Berita hari ini: Selasa, 3 Mei 2016

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Berita hari ini: Selasa, 3 Mei 2016
Berita pilihan redaksi pada Selasa, 3 Mei 2016 dan akan terus diperbarui

Indonesia wRap: Dari peringatan kebebasan hari pers hingga dukungan keadilan bagi korban tindak pemerkosaan di Bengkulu

Kebebasan pers di Indonesia pada kenyataannya masih belum bisa dinikmati sepenuhnya, kendati peringatan World Press Freedom diperingati setiap tahun. Banyak jurnalis yang justru masih menghadapi pembatasan dalam melakukan peliputan. Lalu, bagaimana kelanjutan penyelidikan terhadap kasus kematian remaja asal Bengkulu, YY, yang tewas setelah diperkosa oleh 14 pria? 

Saksikan videonya:

 

KPK: Iuran Rp 1 miliar buat calon ketum Golkar itu politik uang

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarief mengatakan bahwa iuran sebesar Rp 1 miliar yang dibebankan kepada setiap calon ketua umum Partai Golkar masuk dalam kategori politik uang.

“Itu politik uang yang nyata. Mana ada di dunia, kalau mau jadi ketua partai harus nyumbang Rp 1 miliar,” kata Syarief, Selasa. 

Menurutnya, iuran tersebut dibatalkan.

Sebelumnya DPP Golkar membebankan setoran Rp 1 miliar kepada calon ketum. Setoran tersebut dikatakan untuk membantu biaya penyelenggaraan Munaslub di Bali yang mencapai Rp 47 miliar. Selengkapnya di Kompas.com.

Kepsek SMAN 3 Jakarta akui terjadi ‘bullying’ di sekolah

Kepala Sekolah SMAN 3 Jakarta membenarkan telah terjadi kasus perisakan (bullying) di sekolahnya. Dalam sebuah video yang beredar di YouTube, sejumlah siswi disiram air minuman dari botol dan abu rokok.

Mereka juga dimaki-maki, dipaksa mengenakan bra di luar seragam, dan menghisap rokok.

Beredar video aksi bullying siswa SMAN 3 Jakarta di YouTube. Para siswa disiram air dari teh botol dan abu rokok. Mereka juga dimaki-maki dan dipaksa mengenakan bra di luar.

“Aksi bullying ada. Kami sedang mencari data dan menginvestigasi kasus. Kejadian pada Kamis saat pulang sekolah. Pelajar kelas X dibawa keluar sekolah oleh pelajar kelas XII,” kata Kepala Sekolah SMAN 3 Ratna Budiarti, Selasa.

Ratna mengatakan perbuatan tercela ini dilakukan pada Kamis, 28 April, lalu setelah jam pulang sekolah. Selengkapnya di Kompas.com.

 Simpang siur adanya pembayaran tebusan untuk membebaskan sandera Abu Sayyaf

SANDERA DIBEBASKAN. Sejumlah warga dan keluarga dari korban penyanderaan, Bayu Oktavianto, melakukan salat hajat atas berhasilnya pembebasan korban sandera kelompok Abu Sayyaf di Miliran, Delanggu, Klaten, Jawa Tengah, Minggu, 1 Mei. Foto oleh Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA  

Pemberitaan mengenai adanya pembayaran uang tebusan di balik pembebasan 10 ABK tunda Brahma 12 dan Anand 12 dari cengkeraman kelompok milisi Abu Sayyaf menjadi simpang siur. Setelah beberapa Menteri dan komisaris perusahaan pemilik kapal kompak membantah memberikan uang tebusan kepada Abu Sayyaf, pernyataan yang mengejutkan justru datang dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati.

Ketika tengah berbicara dalam diskusi berjudul “Mencari Solusi Rekrutmen PNS yang adil bagi Bidan PTT” di Hotel Double Tree Hilton Jakarta, tiba-tiba Mega berkomentar mengenai proses pembebasan 10 WNI dari kelompok Abu Sayyaf. 

“Situ kok ngurusin sandera. Wong sandera itu sudah ada yang ngurusi. Mending ngurusi ibu-ibu bidan ini. Jelas saja sandera dilepas, wong dibayar kok,” ujar Mega untuk menyindir Menteri Sekretaris Negara, Pratikno yang terpaksa harus pamit lebih awal dari diskusi itu.

Baca selengkapnya di kompas.com. Celetuk Mega pada Senin kemarin akhirnya ditanggapi oleh pihak Istana. 

