Jamie Vardy, ‘Cinderella’ bengal yang wujudkan mimpinya

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Jamie Vardy, ‘Cinderella’ bengal yang wujudkan mimpinya

EPA

'Nakal' di dalam dan luar lapangan, Jamie Vardy dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Inggris 2016

 

Enam tahun lalu, Jamie Vardy hanya bermain untuk klub sepak bola amatir bersama tim Stocksbridge Park Steels di divisi tujuh Liga Inggris sembari bekerja sebagai tenaga paruh waktu di sebuah pabrik obat.

Kini dia menjadi pemain timnas Inggris yang berkat 22 golnya telah melesatkan Leicester ke tangga juara liga pertamanya, dan menjadi Pemain Terbaik Inggris tahun ini sehingga menggoda Hollywood untuk memfilmkannya.

Cerita tentang Vardy begitu menarik sehingga laman digg.com dan media-media Inggris menuliskannya sebagai kisah bak dalam cerita dongeng Cinderella.

“Dia itu fenomena,” kata bekas kapten Leicester, Steve Walsh, kepada AFP. 

“Apa yang telah dia lakukan membuka mata para pesepakbola kebanyakan. Dia adalah teladan untuk setiap pemain muda yang bercita-cita tinggi.”

Ada beberapa kenangan dari musabab historis Vardy, mulai dari gol jarak jauhnya ke gawang Liverpool, hingga dua golnya ke gawang Sunderland yang membuat muka manajer Claudio Ranieri memerah menahan tangis bahagia pada akhir laga.

Namun pencapaian luar biasanya mungkin adalah saat mencetak gol berturut-turut pada 11 pertandingan antara September dan November tahun lalu yang menjadi rekor di Liga Utama Inggris dan menjadi fondasi bagi musim luar biasa Leicester.

Dikeluarkan dari akademi muda Sheffield Wednesday pada usia 15 tahun karena terlalu kecil, Vardy, kini 29 tahun, tak pernah bermimpi bahwa suatu hari nanti dia bakal diselamati oleh seantero Inggris.

Setelah meninggalkan Sheffield Wednesday, dia menjauhi sepak bola dengan berkuliah jurusan ilmu olah raga di kampus setempat, sebelum bergabung dengan Stocksbridge di mana dia mencapai kemajuan melalui tim muda.

“Dia selalu yang pertama berlatih dan terakhir keluar,” kenang bos Stocksbridge, Allen Bethel. 

Namun kenakalan Vardy kerap membuatnya ditimpa masalah — ia dikeluarkan dari lapangan empat kali pada musim terakhirnya bersama Stocksbridge yang membuatnya urung dipinang Sheffield United — dan ia bermasalah dalam mengendalikan temperan tingginya di lapangan.

Setelah sebuah insiden kenakalan di malam hari, dia dipaksa mengenakan sebuah penanda elektronik dan tidak boleh keluar malam lebih dari pukul 18:30 yang membuatnya sering hanya bisa bermain setengah babak karena jika main penuh dia bakal terlambat pulang ke rumah dengan tepat waktu.

Pemain nakal

Vardy mengenakan gips biru untuk melindungi pergelangan tangan kanannya yang sudah tiga kali retak. Foto oleh EPA  

Mengenang sebuah pertandingan ketika Vardy harus bermain setengah babak untuk kemudian berlari meninggalkan lapangan, bekas manajer Stocksbridge Gary Morrow berkata, “Dia berlari melompati pagar, lalu masuk mobil orang tuanya tanpa sempat ganti pakaian.”

Produktif luar biasa, Vardy pindah ke Halifax Town dari Stocksbridge dan kemudian pindah lagi Fleetwood Town yang menjualnya kepada Leicester pada 2012 dalam harga yang saat itu menjadi rekor termahal untuk transfer non liga,1 juta pound (Rp 19 miliar).

Sejak itu, tonggak sejarah dengan cepat dipancangkannya: 16 gol saat Leicester promosi ke divisi dua Liga Championship, lima gol pada musim pertamanya sebagai pemain Liga Utama Inggris, pertama kalinya memperkuat Timnas Inggris saat melawan juara dunia Jerman Maret lalu yang dimenangkan Inggris 3-2 dan dia menjaringkan gol menawan dari tumitnya yang menjadi gol pertamanya untuk Inggris.

Awalnya dipandang sebagai sekadar pelengkap skuat Roy Hodgson, pria asal Yorkshire yang kurus kuat dan mengenakan gips biru untuk melindungi pergelangan tangan kanannya yang sudah tiga kali retak itu kini memastikan berlaga pada Euro 2016.

Namun demikian, kontroversi tak pernah lepas dari pemain ini.

Agustus tahun lalu, ia terekam sebuah kamera sedang mengeluarkan kata-kata rasis kepada seorang pria Asia di sebuah kasino. Dia kemudian meminta maaf kepada publik.

Dia juga harus absen ketika Leicester tengah menguatkan fondasi menjadi juara setelah diusir ke luar lapangan karena melalukan diving saat seri 2-2 melawan West Ham United dan kemudian mengomeli wasit Jon Moss.

Namun ia tetap dianggap pahlawan oleh para pendukung Leicester, dengan berkata, “Jamie Vardy bikin pesta, bawa vodka-mu dan Charlie-mu!”

Vardy adalah di antara segelintir pemain yang menanjak dari non liga ke timnas Inggris dan pada setiap gol yang dia ciptakan, dia menunjukkan bahwa ada lebih dari satu jalan menuju puncak.

“Aku datang dengan caraku sendiri dan itu membuahkan hasil terbaik untukku,” kata Vardy kepada Daily Telegraph tahun lalu. —Laporan AFP/Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!