Disikut lawan, Cristian Gonzales alami cedera terparah dalam karirnya

JAKARTA, Indonesia – Laga Arema Cronus kontra Persiba Balikpapan memasuki menit ke-41. Tiba-tiba, wasit Abdul Rahman Salasa menghentikan laga. Dia melihat sosok striker Arema Cristian Gonzales terduduk di tengah lapangan.

Setelah berkonsultasi, pemain berjuluk El Loco pun dibawa ke pinggir lapangan untuk dirawat. Itu membuat pemain naturalisasi asal Uruguay itu akhirnya harus menepi dan digantikan dengan pemain lain.

Awalnya, rasa sakit yang dialami oleh pemain 39 tahun tersebut dianggap cedera biasa. Tapi tidak, setelah dibawa ke rumah sakit Panti Nirmala, Malang, akhirnya terungkap cedera El Loco: patah tulang rusuk kanan.

Target striker berbahaya dalam Indonesia Soccer Championship (ISC) A itupun harus dipendam dalam-dalam. Sebelumnya, dia menegaskan keinginan untuk bisa mencetak minimal satu gol, dalam setiap pertandingan untuk Arema.

Saat dihubungi, El Loco mengakui kondisinya saat ini sudah membaik. Dia terang-terangan mengakui bahwa dirinya disikut oleh pemain nomor 6 Persiba. Yang dimaksud olehnya adalah Ledi Utomo.

Meski membuatnya harus menepi, Gonzales ternyata tak dendam kepada pemain yang membuatnya harus cedera parah.

“Saya tidak ada dendam. Waktu di lapangan, saya duduk dan diam. Mereka tanya saya bilang tidak apa-apa. Bagi saya cedera dalam bermain bola itu hal biasa, tidak ada dendam ke siapapun,” katanya.

Melihat cedera Gonzales, dokter sempat menyarankan kepadanya untuk melakukan operasi. Tapi, pemain yang genap 40 tahun pada 30 Agustus nanti itu ternyata memilih untuk tak mengambil opsi tersebut.

“Saya pilih tanpa operasi dan pengobatan alami. Atau terapi ke ahli tulang,” ungkapnya.

Sang istri Eva Gonzales pun membenarkan. Bahwa suaminya memilih untuk menjalani terapi dan mencoba ke sangkal putung. Itu karena dia memang lebih senang menjalani pengobatan alami tanpa operasi.

Selama menjadi pesepak bola, El Loco mengaku tak pernah mengalami cedera yang parah. Dia juga tak pernah istirahat lama. Tapi, kali ini, dia mengakui bahwa cedera ini adalah yang terparah, selama dia berkarir di sepak bola.

“Harus saya akui, ini cedera terparah sejak 2003, saat itu saya baru main di Indonesia. Ini juga terparah, dari saya berkarir di sepakbola dari 1988,” papar striker Timnas Indonesia tersebut.

Saat disinggung terkait gerakan Ledi yang memang terlihat sengaja ingin mencederainya, Gonzales bersikap dewasa dan bijak. Dengan tenang dia menunjukkan keprofesionalannya. El Loco hanya berpesan agar pemain mendalami arti fairplay.

“Saya pesan kepada pemain sepak bola di Indonesia. Mari kita saling jaga fairplay, tidak saling mencederai. Kita sama-sama cari uang dan makan dari sepak bola,” dia menegaskan.

“Saya sudah lama main bola, jadi tahu, mana yang memang mau mencederai dan tidak,” imbuh pemain bernomor punggung 10 tersebut.

Memang, kerasnya sepakbola Indonesia membuat banyak pemain cedera. Itu sudah menjadi cerita lama. Bahkan eks striker Galatama Mamak Alhadad mengakui dari dulu pemain dituntut cerdik. Jika tidak, maka bisa saja dihajar oleh pemain lawan.

“Dulu itu banyak pemain yang dikenal keras, kalau tidak cerdik, bisa dihajar, bawa bola sedikit dihajar. Tapi sekarang aturan sudah lebih bagus, pemain sudah dilindungi. Permainan sepakbola itu lebih  indah jika tidak saling mencederai, tapi menjunjung fairplay,” pungkasnya.

Selain Gonzales, kerasnya laga kontra Persiba itu membuat Dendi Santoso dan Saiful Indra Cahya juga mengalami cedera parah.

Dendi patah tulang fibula, sementara Saiful Indra cedera Hamstring setelah dihajar pemain lawan. Ketiganya pun dipastikan absen saat Arema melawat ke kandang Madura United, Jumat, 6 April.-Rappler.com

BACA JUGA:

• Arema Cronus vs Persiba Balikpapan: Mengatasi tekanan laga perdana