Sekretaris Kabinet, Pramono Anung tak ingin mengomentari lebih banyak mengenai ketua umum partainya bernaung tersebut.

“Seperti yang sudah saya jelaskan (mereka bisa bebas dengan diplomasi total),” ujar Pramono yang sempat bingung dan tertunduk sebelum memberikan komentar. 

Menteri Koordinator bidang politik, hukum dan keamanan, Luhut Panjaitan juga menunjukkan reaksi kebingungan serupa. Dia mengaku harus mengecek terlebih dahulu ke Istana mengenai komentar Megawati itu. Baca selengkapnya di Tempo.co

Sebuah rumah terbakar di Kampung Luar Batang 

Sebuah rumah semi permanen terbakar di Kampung Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa pagi. Api kini sudah berhasil dipadamkan.

Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Utara Satriadi mengatakan dugaan sementara kebakaran terjadi dikarenakan hubungan arus pendek di lokasi. Tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. 

Kerugian berupa material yakni kurang lebih Rp 20 juta dan sebagian rumah habis terbakar. Laporan dari Kompas.com.

Dosen UMSU tewas ditusuk mahasiswa

DOSEN DIBUNUH. Polisi mengamankan seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara (UMSU) pelaku pembunuh dosen dari amukan massa di dalam Kampus UMSU, Medan, Sumatra Utara, Senin, 2 Mei. Foto oleh Irsan Mulyadi/ANTARA

Dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Nurain Lubis (63 tahun) tewas setelah ditusuk oleh salah satu mahasiswanya. 

Menurut laporan Detik.com, Nurain saat keluar dari toilet. Ia ditusuk di lehernya, tersungkur, dan tewas karena kehabisan darah. 

Pelaku langsung dipukuli oleh mahasiswa UMSU lainnya hingga babak belur. Ia belum dapat diinterogasi oleh polisi mengenai apa motif penusukan tersebut.

Alasan Pemerintah Indonesia irit bicara soal kronologi pembebasan 10 WNI yang disandera Abu Sayyaf

PEMBEBASAN SANDERA. Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Menlu Retno Marsudi (kedua kanan), Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kanan) dan Mensesneg Pratikno (kiri) memberikan keterangan pers terkait WNI yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu, 1 Mei. Foto oleh Setpres/Rusman/ANTARA

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir mengatakan pemerintah memang sengaja tidak mengungkap kronologi pembebasan 10 WNI dari kelompok milisi Abu Sayyaf pada Minggu siang, 1 Mei. Dia mengatakan tindakan itu dilatarbelakangi keamanan WNI  sendiri. 

“Saya selalu bilang bahwa kami tidak bisa bicara karena terkait keamanan WNI kita, jadi kami belum bisa buka-bukaan. Biar lah yang lain yang buka-bukaan,” ujar Arrmanatha yang ditemui di ruang Palapa pada Senin, 2 Mei.

Dia menjelaskan upaya pembebasan itu melibatkan banyak pihak. Namun, tidak dapat menjelaskan siapa saja pihak yang dimaksud karena khawatir dapat membahayakan. 

Tak lama setelah 10 ABK Indonesia berhasil dibebaskan, muncul klaim dari beberapa pihak yang mengaku ikut terlibat dalam proses tersebut. Lalu, apa tanggapan Kemlu mengenai hal itu? Diplomat yang pernah bertugas di New York dan Jenewa itu meminta agar berbagai pihak termasuk media menahan diri ketika mengeluarkan pendapat atau menulis berita.

Pendapat dan berita yang dirujuk oleh Arrmanatha termasuk mengenai adanya uang tebusan yang diduga telah dibayarkan dari perusahaan pemilik kapal, PT Patria Maritime Lines kepada kelompok penculik. 

“Begini teman-teman, Ibu (Retno Marsudi) sudah mengatakan bahwa satu isu sudah selesai, masih ada isu lainnya. Mari kita melangkah ke depan untuk menyelesaikannya,” ujar Arrmanatha sambil mengatakan informasi apa pun yang dikeluarkan dari Indonesia akan dipantau oleh kelompok milisi tersebut.

Pemerintah Indonesia tengah fokus untuk dapat membebaskan 4 WNI yang kini masih disandera oleh kelompok bersenjata Filipina. Diduga keempat pelaut kapal tunda TB Henry dan tongkang Cristi disandera oleh faksi yang berbeda. Selengkapnya baca di Antara.

– Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!