5 hal yang perlu kamu tahu mengenai Setya Novanto

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 hal yang perlu kamu tahu mengenai Setya Novanto
Kendati sempat menjadi sosok yang kontroversial, namun Setya Novanto sukses terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode 2016-2019.

JAKARTA, Indonesia – Setya “Setnov” Novanto akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar setelah melalui proses pemungutan suara secara tertutup pada Selasa pagi, 17 Mei. Dia berhasil meraih 277 suara dari 544 pemilih.

Sedangkan seteru terdekatnya, Ade “Akom” Komarudin meraih 173 suara. Setya dan Ade sesungguhnya bisa melaju ke putaran kedua karena berhasil meraih 30 persen suara sesuai dengan tata tertib pemilihan. Tetapi, Ade kemudian memilih untuk mengundurkan diri, sehingga memuluskan jalan bagi Setnov meraih kursi ketua.

Berikut 5 hal yang perlu kamu ketahui mengenai Setnov:

1. Sempat menjadi Ketua DPR
Setya Novanto sempat terpilih menjadi Ketua DPR pada 2 Oktober 2014. Ketika itu dia didukung oleh lima partai politik yang ketika itu bergabung di bawah naungan Koalisi Merah Putih (KMP) yakni Golkar, Gerindra, PKS, PAN dan PPP. Satu partai lainnya ikut mendukung walaupun tidak bergabung dalam KMP yakni Demokrat.

Tetapi dia terpaksa mengundurkan diri setelah dianggap melanggar kode etik dalam kasus perundingan perpanjangan kontrak Freeport. Kasus tersebut ramai dibincangkan publik dengan nama “Papa minta saham”.

Setya dianggap melanggar kode etik karena selaku Ketua DPR, dia mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla untuk meminta jatah saham PT Freeport. Akibatnya, kasus itu bergulir di sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).

Namun, pengunduran diri Setya dilakukan secara tertutup. Ketua sidang, Sufmi Dasco membacakan ulang isi surat pengunduran diri Setya.

“Sehubungan dengan penanganan pengaduan dugaan pelanggaran etika yang sedang berlangsung di MKD DPR, maka untuk menjaga harkat dan martabat serta kehormatan lembaga DPR RI serta demi menciptakan ketenangan masyarakat, dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua DPR RI periode 2014-2019,” ujar Sufmi membacakan isi surat tersebut.

2. Didukung penuh orang Istana
Kehadiran Setya dalam bursa pencalonan ketua umum Partai Golkar sudah didukung penuh oleh orang yang dekat dengan Istana. Sosok itu adalah Menteri Koordinator bidang politik, hukum dan keamanan, Luhut Panjaitan.

Bahkan, Luhut ikut terbang ke Bali dan memantau jalannya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Selain itu, dia turut memanggil dan berbicara dengan 7 kandidat umum lainnya. Diduga pertemuan itu dilakukan agar mereka mendukung Setya Novanto, walau hal tersebut dibantah oleh Luhut.

Sejak pembukaan Munaslub, perebutan kursi ketua sudah diprediksi akan didominasi oleh dua kandidat, yakni Setya Novanto dan Ade Komarudin. Jika Setya didukung oleh Luhut, maka Ade mendapat restu dari Wakil Presiden Jusuf “JK” Kalla.

Hal tersebut juga sudah diketahui oleh Presiden Jokowi. Bahkan, dalam pidato pembukaan Munaslub, Jokowi sempat menyindir Luhut dan JK yang sama-sama mengumpulkan para DPD Golkar.

“Saya katakan, kalau Pak JK itu kan dulu pernah jadi Ketua DPP Golkar. Kalau Pak Luhut kan pernah duduk di Dewan Pertimbangan Golkar,” tutur mantan Gubernur DKI itu pada Sabtu malam, 15 Mei di Nusa Dua, Bali.

Kendati begitu, Jokowi mengaku tetap berupaya netral dan tidak ingin berpihak ke kubu mana pun. Baik Luhut dan JK pun mulai melakukan manuver.

Luhut membawa nama Presiden dan menyampaikan kepada 7 kandidat ketua umum tidak boleh ada nahkoda partai yang rangkap jabatan. Hal tersebut langsung ditepis oleh JK. Dia mengatakan, Presiden Jokowi tidak pernah menyampaikan hal tersebut.

3. Calon ketua umum paling kaya
Di antara 7 kandidat ketua umum lainnya, Setya diketahui merupakan calon yang paling kaya. Berdasarkan laporan harta kekayaan yang diserahkan kepada panitia penyelenggara, kekayaan Setya tercatat Rp 114.769.292.837 dan US$49.150

Sebelumnya, panitia meminta adanya setoran bagi calon ketua umum sebesar Rp 1 miliar kepada partai. Kendati, sempat menimbulkan polemik dan disebut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bisa dikategorikan politik uang, tetapi ke-8 calon ketua umum tetap membayarkannya.

4. Sosok kontroversial
Selain kasus “Papa Minta Saham”, Setya juga pernah disebut tersangkut dalam beberapa kasus lainnya. Tetapi, tak pernah tersentuh oleh hukum. Berikut adalah beberapa kasusnya:

5. Janji rekonsiliasi Partai Golkar
Usai terpilih menjadi Ketua Umum baru Partai Golkar, Setya berjanji akan melakukan rekonsiliasi dari pusat hingga ke daerah. Hal itu masuk ke dalam program 100 hari kerja Setya nanti.

Dia juga berjanji akan mengajak 7 kandidat ketua umum lainnya untuk bergabung dan bekerja sama.

“Insya Allah tidak akan ada konflik. Saya juga akan bekerja sama dengan partai lain selama periode 3 tahun ke depan,” kata Setya.

Setya pun turut mendukung arah kebijakan Golkar yang baru yakni keluar dari Koalisi Merah Putih dan merapat ke pemerintahan Jokowi dan JK.

“Saya juga akan mencari waktu untuk mengundurkan diri dari Ketua Fraksi Partai Golkar,” tutur dia. – Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!