10 pelajaran dari kampanye digital presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

10 pelajaran dari kampanye digital presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte
10 hal tentang kampanye digital Duterte yang membuatnya kini menjadi presiden terpilih

JAKARTA, Indonesia — Keberhasilan Rodrigo Duterte mencapai pucuk pimpinan Filipina rupanya tak lepas dari jasa kampanye digital. Tim suksesnya memaksimalkan penggunaan sosial media, yang berdampak pada terpilihnya Duterte sebagai presiden yang baru.

Menurut konsultan strategi media sosial di Filipina, Jay Jaboneta, ada 10 hal yang bisa kamu pelajari dari kampanye Duterte:

1. Strategi digital yang paling sukses adalah saat kampanye ini berhasil mengadvokasi Duterte.

Kegiatannya melingkupi basis besar di Facebook, di mana banyak laman khusus Duterte dan grup yang membicarakan dirinya. Juga database e-mail, yang berisi tulisan yang menggugah dan berkualitas. Di sini, pendukung Duterte menjadi kekuatan yang sangat penting, karena mereka bisa menyumbang kisah lewat video, gambar, maupun tulisan.

Selain itu, ada juga kampanye langsung atau kopi darat yang diatur lewat Facebook.

2. Kampanye ini membangun tim relawan yang jumlahnya mencapai ribuan.

Banyak individual profesional dengan berbagai latar yang menjadi bagian tim, seperti Nic Gabunada, yang merupakan bos marketing terkenal dari media ABS-CBN, yang menjadi garda depan pasukan digital Duterte selama masa kampanye.

Tak hanya itu, blogger dan social media specialist juga merelakan waktunya dan saling bekerjasama dengan rekan media tradisional mereka.

3. Berbeda dengan kampanye lain di Filipina, Duterte melancarkan operasi kampanye berbasis data.

Di sini, aspek viralitas konten menjadi acuan utama. Tim kampanye melihat seberapa populer kampanye digital mereka, baik lewat video, gambar, suara, pesan tertulis, dan metode lainnya. Aspek yang performanya rendah akan didorong untuk lebih menyebar lagi. Sedangkan yang sudah populer juga akan jauh lebih didorong lagi, seperti melalui boost Facebook.

4. Tim media sosial menjadi bagian penting dari kampanye, karena memaksimalkan penggunaan media media adalah prioritas utamanya. Di sini, tim itu memiliki prioritas yang sama dengan operasi lapangan, keuangan, dan unit lainnya. 

5. Kampanye ini memiliki tolak ukur kesuksesan yang sederhana: Nilai keterlibatan tinggi di Facebook selama masa kampanye berlangsung.

Kampanye ini memaksimalkan konten yang senada dengan suporter dan pemilih. Membangun hubungan dengan suporter akan berakhir dengan sesuatu yang baik, yaitu keluasan relasi dengan grup relawan lokal hingga internasional.

Ribuan materi kampanye Duterte dibuat oleh pendukungnya.

6. Mengapa materi kampanye Duterte spesial?

Karena para relawan dan pendukung diberi kebebasan untuk merancangnya sesuai dengan interpretasi mereka sendiri. Selain itu, cara penyampaiannya juga diselaraskan dengan apa yang tengah menjadi perhatian para pemilih. Cara ini juga berlangsung di dunia nyata, ketika pendukung membuat desain kaus, bahkan menggunakan uang mereka sendiri untuk menyukseskannya.

7. Koordinasi kuat antara tim digital dan lapangan.

Facebook membuat komunikasi antar individu maupun kelompok pendukung Duterte lebih cepat.

8. Ribuan konten digital dan online dibuat oleh pendukung sendiri. Termasuk juga ratusan lagu dari berbagai artis untuk Duterte. Namun, tujuannya bukan untuk menjual si calon. Melainkan, memperlihatkan antusiasme gerakan di sekitar kampanye.

Lewat cara ini, tim mencoba menggugah orang lain, seolah mereka merupakan bagian dari sesuautu yang besar. Salah satu perusahaan social media mengatakan ini sebagai kampanye oleh penduduk.

9. Tim mengkurasi konten dari para pendukung, dan membaginya berdasarkan target pasar.

Video Facebook dan gambar meme untuk segmen ini. Video informatif dengan kualitas tinggi untuk segmen yang lebih tinggi. Secara keseluruhan, tim mengizinkan para pendukung untuk ikut mengatur kampanye lewat konten.

10. Kandidat, yaitu Duterte, juga membiarkan para pendukung untuk membuat kisah tentang dirinya dan kampanyenya. Pada akhirnya, kandidat meninggalkan kesan kalau ia adalah seorang yang apa adanya. Ketimbang pesaingnya yang harus mengikuti skenario tertentu. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!