Visi baru Arab Saudi buka peluang bisnis untuk Indonesia

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Visi baru Arab Saudi buka peluang bisnis untuk Indonesia

ANTARA FOTO

Arab Saudi membuka peluang dagang yang lebih luas dengan Indonesia. Mereka berniat melepaskan diri dari ketergantungan ekspor minyak.

JAKARTA, Indonesia – Arab Saudi membuka lebar pintu kerja sama bisnis lewat reformasi ekonomi “Visi Arab Saudi 2030”. Melalui visi itu, pelaku usaha Indonesia kini berkesempatan untuk menggarap sektor energi baru dan terbarukan, pembangunan infrastruktur, serta ekspor produk makanan minuman ke negeri petro dollar tersebut.

Untuk itu, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kementerian Perdagangan mempertemukan lebih dari 40 pelaku usaha arab Saudi dengan pebisnis Indonesia dalam misi pembelian (buying mission).

“Ini merupakan upaya untuk meningkatkan hubungan kerja sama bilateral Indonesia dengan Arab Saudi di berbagai sektor, khususnya investasi konstruksi dan ketenagakerjaan profesional,” kata Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Perdagangan Jasa, Arlinda, pada Rabu, 4 Mei 2016 dalam keterangan tertulis yang diterima Rappler.

Kegiatan ini juga didukung oleh sejumlah lembaga lain seperti KJRI Jeddah, Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah, Kementerian Luar Negeri, Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), Kadin, dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).

“Menjodohkan” pebisnis

Misi dagang ini memiliki dua jenis kegiatan, yakni business forum dan business matching (B2B).

Forum bisnis menjadi ajang sosialisasi peluang dan potensi kerjasama Indonesia dengan Arab Saudi di sektor perdagangan. Sedangkan dalam B2B, pelaku Indonesia berkesempatan bertemu dan bernegosiasi lebih dalam dengan pelaku usaha Mekkah selaku mitra dagang. Di sini, kesepakatan kerjasama akan tercapai.

Selain itu, untuk menarik minat, para pengusaha Indonesia juga memamerkan dan mempromosikan produknya. Arlinda meminta pengusaha Indonesia untuk meningkatkan kualitas barang terlebih dahulu.

“Ada kriteria-kriteria yang cukup ketat bagi produk yang dipasarkan di Arab Saudi,” kata dia.

Beberapa di antaranya adalah, perusahaan yang akan memasok produk harus kredibel; khususnya mengenai keamanan jumlah pasokan. Kedua, memenuhi standar internasional yang diisyaratkan yakni Saudi Standrads, Quality and Metrology Organization (SASO). Ketiga, tentu saja memenuhi persyaratan halal.

Mitra dagang potensial

Arab Saudi dan Indonesia memiliki sejarah bilateral yang panjang. Negara ini juga merupakan salah satu mitra dagang yang potensial di kawasan Timur Tengah.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, nilai total perdagangan nonmigas kedua negara pada periode 2011-2015 memperlihatkan pertumbuhan positif 3,89 persen per tahun. Rata-rata nilainya sevesar US$ 1,83 miliar per tahun. Sementara itu, impor nonmigas tercatat sebesar US$ 921,23 juta per tahun di periode sama.

Pada 2015, neraca perdagangan mengalami surplus 29,84 persen. Produk ekspor utama Indonesia ke Arab saudi selama ini adalah kendaraan bermotor; minyak kelapa sawit; tuna; karet dan produk karet; plywood; kertas dan produk kertas; bubur kertas; arang kayu; serta tekstil dan produk tekstil.-Rappler.com

BACA JUGA: 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!