.

Situasi yang sama bisa terjadi pada Real. Apalagi jika mereka gampang kehilangan bola di wilayahnya. City bisa menghukum mereka seperti saat meladeni PSG.

Zinedine Zidane, pelatih Real, menganggap peluang kedua tim sama besar. Hanya, atmosfir di antara anak asuhnya mulai berbeda memasuki semifinal Liga Champions ini. “Saya merasa ada suasana yang sama saat kami meraih gelar ke-10,” katanya seperti dikutip Marca. —Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!